Pariwisata Bali Mulai Bangkit di Masa Pandemi Covid-19

  • Oleh : Redaksi

Senin, 23/Nov/2020 11:39 WIB
Salah satu pura di Bali. Salah satu pura di Bali.

DENPASAR (BeritaTrans.com) - Pariwisata merupakan sektor yang terpukul akibat pandemi Covid-19. Akan tetapi, seiring dengan waktu dan protokol kesehatan yang ketat, kunjungan wisatawan domestik ke suatu daerah pun mulai meningkat.

Seperti yang terjadi di Bali, dalam kunjungan wartawan bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), berkesempatan melihat kondisi lokasi wisata di Bali.

Mulai dari Konservasi Penyu, Sawah Terasering Jatiluwih, Pura Ulun Danu Beratan, Kebun Raya Bali, Pura Taman Ayun, Pantai Tanjung Benoa serta Konservasi Mangrove.

Di semua lokasi wisata tersebut, penerapan protokol kesehatan sudah sangat baik. Di mana para pengelola sendiri telah menyiapkan berbagai fasilitas, seperti tempat cuci tangan, cek suhu tubuh, begitu juga dengan para petugas yang menggunakan masker atau face shield untuk meminimalisir penyebaran virus di tempat wisata.

Contohnya di Pura Ulun Danu, para wisatawan sebelum masuk diarahkan untuk mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu, setelahnya akan di cek suhu tubuh menggunakan thermogun dan tentunya wajib memakai masker. Di tempat pembelian tiket juga telah di atur batas antriannya untuk menghindari adanya kontak fisik antar pengunjung.

Kebun Raya Bali pun juga sama, penerapan protokol yang ketat juga diiringi dengan kesadaran pengunjung menerapkan protokol kesehatan. Kebun botani yang didirikan tahun 1959 oleh putra bangsa ini pun, semakin lama mulai diminati oleh pengunjung.

Destinasi wisata ini memiliki suasana yang sejuk seperti di pegunungan, lingkungan hijau serta beberapa fasilitas yang bisa dipakai seperti sepeda dan mobil buggy untuk mengelilingi lahan seluas 157,5 hektar tersebut. Selain itu juga diterapkan sistem pembelian tiket secara online untuk memudahkan calon pengunjung berwisata.

“Sudah agak membaik (pengunjung) dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan atau hand sanitizer. Saat ini pengunjung domestik yang kebanyakan berkunjung. Buka itu weekend dari 7 pagi sampai 5 sore. Weekday dari jam 7.30 sampai 5 sore,” terang Tour Guide Kebun Raya Bali Ni Wayan Sumiasih di lokasi.

Terlepas dari penerapan protokol kesehatan yang merata di semua lokasi, seperti tempat wisata Konservasi Penyu, nantinya para pengunjung akan diberikan edukasi soal budaya penyu di Bali. Di mana untuk Bali sendiri, biasanya penyu digunakan untuk persembahan upacara dan setelahnya dikonsumsi.

Namun, karena penyu merupakan hewan yang dilindungi, maka pemerintah mulai melarang untuk mengambil penyu di lautan dan harus melalui tempat konservasi yang berlokasi di Kelurahan Serangan, Bali, dengan syarat surat rekomendasi dari pihak terkait untuk melaksanakan adat. Penyu yang diberikan untuk upacara adat ukurannya sekitar 10-15 cm.

Kemenparekraf pun terus mengingatkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan ketika mengunjungi lokasi wisata. Dengan harapan kunjungan wisata semakin meningkat dan perekonomian dalam negeri pun semakin membaik. (ds/sumber JawaPos.com)