SCI Apresiasi Kolaborasi PT SPIL & Unilever terapkan API Connection

  • Oleh :

Minggu, 06/Sep/2020 13:55 WIB


JAKARTA(BeritaTrans.com)-Supply Chain Indonesia (SCI) mengapresiasi kolaborasi antara PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) dan PT Unilever Indonesia, Tbk. (ULI) dalam pemanfaatan teknologi informasi dengan menerapkan Application Programming Interface (API) Connection. Kerja sama perusahaan manufaktur dan pelayaran itu menghubungkan sistem dari kedua perusahaan itu untuk mempercepat pengiriman barang, kata Chairman SCI Setijadi, dalam keterangan persnya Minggu (6/9/2020).Kerja sama antara SPIL dan ULI tersebut bermanfaat untuk memastikan kecepatan dan akurasi informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan manufaktur itu untuk melihat status pengiriman yang dilakukan oleh SPIL. Setijadi menyatakan kerja sama itu merupakan salah satu bentuk penerapan digitalisasi yang sudah harus diterapkan untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas operasional. Penerapan teknologi informasi itu meningkatkan kinerja penyedia jasa logistik. Selain itu, hal ini akan berdampak terhadap kinerja pengguna jasa logistik yang akan mempengaruhi daya saingnya.Menurut Setijadi, perusahaan harus mengikuti tren teknologi yang saat ini sedang berkembang seperti big data analytics, cloud logistics, internet of things, serta robotics and automation. Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan perkembangan sosial dan bisnis seperti omni channel logistics, digital work, dan logistics marketplaces. Penerapan teknologi blockchain, misalnya, dilakukan dengan pencatatan transaksi, pelacakan aset, serta pembentukan sistem yang transparan dan efisien dalam mengelola semua dokumen yang terlibat dalam proses logistik untuk memecahkan silo proses yang terfragmentasi. Setijadi menjelaskan otomatisasi proses secara umum dapat meningkatkan efisiensi biaya yang relevan hingga 20%. Sementara, dalam pengelolaan aset perusahaan, digitalisasi dapat berdampak terhadap peningkatan margin sekitar 5%.Sistem informasi seperti yang dibangun SPIL dan ULI itu secara nasional akan mempengaruhi kinerja tracking & tracing yang merupakan salah satu dari enam dimensi dalam Logistics Performance Index (LPI) yang menunjukkan kinerja international gateways dan konektivitas dalam negeri.LPI terakhir (2018) menunjukkan untuk dimensi itu, Indonesia berada pada peringkat 39 dari 167 negara dengan skor 3,30. Di antara negara-negara Asean, posisi Indonesia di bawah Singapore (skor 4,08), Thailand (3,47), Vietnam (3,45), dan Malaysia (3,15). Posisi Indonesia di atas Philippines (3,06), Laos (2,91), Cambodia (2,52), dan Myanmar (2,20).Perbaikan kinerja tracking & tracing harus dilakukan bersama oleh para pelaku industri dan pemerintah melalui pengembangan sinergi dalam rantai pasoknya dengan memanfaatkan teknologi informasi yang terdigitalisasi, katanya. (wilam)

Tags :