Shortcut Cibungur Tanjungrasa Percepat Angkutan Massal Jabar

  • Oleh :

Jum'at, 13/Feb/2015 06:00 WIB


BANDUNG (beritatrans.com) - Pembangunan jalur pintas (shortcut) kereta api dari Cibungur ke Tanjungrasa Purwakarta sepanjang 12 kilometer merupakan bagian dari komitmen Jawa Barat untuk mendorong akselerasi transportasi massal di provinsi itu."Jalur shortcut Cibungur-Tanjungrasa sudah hampir rampung pembebasan lahannya, bahkan pembangunan fisiknya sudah mulai dilakukan," kata Staf Ahli Gubernur Jabar bidang ekonomi dan transportasi Dicky Saromi di Bandung, Kamis (12/2/2015).Menurut Dicky, jalur shortcut itu akan memperpendek jalur KA dari Bandung menuju Cirebon dan Semarang. Bila saat ini KA dari Bandung yang akan menuju Cirebon harus berputar di Cikampek, namun dengan beroperasinya shortcut KA itu, KA tidak perlu lagi ke Cikampek."Setelah rampung, KA dari jalur Bandung akan langsung menggunakan jalur itu ke Cirebon selanjutnya ke Semarang. Tidak perlu ke Cikampek dulu, dari sisi efesiensi bisa lebih baik," kata Dicky.Dengan adanya jalur pintas itu, maka angkutan massal dari Bandung ke Cirebon yang di jalur pantura akan lebih optimal. Selain angkutan penumpang, jalur itu juga akan memaksimalkan pengangkutan barang dan batubara yang selama ini diangkut dari Cirebon ke Bandung menggunakan truk.Dengan waktu yang lebih singkat maka jalur itu akan lebih merangsang penumpang untuk menggunakan angkutan massal tersebut."Jabar memandang angkutan masa depan adalah KA, sehingga kami komitmen mendorong pembangunan sarana dan prasarana KA dan juga monorel," katanya seperti diberitakan Antara.Selain itu, Jabar juga mendorong dan memasukan program reaktivasi dan revitalisasi jalur KA yang mati di Jabar masuk ke dalam program transportasi Jabar dalam beberapa tahun ke depan."Untuk program double track sudah dilakukan di Pantura, tinggal di jalur selatan," katanya.Dicky yang juga mantan Kepala Dinas Perhubungan Jabar itu menyebutkan sejumlah jalur KA yang mati yang diprogramkan akan direvitaliasi adalah jalur Banjar-Pangandaran-Cijulang, Tasikmalaya- Padayungan, Cibatu-Garut-Cikajang, Bandung-Baleendah-Ciwidey dan beberapa jalur mati lainnya."Butuh waktu lama dan anggaran yang tidak sedikit, namun itu adalah masa depan transportasi di Jabar, untuk mengurangi kemacetan akibat pertumbuhan kendaraan darat yang belum bisa ditekan," kata Dicky.Ia berharap masyarakat untuk memaksimalkan angkutan barang dengan menggunakan KA yang disinergikan dengan angkutan ke Bandara maupun ke Pelabuhan yang nantinya akan dikembangkan di Jabar," kata Dicky Saromi menambahkan. (aliy)