Qantas Wajibkan Pelancong Internasional Divaksin Covid-19 Sebelum Terbang

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 24/Nov/2020 15:28 WIB
Qantas Ariways Qantas Ariways

Jakarta (BeritaTrans.com) - Maskapai penerbangan terbesar di Australia, Qantas, akan mewajibkan para pelancong internasional untuk divaksinasi Covid-19 terlebih dahulu untuk bisa terbang dari negara ke negara lain.

CEO Qantas Alan Joyce mengatakan pada Senin (23/11/2020) malam bahwa maskapai penerbangan ini akan menerapkan langkah tersebut setelah vaksin virus corona tersedia untuk umum.


"Kami sedang mengubah syarat dan ketentuan kami untuk mengatakan kepada pelancong internasional bahwa kami akan meminta orang untuk melakukan vaksinasi sebelum mereka bisa naik pesawat," katanya kepada Channel Nine, dikutip dari AFP.

"Apakah Anda membutuhkannya di dalam negeri, kami harus melihat apa yang terjadi dengan Covid-19 di pasar, tetapi yang pasti, untuk pengunjung internasional yang datang (ke Australia) dan orang-orang yang meninggalkan negara itu, kami pikir itu adalah suatu kebutuhan."

Baca Juga:
Kemeparekraf dan Qantas Airways Kolaborasi Promosikan Wonderful Indonesia di Sydney


Joyce memperkirakan aturan tersebut kemungkinan akan menjadi praktik standar di seluruh dunia karena pemerintah dan maskapai penerbangan saat ini mempertimbangkan pengenalan paspor vaksinasi elektronik.

Qantas sendiri menjadi maskapai pertama yang menyarankan aturan semacam itu dapat menjadi umum di seluruh industri penerbangan.

Namun, maskapai regional besar lainnya mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengomentari persyaratan perjalanan semacam ini.

"Kami tidak memiliki rencana konkret untuk mengumumkan pada saat ini mengenai vaksin tersebut karena masih dalam pengembangan dan akan membutuhkan waktu untuk mendistribusikannya," kata seorang perwakilan Korean Air.

Tetapi persyaratan vaksinasi sudah banyak digunakan di seluruh dunia, dengan banyak negara yang menuntut para pelancong untuk menunjukkan bahwa mereka telah diinokulasi untuk melawan demam kuning jika mereka berasal dari daerah sumber penyakit tersebut.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengumumkan bahwa mereka berada dalam tahap akhir pengembangan kartu kesehatan digital yang dapat digunakan untuk merekam tes atau vaksinasi Covid-19, dan akan "mendukung pembukaan kembali perbatasan yang aman".

"Kami membawa ini ke pasar dalam beberapa bulan mendatang untuk juga memenuhi kebutuhan berbagai gelembung perjalanan dan koridor kesehatan masyarakat yang mulai beroperasi," kata Direktur Jenderal dan CEO IATA Alexandre de Juniac.

Qantas sendiri sudah merumahkan lebih dari 200 pesawat dan memecat 8.500 staf untuk menutupi kerugian sebesar US$ 1,9 miliar yang disebabkan oleh jatuhnya permintaan untuk perjalanan udara akibat corona.

Sejumlah maskapai lain bangkrut karena pandemi, termasuk Virgin Australia, maskapai Chili-Brasil LATAM, dan Flybe Inggris.

Sementara Australia relatif berhasil menahan laju penyebaran virus corona, mencatat lebih dari 27.800 kasus dan 907 kematian sejak pandemi dimulai pada awal tahun 2020 lalu.

(lia/sumber:cnbcindonesia.com)

Baca Juga:
Penerbangan Rute Terpanjang di Dunia Bakal Meluncur, Terbang 20 Jam Non-stop