SCI: Meski Kecil, Sektor Logistik masih Tumbuh di Triwulan I

  • Oleh : Naomy

Selasa, 12/Mei/2020 12:52 WIB


BANDUNG (BeritaTrans.com) - Meski kecil yakni 1,27 persen, sektor logistik masih tumbuh di triwulan I tahun 2020."Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), Supply Chain Indonesia (SCI) mencatat pertumbuhan sektor logistik (lapangan usaha transportasi dan pergudangan) pada triwulan I-2020 sebesar 1,27% (y-on-y). Pada semester I-2019, sektor logistik tumbuh 5,45%," ujar Chairman SCI Setijadi dalam keterangan tertulis, Selasa (12/5/2020).Sektor logistik mencakup sub sektor pergudangan dan jasa penunjang angkutan, serta pos dan kurir. Sektor logistik juga mencakup sub sektor transportasi per moda, yatu rel; darat; laut; udara; serta sungai, danau, dan penyeberangan.Dia menguraikan, pertumbuhan sektor logistik pada pada triwulan I-2020 terutama didorong industri pengolahan (sebesar 2,06% y-on-y); akomodasi makan dan minum (1,95%); serta perdagangan (1,60%). Pada triwulan tersebut pertanian, kehutanan, dan perikanan hanya tumbuh sebesar 0,02%.Terjadi penurunan pertumbuhan pada sektor-sektor tersebut, baik industri pengolahan (-1,79%); akomodasi makan dan minum (-3,92%); perdagangan (-3,61%); serta pertanian, kehutanan, dan perikanan (-1,80%). "Analisis SCI berdasarkan data BPS menunjukkan pada triwulan I-2020 sub sektor transportasi yang mengalami tingkat pertumbuhan tertinggi (y-on-y) adalah angkutan laut yaitu sebesar 5,93%; diikuti oleh angkutan darat (5,15%); dan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan (1,16%). Pertumbuhan negatif terjadi pada angkutan rel (-6,96%) dan angkutan udara (-13,31%)," urainya.Sementara itu, sub sektor pergudangan dan jasa penunjang angkutan, serta pos dan kurir juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar -0,73% (y-on-y).Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), semua subsektor transportasi tersebut kata dia, pada triwulan I-2020 mengalami pertumbuhan negatif, dengan penurunan tertinggi pada angkutan udara (-23,11%); diikuti angkutan rel (-14,22%), angkutan sungai, danau, dan penyeberangan (-4,16%); angkutan laut (-4,07%); dan angkutan darat (-0,67%).Subsektor pergudangan dan jasa penunjang angkutan, serta pos dan kurir mengalami pertumbuhan negatif q-to-q cukup besar, yaitu sebesar -10,89%.Setijadi menyebutkan, penurunan volume sektor logistik sangat dipengaruhi dampak pandemi Covid-19 yang berimbas terhadap penurunan permintaan barang dan komoditas, maupun aktivitas industri."Bahkan konsumsi rumah tangga yang berkontribusi terbesar dalam PDB mengalami penurunan pertumbuhan dari 5,02% pada triwulan I-2019 menjadi 2,84% pada triwulan I-2020," imbuhnya.Penurunan volume sektor logistik juga dipengaruhi pertumbuhan negatif ekspor dan impor Indonesia. Pertumbuhan ekspor sebesar -6,37% dan impor sebesar -11,89% (q-to-q). Penurunan ekspor dan impor terja`di karena industri Indonesia menjadi bagian dari global supply chain yang terdampak pandemi Covid-19."Penurunan impor yang besar itu di samping karena penurunan permintaan dalam negeri juga menunjukkan ketergantungan industri Indonesia terhadap pasokan barang modal dan bahan baku dari luar negeri," tutup Setijadi. (omy)