Penumpang Turun 90 Persen, Garuda Genjot Pemulihan Kinerja di Tengah Pandemi Covid-19

  • Oleh : Naomy

Senin, 03/Agu/2020 16:58 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Maskapai plat merah PT Garuda Indonesia (Persero) TBK (IDX Code :GIAA) genjot upaya pemulihan kinerja Perseroan ditengah tekanan kinerja imbas pandemi Covid-19.Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebutkan, pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan terhadap kinerja Perseroan, di mana dengan adanya pembatasan pergerakan dan penerbangan pada masa pandemi, rata-rata frekuensi penerbangan menurun drastis."Dari yang sebelumnya melayani lebih dari 400 penerbangan per harinya menjadi hanya berkisar di angka 100 penerbangan per hari. Disamping itu, jumlah penumpang juga mengalami penurunan tajam hingga mencapai 90 persen," ungkap Irfan dalam keterangan tertulis, Senin (3/8/2020).Namun pihaknya terus memperkuat langkah pemulihan kinerja seoptimal mungkin agar Perseroan dapat segera rebound dan memperoleh pencapaian kinerja yang semakin membaik."Fokus utama kami mengupayakan perbaikan fundamental Perseroan secara terukur dan berkelanjutan," ujarnya.Upaya pemulihan kinerja dilakukan secara menyeluruh pada lini bisnis Perseroan meliputi langkah optimalisasi pendapatan penumpang penerbangan berjadwal, layanan kargo udara hingga penerbangan charter. Disamping itu, Perseroan turut menjalankan langkah strategis dari aspek pengelolaan biaya melalui upaya negosiasi biaya sewa pesawat, restrukturisasi hutang, hingga implementasi efisiensi di seluruh lini operasional guna menyelaraskan tren supply & demand di masa pandemi ini.Berdasarkan laporan keuangan (unaudited) Semester 1 - 2020, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha US$917,28 juta atau turun sebesar 58,18 persenyear on year(yoy) dari periode sebelumnya sebesar US$2,19 miliar. Capaian pendapatan usaha tersebut kata Irfan, ditunjang pertumbuhan pendapatan penerbangan tidak berjadwal sebesar 392,48 persen menjadi US$ 21,54 juta dari periode sebelumnya sebesar US$ 4,37 juta."Pendapatan penerbangan berjadwal tercatat sebesar US$ 750,25 juta. Sementara itu, Perseroan membukukan pendapatan lainnya sebesar US$ 145,47 juta," imbuhnya.Lebih lanjut, Garuda membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$712,72 juta. Sementara itu, beban usaha Perseroan berkurang menjadi US$1,64 miliar dibandingkan sebelumnya US$2,10 miliar.Pandemi Covid-19 mengantarkan industri penerbangan dunia berada pada titik terendahnya di sepanjang sejarah. "Kendati berada di tengah situasi sulit, Garuda optimistis dengan upaya pemulihan kinerja yang telah dilakukan dan dengan dukungan penuh Pemerintah serta soliditas stakeholder penerbangan, Perseroan dapat terus bertahan dan kembali bangkit," tutup Irfan. (omy)