3 Jalur Kereta Baru Bakal Dibangun ke Pelabuhan di Surabaya, Cilacap dan Semarang

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 20/Nov/2020 14:58 WIB
Ilustrasi. Ilustrasi.

SURABAYA (BeritaTrans.com) - Dua perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Pelindo III (Persero) dan PT KAI (Persero) berencana membangun 3 jalur kereta pelabuhan.

Hal ini ditandai dengan penandatanganan MoU dalam rangkaian sinergi dan kolaborasi di bidang logistik.

MoU itu merupakan bagian dari upaya peningkatan kolaborasi antar-BUMN. Harapannya tentu saja untuk mengurangi biaya logistik di Indonesia yang selama ini masih terlalu tinggi, setidaknya melebihi rata-rata biaya logistik negara sejumlah negara lain.

"Biaya logistik nasional itu masih sekitar 26% dari total PDB kita, ini sangat besar sekali dibandingkan negara-negara maju yang range itu antara 8%-12%. Karena PDB kita sedemikian besar, Rp 3.000 triliun lebih maka 26% itu angka yang luar biasa," ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo membuka agenda Penandatanganan MoU tersebut, Jumat (20/11/2020).

Ke depan, PT KAI akan membangun jalur kereta barang pada tiga pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo III. Didiek menyebutkan, jalur pelabuhan yang disodorkan yakni kereta api akses Pelabuhan Tanjung Intan di Cilacap, Tanjung Mas di Semarang dan Tanjung Perak di Surabaya.

"Kerja sama ini pada khususnya akan menyentuh di lokasi-lokasi Pelindo III di antaranya Tanjung Perak, Tanjung Mas dan Tanjung Intan," beber Didiek.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pelindo III U Saefudin Noer menambahkan, Pelabuhan Tanjung Intan dipilih karena lokasinya berada di selatan pulau Jawa. Menurutnya kawasan itu masih minim infrastruktur logistik.

Sejalan dengan itu, ia menilai bahwa wilayah Cilacap juga punya potensi bisnis logistik besar karena banyaknya perusahaan besar mulai dari yang bergerak di sektor energi hingga sektor pangan.

Adapun mengenai pilihan Tanjung Mas, lanjut Saefudin, disodorkan untuk dibangun jalur kereta api karena adanya penugasan dari pemerintah agar pihaknya mendukung pengembangan kawasan industri di Batang dan Kendal. Kedua wilayah itu memang tengah dibangun kawasan industri.

"Kalau kita sepakat mengembangkan Batang dan Kendal serta menjadikan Tanjung Mas sebagai pintu gerbang utama untuk investor bahkan menurut saya harus kita kembangkan," urainya.

Mengenai Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, Saefudin bilang bahwa pertumbuhan pengangkutan barang yang sangat pesat di pelabuhan tersebut. Setidaknya, hampir 55% logistik nasional terpusat di Tanjung Perak. Karenanya, peningkatan angkutan logistik praktis dibutuhkan.

"Untuk domestik peti kemas itu semua pelabuhan di Surabaya Tanjung perak dan kalau kita bisa efisienkan proses operasi di Tanjung perak bisa kita membantu menekan cost of logistik dalam skala nasional," katanya. (ds/sumber CNBC Indonesia)