INACA Dorong Penerapan Pemeriksaan Kesehatan Digital di Bandara

  • Oleh : Naomy

Jum'at, 28/Agu/2020 18:57 WIB


TANGERANG (BeritaTrans.com) - Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mendorong diterapkannya digitalisasi pemeriksaan kesehatan di bandara oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mempermudah masyarakat yang akan terbang.Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja mengemukakan, pemeriksaan dokumen kesehatan calon penumpang oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) merupakan tugas dari Kemenkes."Petugas KKP berwenang menentukan seorang calon penumpang dapat masuk ke dalam pesawat untuk ikut terbang atau tidak, setelah memeriksa dokumen berupa surat keterangan/hasil laboratorium rapid test. Jika calon penumpang dinyatakan non reaktif, maka ia diizinkan untuk terbang. Sebaliknya, jika reaktif maka jangan harap bisa masuk ke pesawat," urai Denon di Tangerang, Jumat (28/8/2020).Saat ini proses pemeriksaan dokumen kesehatan ini panjang, karena masih dilakukan secara manual oleh KKP.INACA hari ini melaksanakan Safe Travel Campaign seri ke-empat di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng sebelum terbang ke Denpasar, Bali menggunakan pesawat AirAsia Indonesia.Tidak heran, kata dia, bila pada jam-jam tertentu di bandara terlihat antrean penumpang mengular panjang demi mendapatkan stempel izin terbang dari petugas KKP."Karena dikerjakannya masih manual, dicek satu per satu, makanya antre lama. Kami ingin KKP mengganti metode pemeriksaan secara digital, seperti yang sudah diterapkan pada Indonesia Health Alert Card (eHAC)," ujarnya.Dia menilai, bila petugas KKP bisa melakukan pemeriksaan lebih cepat, maka akan bertambah jumlah masyarakat yang antusias untuk terbang lagi. Karena terbukti terbang di masa New Normal sangat mudah dan tidak perlu antre panjang.Hal tersebut juga akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia yang merosot akibat pandemi Covid-19 ini.Denon berharap, dengan persyaratan menggunakan moda transportasi udara yang semakin mudah maka di akhir tahun nanti jumlah penumpang semakin meningkat."Safe Travel Campaign ingin mengembalikan rasa percaya diri masyarakat untuk bepergian dan berlibur lagi. Terutama ke 10 destinasi wisata utama di Indonesia yang ditetapkan pemerintah," kata Denon.(omy)