Mengenang Bandara Internasional Kemayoran: Dibangun Belanda & Saksi Perang Asia Pasifik

  • Oleh :

Selasa, 22/Sep/2020 06:18 WIB


images (1)JAKARTA (BeritaTrans.com) - Bagi anak Kemayoran, tidak asing mendengar deru mesin pesawat terbang. Hingga awal tahun 1985 suara itu menjadi teman di hari-hari mereka. Bandara Kemayoran mulai dibangun tahun 1934 oleh pemerintah kolonial Belanda. Diresmikan tanggal 8 Juli 1940 sebagai lapangan terbang internasional. Bandar udara ini memiliki dua landasan pacu yang bersilangan, yakni landasan pacu utara-selatan dengan panjang 2.475 x 45 meter dan landasan pacu barat-timur dengan panjang 1.850 x 30 meter.Pengatur lalu-lintas penerbangan yang dimiliki bandara ini merupakan menara pertama di Asia Tenggara.7aSitus setneg-ppk.co.id menginfokan Bandara Kemayoran dikelola oleh Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaart Maatschappy (KNILM). DC-3 milik KNILM yang terbang dari lapangan udara Tjililitan (sekarang Halim PK), menjadi pesawat pertama yang mendarat di bandara Kemayoran dua hari sebelum peresmian. Pesawat sejenis, yakni DC-3 juga yang pertama bertolak dari Kemayoran menuju Australia sehari kemudian.Kemegahan menara pengatur lalu-lintas penerbangan di Kemayoran itu bahkan sempat menjadi bagian dari salah satu kisah komik legendaris Penerbangan 714 serial Tintin, yang terbit pada 1968 karya pengarang asal Belgia, Herge."Terminal udara internasional pertama jadi dulu ini pintu gerbangnya Indonesia, lalu Menara Kemayoran yang ada di bandara ini dulunya jadi pertama di Asia Tenggara loh," kata Direktur Perencanaan dan Pembangunan PPK Kemayoran, Riski Renando.Airshow Pertama & Perang Asia PasifikAirshow pertama diselenggarakan bertepatan dengan hari ulang tahun Raja Belanda, 31 Agustus 1940. Selain digelar pesawat-pesawat milik KNILM, pesawat-pesawat pribadi dari Aeroclub di Batavia juga meramaikannya. Ada Buckmeister Bu-131, Jungmann, de Haviland DH-82 Tigermoth, Piper Cub, dan pesawat Walraven W-2 yang pernah melakukan penerbangan Batavia-Amsterdam pada 27 September 1935.Saat perang Asia Pasifik berkecamuk, bandara Kemayoran tak luput dari serangan pesawat-pesawat terbang Jepang. Tanggal 9 Februari 1942, dua DC-5, dua Brewster dan sebuah F-VII terkena serangan hingga beberapa pesawat KNILM terpaksa diungsikan ke Australia.Kekuasaan JepangBandara ini diambil alih Jepang pada masa penjajahan negeri Matahari Terbit tersebut, 1942 -1945. Bandara ini baru jatuh ke tangan pemerintah RI pada 1950 usai sempat dikuasai NICA Belanda.Saat Jepang berkuasa (1942-1945), pesawat-pesawat buatan Jepang mengisi Kemayoran. Pesawat pertama yang mendarat ialah pesawat tempur Mitsubishi A6M2 Zeke, lebih dikenal dengan nama Navy-0 atau Zero. Setelah Jepang menyerah, giliran pesawat-pesawat Sekutu yang datang ke Kemayoran, seperti Supermarine Spitfire, B-25 Mitchell, dan P-51 Mustang. Selain itu berdatangan pula pesawat-pesawat lain, diantaranya DC-4/C-54 Skymaster, DC-6, Boeing 377 Stratocruiser, dan Lockheed Constelation.Setelah Masa Perjuangan KemerdekaanBarulah pada tahun 1958 setelah selesai perang kemerdekaan, pengelolaan penerbangan sipil dan pelabuhan udara langsung dilakukan oleh pemerintah Indonesia, yaitu Djawatan Penerbangan Sipil yang sekarang dikenal dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.Di 1960 pengelolaan Bandara Kemayoran diserahkan kepada BUMN yang diberi nama Perusahaan Angkasa Pura Kemayoran.Setelah masa perjuangan kemerdekaan, berdiri Garuda Indonesian Airways. Dengan hadirnya Garuda, pesawat-pesawat modern saat itu hadir di Kemayoran. Era penerbangan sipil modern tahun 1950-an ditandai dengan beroperasinya pesawat bermesin jet. 048588900_1447244676-20151111-Bandar-Udara-Kemayoran-zaman-dulu-google-5Pesawat Garuda Indonesia saat melakukan aktifitas penerbangan di Bandar Udara Kemayoran, pada tahun 1984 pemerintah memindahkan operasional penerbangan ke Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. (livedoor.blogimg.jp)Pada masa itu, pesawat-pesawat turboprop berdatangan ke Kemayoran, antara lain Saab 91 Safir, Grumman Albatros, Ilyushin Il-14, Cessna, juga pesawat-pesawat buatan Nurtanio, seperti NU-200 Sikumbang, Belalang, dan Kunang. Berbagai Kepala Negara dunia juga pernah menginjakkan kakinya di Bandara Kemayoran dengan diselenggarakannya even tingkat internasional seperti Konfrensi Asia Afrika pada era Soekarno.images (3)Dari Bandara Kemayoran, Presiden Sukarno beberapa kali naik pesawat maskapai Amerika Serikat, Pan Am. Ke mana pun dia pergi ke luar negeri selalu mencarter Pan Am lengkap dengan seluruh crew.Pilot dan kopilot selalu berganti sesuai jadwal mereka, sedangkan yang selalu tetap dua pramugara dan empat pramugari melayani dari berangkat meninggalkan Jakarta sampai kembali ke Jakarta lagi.images (4)Presiden Sukarno disambut oleh istri Dewi Sukarno yang tiba sehari sebelumnya di Bandara Orly, Paris. Foto: AFP.Militer Indonesia, AURI (kini TNI AU) juga memanfaatkan Bandara Kemayoran. Akhir tahun 50-an sampai awal 60-an berdatangan pesawat MiG-17, MiG-15 UTI, dan MiG-19. Pesawat pembom Ilyushin Il-28 juga turut meramaikan bandara. Memasuki tahun 70-an, era pesawat jet badan lebar berteknologi canggih muncul, yakni B-747, L-1011, DC-10, dan Airbus. Pada 29 Oktober 1973, pesawat DC-10 milik KLM yang disewa Garuda untuk angkutan jemaah haji, tercatat sebagai pesawat terbesar dan terberat yang pernah singgah di bandara Kemayoran. Kesibukan bandara tahun 1970-an memaksa pemerintah membuka Halim Perdanakusuma sebagai bandara internasional pada 10 Januari 1974, sedang penerbangan domestik seluruhnya masih bertempat di Kemayoran.Di masa pemerintahan Soeharto, Bandara Kemayoran semakin ramai. Pada periode 1970-1980-an, frekuensi penerbangan tembus hingga 100 ribu pesawat setiap tahunnya. Hal itu mengakibatkan pemerintah kewalahan.Saking sibuknya, pemerintah sempat memindahkan penerbangan internasional ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Sehingga, Bandara Kemayoran hanya melayani penerbangan domestik.Ditutup Setelah 45 TahunBersamaan dengan itu, pemerintah mulai membangun bandara baru di Tangerang dengan nama Bandara Seokarno-Hatta yang mulai beroperasi pada 1 Mei 1985.Tiga bulan sebelum Bandara Seokarno-Hatta dibuka, Bandara Kemayoran perlahan mulai ditutup. Hingga pada 31 Maret 1985 pukul 00:00 WIB atau setelah 45 tahun beroperasi, bandara ini resmi berhenti beroperasi untuk selama-lamanya.Hingga hari-hari terakhir beroperasi, 31 Maret 1985, masih terdapat beberapa pesawat yang dulu hadir saat peresmian bandara. Sebelumnya, tahun 1984, Kemayoran menyisakan satu kenangan. Pesawat DC-2 Uiver dalam lawatannya mengenang 50 tahun terbang legendaris rally udara London-Melbourne tahun 1934, singgah untuk mengisi bahan bakar di Kemayoran. Pesawat DC-3 Dakota, menjadi pesawat terakhir yang meninggalkan Bandara Kemayoran sebelum ditutup. Bulan-bulan pertama sejak bandara ditutup dan pindah ke Bandara Soekarno-Hatta, suasana bandara masih tampak hidup walau tanpa aktivitas penerbangan. Bandara Kemayoran masih dipakai sebagai arena Indonesia Air Show tahun 1986.Senin, 23 Juni 1986, Presiden Soeharto tampil gagah. Ia hendak mengukir sejarah dalam industri penerbangan. Melalui Pameran Kedirgantaraan Indonesia (Indonesia Air Show/IAS), Soeharto mencatat sejarah sebagai penyelenggara pameran kedirgantaraan pertama di Indonesia. Menteri Riset dan Teknologi BJ Habibie ditunjuk sebagai penanggung jawabnya.1986-D-PRESIDEN_SOEHARTO3-05Presiden Soeharto dan Menristek BJ Habibie saat meninjau IAS 86 (Foto: Dokumen Kompas)Letusan pistol dari Soeharto menandai peresmian IAS 1986. Dalam pidatonya, Soeharto mengungkapkan kebanggaannya karena Indonesia bisa menyelenggarakan pameran kedirgantaraan berkelas internasional. Sebuah pameran yang belum tentu bisa diselenggarakan oleh negara-negara lainnya.Dalam pidatonya, Soeharto juga mengungkapkan tekadnya agar Indonesia bisa menguasai teknologi tinggi secara berencana dan bertahap. Karena itu, pameran sejenis akan diselenggarakan setiap 10 tahun. Harapannya, Indonesia selalu memiliki perspektif yang jelas mengenai tantangan dan kesempatan yang dihadapi.Dalam pameran itu, turut memeriahkan akrobat di udara dari Red Arrows (British Airforce), Royal Jordanian dan Mirage 2000 dari Perancis.Jet tempur Mirage-2000 buatan Dassault Aviation adalah maskot utama di IAS 86, bersama dengan F-16 Fighting Falcon, dua penempur adiguna itu adalah yang paling membetot perhatian segenap mata warga Jakarta.Kala itu dua unit F-16 yang didatangkan dari Lanud Kunsan, Korea Selatan, hanya tampil dalam demo statis. Sebaliknya Mirage-2000 berhasil mengundang decak kagum warga Jakarta. Setiap hari selama pameran, jet tempur bersayap delta ini tak pelit unjuk kemampuan manuver di atas langit Jakarta. Deru afterburner SNECMA M53-P2 memang khas bagi warga di sekitaran Kemayoran.739051602_1939541329672642_8633804242659835904_nAlasan ditutupnya Bandara Kemayoran dikarenakan dianggap sudah tak layak lagi beroperasi karena letaknya di tengah kota dan kebutuhan pembangunan wilayah Jakarta Utara yang sangat tinggi.Masalah keselamatan penerbangan juga menjadi faktor lain penutupan Bandara Kemayoran. Jarak landasan udara Bandara Kemayoran yang menyilang, juga berdekatan antara Bandara Seokarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma.Bandara Kemayoran KiniKini, eks-Bandara Kemayoran berubah menjadi kompleks Pekan Raya Jakarta, dan Kotabaru Kemayoran. Meski demikian, saat ini bangunan yang dulunya digunakan untuk terminal dan ruang tunggu penumpang bandara masih berdiri walau nampak tidak terurus. Di bandara juga masih terdapat menara pengawas udara, yang menjadi sisa peninggalan kejayaan bandara dengan menara pengawas lalu-lintas udara pertama di Indonesia.jika menelisik jauh ke dalam gedung ternyata masih tersimpan beberapa peninggalan yang masih kuat merekat di dinding yang kini berwarna kusam. Tempat yang dulu merupakan ruang tunggu VIP bagi para tokoh berpengaruh dunia inilah tiga relief karya maestro-maestro Indonesia hingga kini masih bertengger.Seni relief yang sudah ada sekitar tahun 1957 itu dibuat dengan tema tentang kekayaan Indonesia atas gagasan Presiden Soekarno. Budayawan legendaris milik Indonesia dikerahkan Bung Karno untuk memperelok ruang tunggu VIP Bandara Internasional Kemayoran kala itu.Di antaranya Harijadi Sumodidjojo yang bertema flora dan fauna Indonesia, Sudjojono yang menggambarkan keanekaragaman manusia Indonesia, serta Soerono yang mengukir relief tentang cerita legenda Indonesia.Relief yang sekarang sudah berumur puluhan tahun tersebut tidak sedikitpun menampakkan kelelahannya untuk setia bermukim di gedung yang saat ini sangat sepi tak terawat itu. Hanya ada satu retakan panjang dari atas ke bawah pada relief milik Sudjojono. Itu pun ulah gedung ini yang sepertinya mulai memberontak termakan zaman."Ini retak karena tanah di bawah gedung ini bergeser. Sedangkan gedung ini juga belum pernah diperbaiki sebelumnya secara material, hanya cat ulang saja," kata Santu Wirono, anak dari budayawan Harijadi Sumodidjojo yang masih sering menengok gedung tempat relief ayahnya tinggal.Selain itu, relief tentang flora dan fauna karya Harijadi Sumodidjojo juga terlihat rusak tepat dib agian gambar badan kuda. Santu menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena pada bagian tersebut relief menonjol ke luar."Pada zaman Pak Soeharto ada keperluan pasang panel listrik, lalu relief kuda ini menonjol akhirnya dijebol saja, diratakan demi panel listrik itu," ujar Santu Wirono.Dua landasan pacu yang sempat tergesek oleh berbagai roda pesawat canggih pada masa itu pun kini telah beralih fungsi. images (5)Landasan pacu utara-selatan sekarang menjadi Jalan Benyamin Syueb, sementara landasan barat-timur menjelma sebagai Jalan HBR Motik.(awe/dari berbagai sumber).

Tags :