FAA Cabut Larangan Terbang, Ini Maskapai yang akan Operasikan Lagi Boeing 737-Max

  • Oleh : Dahlia

Kamis, 19/Nov/2020 13:44 WIB
Pesawat Boeing 737 Max (foto:istimewa) Pesawat Boeing 737 Max (foto:istimewa)

Jakarta (BeritaTrans.com) - Pemerintah Amerika Serikat sudah memberikan lampu hijau bagi pesawat Boeing 737 MAX untuk kembali terbang, setelah sempat dihentikan 20 bulan lalu menyusul dua kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia.

 

Baca Juga:
INACA: Iuran Pariwisata jadi Beban Tambahan Penumpang dan Maskapai Penerbangan

Direktur Administrasi Penerbangan Sipil (FAA) Amerika Serikat, Steve Dickson sudah menandatangani pencabutan larangan terbang yang terlama dalam sejarah penerbangan tersebut.

FAA juga mengeluarkan rincian perangkat lunak, sistem dan pelatihan yang harus dilakukan Boeing sebelum pesawat Boeing 737 MAX bisa digunakan lagi untuk membawa penumpang.

Baca Juga:
Pesawat Boeing 787 LATAM Airlines Terjun Bebas, Penumpang Terlempar dari Kursi hingga 50 Terluka

Pesawat jenis 737 MAX mengalami kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia menewaskan 346 orang dalam selang lima bulan di tahun 2018 dan 2019.

Berbagai penyelidikan dan penelitian dilakukan untuk menemukan sebab kecelakaan hingga akhirnya pelarangan terbang yang menyebabkan Boeing rugi triliunan rupiah.

Baca Juga:
Hilangnya Pesawat Smart Aviation, Diduga Jatuh di Area Pegunungan

Steve mengatakan mereka sudah "melakukan semua yang bisa dilakukan" untuk memastikan kecelakaan seperti yang dialami pesawat Lion Air di Indonesia tersebut tidak terjadi lagi.

Kini ia mengatakan merasa yakin "100 persen" dengan keamanan pesawat tersebut.

Dengan keputusan ini, maskapai di Amerika Serikat segera bisa menerbangkan armada Boeing 737 lagi, setelah memenuhi permintaan FAA. Namun di tempat lain masing-masing maskapai harus mematuhi peraturan setempat.

Kanada dan Brasil mengatakan mereka mengadakan kajian sendiri yang segera akan selesai.

Pertanyaan kemudian muncul seberapa cepat negara lain, seperti China, akan mencabut larangan mereka.

Ini sekaligus menunjukkan apa yang dilakukan di Amerika Serikat tidak lagi secara otomatis dipatuhi negara lain.

Indonesia investigators inspect machinery from fatal Lion Air flight

Pesawat Boeing milik Lion Air jatuh di Laut Jawa tidak lama setelah lepas landas bulan Oktober 2018.(AP: Achmad Ibrahim)

Pesawat yang hanya memiliki satu lorong di tengah, seperti jenis Boeing MAX dan Airbus A329neo, merupakan pesawat yang paling banyak digunakan dalam dunia penerbangan sipil sekarang ini dan mendatangkan banyak keuntungan bagi maskapai penerbangan.

Harga saham Boeing di Amerika Serikat dan juga saham maskapai naik menyusul pengumuman dari FAA.

Keluarga korban menyampaikan kekecewaan

Menanggapi keputusan FAA tersebut keluarga korban jatuhnya pesawat di Ethiopia menyampaikan kekecewaan mereka

"Keluarga kami merana," kata Naoise Ryan yang kehilangan suaminya yang berusia 39 tahun dan menjadi penumpang pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan 302 tersebut.

Menyusul kecelakaan pesawat Ethiopia Airlines di bulan Maret 2019, armada Boeing jenis ini segera dilarang terbang dan proses untu membuatnya kembali mengudara memerlukan proses yang sangat panjang.

Men wearing masks and headwear lift up wreckage of an aircraft in Ethiopia.

Petugas berada di lokasi jatuhnya pesawat Ethiopia Airlines di dekat Bishoftu di sebelah selatan ibukota Ethiopia Addis Ababad bulan Maret 2019.(AP: Mulugeta Ayene)

Maskapai penerbangan Amerika Serikat yang memiliki 737 MAX mengatakan mereka akan mematuhi seluruh permintaan FAA, di saat mereka mulai lagi menerbangkan pesawat menyusul adanya pandemi COVID-19.

American Airlines berencana menerbangkan pesawat MAX pada tanggal 29 Desember, disusul maskapai United Airlines pada kuartal pertama tahun 2021, sedangkan Southwest Airlines akan memulainya di kuartal kedua 2021.

Sementara itu, Alaska Airlines berharap menerima pesawat pertama 737 MAX awal tahun depan dan mulai menerbangkan penumpang di bulan Maret 2021. (sumber:abc.net.au)7