Singapore Airlines Rugi Rp2,2 Triliun

  • Oleh :

Sabtu, 16/Mei/2020 22:36 WIB


SINGAPURA (BeritaTrans.com) - Maskapai penerbangan Singapore Airlines (SIA) Group melaporkan kerugian bersih sebesar 212 juta dollar Singapura atau setara sekira Rp 2,2 triliun (kurs Rp 10.424 per dollar Singapura) untuk tahun fiskal 2019 yang berakhir pada Maret 2020. Ini adalah kerugian bersih tahunan pertama Singapore Airlines dalam 48 tahun. Ini berkebalikan dengan laba bersih sebesar 683 juta dollar Singapura atau setara sekira Rp 7,1 triliun pada tahun sebelumnya.Dilansir dari Business Traveller, Sabtu (16/5/2020), adapun pada periode Januari hingga Maret 2020, Singapore Airlines menderita kerugian sebesar 732 juta dollar Singapura atau setara sekira Rp 7,6 triliun. Angka tersebut anjlok dibandingkan laba bersih sebesar 203 juta dollar Singapura atau setara sekitar Rp 2,1 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pada akhir Maret 2020, Singapore Airlines mengumumkan pembatalan penerbangan tahap pertama. Saat itu, maskapai tersebut mengatakan memangkas 96 persen penerbangan berjadwalnya akibat pagebluk virus corona. Kemudian, Singapore Airlines memperpanjang masa pembatalan penerbangan hingga akhir Juni 2020.Merosot tajamnya lalu lintas penumpang pada akhir kuartal IV 2019 berdampak pada anjloknya pendapatan. Singapore Airlines melaporkan pendapatan anjlok 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. "Prospek pemulihan pada penerbangan internasional dalam beberapa bulan ke depan bergantung pada kapan pelonggaran larangan penerbangan dan pengendalian perbatasan," ujar Singapore Airlines dalam pernyataan resminya. Singapore Airlines juga menyebut, belum ada kejelasan mengenai waktu pemulihan permintasn transportasi udara. Namun, ada beberapa tanda pengurangan krisis terkait virus corona. "Grup (SIA) akan menjaga konektivitas penerbangan minimum di dalam jaringannya selama periode ini, sambil memastikan fleksibilitas untuk meningkatkan kapasitas apabila ada kenaikan permintaan," jelas Singapore Airlines.Meskipun permintaan penerbangan komersil mencapai level terendah, namun Singapore Airlines menyatakan permintaan kargo udara cenderung kuat, yang akan menjaga pendapatan kargo dalam jangka pendek. Selain itu, Singapore Airlines juga menjajaki peluang bisnis penerbangan kargo. (dan/kompas)