10 Persen Penumpang Pesawat Reaktif Setelah Ikut Rapid Test di Bandara Semarang

  • Oleh :

Kamis, 25/Jun/2020 22:47 WIB


SEMARANG (BeritaTrans.com) - Sekiranya ada 1.500 penumpang pesawat menjalani rapid test yang tersedia di Posko Covid-19 di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang. Menurut Kevin Ardiansyah, Koordinator Posko Covid-19 Bandara Jenderal Ahmad Yani, sejak layanan Covid-19 dibuka pada 8 Juni sampai sekarang, terdapat 70-100 orang yang ikut rapid test."Kalau dilihat sampai sekarang antusiasme penumpang pesawat yang menjalani rapid test di sini sangat tinggi. Karena mereka merasa hasil rapidnya cepat. Terus harganya cukup terjangkau," kata Kevin kepada IDN Times, Kamis (25/6/2020).1. Ditemukan 10 persen penumpang pesawat yang reaktif COVID-19Ia berkata dari ribuan orang itu, pihaknya menemukan sekitar 10 persen di antaranya diketahui reaktif COVID-19. "Ada sekitar 10 persen atau kurang dari 10 orang yang reaktif. Mereka diswab," terangnya.2. Layanan rapid test di Bandara Ahmad Yani jadi pilihan bagi penumpang pesawat yang keceleLayanan rapid test yang diberikan di Bandara Ahmad Yani jadi pilihan bagi para penumpang pesawat yang kecele dengan aturan new normal yang diberlakukan oleh Menhub Budi Karya Sumardi. Kevin bilang sejumlah penumpang rute domestik yang tidak punya dokumen rapid untuk izin terbang, akhirnya memutuskan menjalani rapid test di poskonya. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pengguna layanan rapid test juga berasal dari para pekerja yang hendak pulang ke Kalimantan dan Sulawesi menggunakan pesawat."Kebanyakan yang kemari itu penumpang domestik yang belum punya dokumen rapid untuk terbang. Dan ada juga orang yang kecele sama aturan Kemenhub. Ternyata hasil rapidnya sudah kedaluwarsa. Soalnya aturannya dari gugus covid, hasil rapidnya cuma berlaku empat hari," tuturnya.3. Petugas Posko COVID-19 Bandara Ahmad Yani: Tarif rapid test kami Rp290 RibuLebih jauh lagi, ia menyebut layanan rapid test di poskonya dikenai tarif Rp290 ribu. Tarif tersebut menurutnya cenderung murah ketimbang harga yang ditawarkan di setiap rumah sakit."Tarif rapid di posko kita cuma Rp290 ribu. Soalnya yang diambil hanya sampel darah saja. Itu pun hasilnya bisa langsung keluar sekitar 20 menit. Beda lagi di rumah sakit. Biasanya pengelola rumah sakit sudah menentukan paket komplitnya sekalian. Disuruh cek vena, cek jantung, gula darah dan lainnya. Itu yang bikin biaya rapid tesnya jadi mahal banget," urainya. (dan/idntimes)