Joe Biden Jadi Presiden Terpilih Amerika, Pemimpin Dunia Ucapkan Selamat, Trump: Masih Jauh dari Selesai

  • Oleh :

Minggu, 08/Nov/2020 08:06 WIB


WASHINGTON (BeritaTrans.com) - Joe Biden diproyeksikan sebagai Presiden Terpilih Amerika Serikat, Sabtu (7/11) pagi. Biden berhasil meraih 273 kursi elektoral dengan tambahan 20 suara elektoral dari Pennsylvania.Lima negara bagian lain masih terus melangsungkan penghitungan suara, termasuk negara bagian Georgia yang melakukan penghitungan ulang sejak Jumat (6/11).Beberapa menit setelah menerima kabar proyeksi kemenangannya, Joe Biden mencuit di Twitter, Amerika, saya merasa terhormat telah terpilih untuk memimpin negara kita yang hebat ini. Pekerjaan ke depan akan sulit, tetapi saya berjanji akan menjadi presiden untuk seluruh warga Amerika, baik yang memilih saya atau tidak. Saya akan menjaga keyakinan yang telah diberikan pada saya.Tak lama kemudian ia mengeluarkan pernyataan tertulis yang kurang lebih sama. Saya merasa terhormat dan rendah hati atas kepercayaan yang diberikan rakyat Amerika kepada saya dan Wakil Presiden Kamala Harris.Ia juga menegaskan bahwa besarnya jumlah partisipasi politik dalam pemilihan presiden ini membuktikan sekali lagi bahwa Demokrat berdenyut kencang di Amerika.Biden telah berada di dalam lingkaran politik Amerika selama hampir setengah abad dan diproyeksikan akan memenangkan pemilihan presiden. Ketika ia dilantik pada 20 Januari nanti, ia akan menjadi pemimpin tertua dalam sejarah Amerika.Biden, yang telah menjabat di Senat Amerika selama 36 tahun dan delapan tahun sebagai pendamping mantan presiden Barack Obama, diproyeksikan oleh sejumlah kantor berita mengalahkan petahana Presiden Donald Trump dari Partai Republik, dalam sebuah kampanye yang sengit, beberapa hari setelah pemilihan presiden 3 November. Hasil penghitungan suara di seluruh negara bagian masih harus disertifikasi secara resmi dan masih akan menghadapi beberapa gugatan hukum, tetapi diperkirakan tidak akan mengubah proyeksi kemenangan ini.Biden Jadi Presiden Terpilih Tertua dalam Sejarah ASJoe Biden menjadi presiden terpilih beberapa hari setelah hari pemilihan presiden Selasa lalu (3/11) ketika petugas pemilihan di puluhan negara bagian menyelesaikan tabulasi jutaan suara dari surat suara yang dikirim lewat pos oleh para pemilih yang tidak ingin datang ke tempat-tempat pemungutan suara (TPS) karena khawatir dengan perebakan virus corona, yang sejauh ini telah menjangkiti lebih dari 9,2 juta orang di Amerika.Biden, yang akan berusia 78 tahun ketika dilantik nanti, memenangkan kursi kepresidenan setelah tiga kali bertarung dalam pemilu, dua di antaranya gagal yaitu ketika ia berupaya meraih nominasi calon presiden Partai Demokrat pada 1988 dan 2008.Trump: Pemilihan Presiden Masih Jauh dari SelesaiTak lama setelah Biden keluarkan cuitannya, dalam pernyataannya, Presiden Trump katakan "pemilihan ini masih jauh dari selesai." Ia juga klaim Joe Biden terburu-buru menyatakan kemenangannya karena tidak ingin kebenaran terungkap.Kenyataannya sederhana, pemilu jauh dari selesai. Joe Biden belum disahkan sebagai pemenang di negara bagian manapun, apalagi di negara bagian yang masih harus melakukan penghitungan ulang, atau di negara bagian di mana tim kampanye kami telah mengajukan tuntutan hukum sah yang pada akhirnya akan menentukan pemenang sesungguhnya.Suara yang legal yang menentukan siapa yang jadi presiden, bukan media, tambahnya.Ia juga mengatakan mulai Senin (9/11), tim kampanyenya akan memulai proses hukum untuk memastikan hukum pemilu ditegakkan sepenuhnya, dan pemenang yang sah yang menduduki jabatan.Boris Johnson hingga Macron Ucapkan Selamat untuk BidenBerbagai ucapan selamat datang untuk Presiden AS terpilih Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris.Dari mulai presiden hingga perdana menteri. Salah satu di antaranya adalah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau."Kedua negara kita adalah teman dekat, mitra dan sekutu. Saya sangat menantikan untuk bekerja sama dan mengembangkannya dengan Anda berdua," ujar Trudeau.Presiden Prancis Emmanuel Macron pun turut mengucapkan selamat.Selain itu, PM Inggris Boris Johnson pun mengirimkan ucapan selamat untuk Biden-HarrisSelain ketiga pemimpin, berikut pemimpin negara lainnya yang mengucapkan selamat untuk Biden-Harris.Perdana Menteri Norwegia Erna SolbergPerayaaan Kemenangan Biden di Berbagai Negara Bagian ASPara pendukung Presiden terpilih Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris menggelar perayaan di berbagai belahan negara bagian AS.(AP/Noah Berger).Para pendukung Presiden terpilih Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih menggelar perayaan di berbagai belahan negara bagian AS. Salah satunya, di tengah kota Atlanta, Georgia."Ini adalah komunitas tengah kota Atlanta yang sangat progresif, liberal, muda, dan berkembang dan Anda dapat melihat segera setelah kami membuat proyeksi hari ini, area ini, yang merupakan pusat Atlanta, dimulai dengan perayaan spontan," Gary Tuchman, Reporter CNN kata saat dia berdiri di antara kerumunan besar pendukung Biden."Benar-benar kegembiraan dan perayaan yang cukup unik melihat bagian Atlanta yang sangat sibuk ini begitu penuh dengan orang-orang yang bersenang-senang merayakannya," tambah Tuchman.Selain Atlanta, ratusan pendukung Joe Biden berbondong-bondong ke Freedom Tower atau Menara Kebebasan yang ikonik di pusat kota Miami hari ini untuk merayakan kebebasan atas Presiden Trump.Freedom Tower dianggap sebagai Pulau Ellis di Selatan karena perannya dalam menyambut warga Kuba yang melarikan diri dari rezim komunis Fidel Castro.Pemungutan suara Kuba-Amerika dikreditkan dengan mengurangi keunggulan Biden di Miami-Dade County.Dan pada hari Biden diproyeksikan menjadi presiden, ratusan orang berkendara ke Freedom Tower untuk membunyikan klakson, melambaikan tanda Biden 2020 sementara yang lain menyanyikan "We Are The Champions".Tak hanya itu, para pendukung Biden berbondong-bondong ke Balai Kota Philadelphia untuk merayakan proyeksi kemenangannya atas Presiden Trump.Perayaan kemenangan Biden-Harris di New York. (AP Photo/Seth Wenig)Bahkan, botol sampanye muncul di Chicago setelah kemenangan BidenSekelompok orang terlihat meledakkan botol sampanye dan merayakan kemenangan Joe Biden atas Presiden Trump hari ini.Penonton juga terlihat menyanyikan "We Are The Champions".Daftar Kerusakan Terbesar AS di Bawah Kepemimpinan TrumpSelama menjabat sebagai orang nomor satu di AS, sedikitnya terdapat lima kegagalan besar yang tercatat di bawah pemerintahan Trump, berikut di antaranya seperti dilansir dari Business Insider: Charlottesville dan George Floyd Tanggapan Trump terhadap bentrokan yang terjadi dalam demonstrasi pendukung neo-Nazi yang mematikan di Charlottesville, Virginia, pada 2017 tetap menjadi salah satu momen paling kontroversial dalam masa kepresidenannya. Tanggapannya juga melambangkan catatan kontroversial tentang hubungan ras dan supremasi kulit putih. Trump menyalahkan "banyak pihak" atas kekerasan di demonstrasi tersebut yang mengakibatkan kematian seorang demonstran, Heather Heyer. Trump kemudian berkata bahwa ada "orang yang sangat baik di kedua sisi". Baik Partai Republik maupun Demokrat mengecam tanggapannya dan kegagalannya dalam memberikan kecaman kuat terhadap kekerasan yang dilakukan oleh pendukung supremasi kulit putih. Saat itu, Senator Republik, Lindsey Graham dari South Carolina, yang sering menjadi salah satu pembela kuat Trump di Kongres, mengatakan ucapan presiden "memecah belah orang Amerika, bukan mendukung mereka". "Presiden Trump mundur selangkah dengan kembali mengatakan ada kesetaraan moral antara supremasi kulit putih, neo-Nazi, dan anggota KKK (Ku Klux Klan)," kata Graham saat itu. Lalu pada Mei 2020 lalu, kematian brutal pria kulit hitam George Floyd di tangan polisi Minneapolis yang diikuti aksi protes juga menjadi titik kegagalan Trump berikutnya. Dia melakukan lebih banyak upaya memecah belah negara dibandingkan menyatukannya. Trump secara konsisten mengecam demonstran anti-rasisme dan secara kontroversial mengirim agen federal ke kota-kota AS untuk meredam kerusuhan, serta mengintimidasi warga setempat. Sejarawan telah memperingatkan bahwa taktik Trump mirip dengan rezim otoriter. Trump sering menggunakan retorika rasis selama masa kepresidenannya, terutama saat ketegangan rasial meningkat. Citra AS di mata dunia berantakan Citra AS telah menurun secara signifikan di bawah kepemimpinan Trump. Dia berulang kali menghina sekutu utama AS sambil menyesuaikan diri dengan para diktator. Trump cenderung mendorong sekutu penting menjauh dan mengisolasi AS, contohnya dengan menarik diri dari perjanjian internasional penting seperti kesepakatan iklim Paris yang memberikan dampak nyata. Warga dunia telah mengungkapkan pandangan negatif terhadap Trump. Pada Januari 2020, Pew Research Center merilis survei terhadap 32 negara yang menunjukkan median 64 persen.Mereka mengatakan tidak memiliki kepercayaan terhadap Trump untuk melakukan hal yang benar dalam urusan dunia. Hanya 29 persen yang menyatakan kepercayaan terhadap Trump. Perpisahan keluarga dan kematian anak-anak migran Kebijakan "tanpa toleransi" Trump terhadap penyeberangan perbatasan ilegal telah menyebabkan pemisahan setidaknya 5.000 keluarga dan anak-anak ditempatkan di dalam kurungan. Awalnya, pemisahan itu dilakukan untuk mengurangi orang-orang yang tidak berdokumen melintasi perbatasan AS-Meksiko. Trump dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan melanggar hukum internasional oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).Presiden American Academy of Pediatrics, pada saat itu, menggambarkan praktik tersebut tidak kurang dari pelecehan anak yang direstui pemerintah. Setelah reaksi yang meluas, Trump mengeluarkan perintah eksekutif pada Juni 2018 untuk menghentikan perpisahan keluarga. Seorang hakim federal kemudian memerintahkan pemerintahan Trump untuk menyatukan kembali semua keluarga yang telah dipisahkan. Tapi dampak dari perpisahan tersebut masih berlangsung. Setidaknya enam anak migran telah meninggal di tahanan AS sejak September 2018, yang menyebabkan kecaman luas terhadap kondisi di fasilitas penahanan. Tarik AS dari kesepakatan nuklir 2015 pada 2018 Keputusan ini tetap menjadi salah satu keputusan Trump yang paling tidak populer di arena global dan dikecam oleh sekutu utama AS yang turut menandatangani perjanjian kesepakatan nuklir 2015. Trump telah gagal dalam menggagalkan perilaku agresif Iran di kawasan Timur Tengah. Setelah serangkaian insiden di kawasan Teluk Persia pada 2019, ketegangan antara Washington dan Teheran mencapai puncak bersejarah dan memicu kekhawatiran perang. Ketakutan ini diperburuk setelah Trump memerintahkan serangan yang menewaskan jenderal tertinggi Iran, Qasem Soleimani, pada awal Januari. Serangan itu menyebabkan Iran membalas dan menembaki pasukan AS di wilayah tersebut hingga puluhan lainnya terluka parah. Keputusan Trump untuk menarik pasukan AS keluar dari Suriah utara pada Oktober juga menjadi salah satu langkah kebijakan luar negerinya yang paling berbahaya. Dengan melakukan itu, Trump secara efektif meninggalkan pasukan Kurdi, yang merupakan sekutu AS, untuk menanggung beban kampanye pimpinan AS melawan ISIS hingga invasi militer Turki. Penarikan itu memicu krisis kemanusiaan dan menciptakan kekosongan keamanan yang menguntungkan Rusia, Iran, dan Presiden Suriah Bashar al-Assad, seorang tersangka penjahat perang. Pandemi virus corona Penanganan Trump terhadap pandemi Covid-19 kemungkinan akan menjadi salah satu bencana terbesar dalam sejarah AS dengan ratusan ribu orang telah meninggal dan jutaan lainnya kehilangan pekerjaan.AS memiliki wabah virus corona terburuk di dunia dengan lebih dari 9,5 juta kasus dikonfirmasi dan lebih dari 236 ribu kematian yang dilaporkan. Trump telah berulang kali meremehkan ancaman virus itu dan membantah pakar kesehatan masyarakat terkemuka, Anthony Fauci. Dia juga mengabaikan rekomendasi dari para penasihat di Satgas virus corona Gedung Putih. Dia menolak bertanggung jawab atas kegagalannya dalam menghadapi pandemi dan justru balik menyalahkan China. Penanganan Trump atas pandemi juga membuat AS malu di panggung dunia, sehingga menciptakan kekosongan dalam kepemimpinan global yang buru-buru diisi oleh China. Bahkan pada awal Oktober lalu, Trump beserta sang istri, Melania, juga terpapar Covid-19.Sumber: VOA dan cnn.com

Tags :