Pandemi, Ruas-Ruas Tol Mau Dijual Waskita Belum Laku

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 27/Nov/2020 10:01 WIB
Tol Cimanggis – Cibitung. (foto:PUPR) Tol Cimanggis – Cibitung. (foto:PUPR)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pandemi Covid-19 membuat rencana divestasi tol milik grup Waskita Karya porak-poranda. Hal ini diakui Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Destiawan Soewardjono.

"Jadi tahun 2020 ini memang tahun terberat bagi kami, terkait dengan cash flow yang terus akan negatif sampai akhir tahun. Karena proses divestasi jalan jalan tol yang sudah kami bangun dan sudah selesai ini mengalami penundaan," ujarnya, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (26/11/20).

Baca Juga:
Pembangunan Akses Tol BORR dari OCBD Ditargetkan Rampung Juli 2024

Tol yang rencananya dijual tahun 2020 ini di antaranya Tol Becakayu dan beberapa ruas di Trans Jawa. Hanya saja, ia mengakui proses pelepasan porsi kepemilikan ini macet.

"Target kami sebetulnya di pertengahan tahun itu sudah ada yang divestasi, sudah ada yang kami jual, tapi karena pandemi Covid-19 ini prosesnya jadi mundur bahkan sampai saat ini pun belum final," urainya.

Baca Juga:
Diskon Tarif Tol 20 Persen Berlaku Mulai Hari Ini, Ini Daftarnya!

Ia berharap, penjualan sejumlah ruas tersebut bisa kelar pada awal tahun 2021. Ini semua terus digenjot untuk mengamankan arus kas perusahaan pelat merah tersebut.

"Kami berharap bahwa awal tahun ini beberapa ruas yang sudah kami tawarkan ini sudah final, sudah close dan tahun depan kami bisa memulai untuk divestasi lagi di beberapa ruas yang ini akan membantu cash flow perusahaan. Jadi ke depan tahun 2021 kami akan berupaya maksimal supaya cash flow ini menjadi lebih baik," katanya.

Baca Juga:
Lebih 1,2 Juta Kendaraan Lintasi Tol Arah Jabotabek hingga H+4 Lebaran

Sejalan dengan itu, Waskita juga mengebut penyelesaian konstruksi sejumlah ruas. Jika sudah kelar, harapannya tol-tol baru ini juga akan dijual, terutama ruas-ruas yang di sekitar Jakarta.

"Yang paling dekat setelah 4 ruas di Pantura itu ini kami menawarkan Cibitung-Cilincing, Cimanggis-Cibitung, kemudian Sukabumi-Ciawi, sama Cinere- Serpong," imbuhnya.

 

Bidik Proyek Pemerintah

Rencananya ke depan perseroan tak hanya mengandalkan divestasi tol untuk menggenjot pemasukan, tetapi juga terus mengincar proyek-proyek pemerintah.

"Waskita Karya selama tahun 2020 ini sebagian besar proyeknya diperoleh dari proyek investasi khususnya di investasi jalan tol. Ke depan apalagi anggaran PUPR meningkat untuk infrastruktur kami akan membidik juga untuk meningkatkan proyek-proyek yang akan dilelang oleh PUPR baik itu di Sumber Daya Air, kemudian di Marga dan Cipta Karya," kata Destiawan.

Untuk proyek tol, ia mengaku masih akan ikut terlibat meskipun dalam nilai yang minoritas. Sejumlah ruas di antaranya sudah berhasil didapatkan konsensinya.

"Jogja-Bawen Waskita sharing di sana 12,5%. Kemudian kami mau ikut juga sharing di Bandung-Tasikmalaya-Cilacap kurang lebih 12,5%, ya mudah-mudahan bisa diperoleh," imbuhnya.

Ia mengaku, adanya pandemi ini memang menurunkan produktivitas Waskita Karya. Kendati demikian, sebagian besar proyek berjalan normal hanya produksinya berkurang karena sumber dayanya juga berkurang.

"Harapan kami 2021 ini karena anggaran infrastruktur meningkat maka kami harus menyiapkan juga sumber daya terkait juga pandemi ini nanti masih berlangsung. Karena kalau tidak berarti anggaran tahun 2021 tidak akan terserap, dan kami juga tidak ingin produksinya ini turun atau tetap seperti tahun 2020," katanya.

"Jadi kami akan meningkatkan sumber daya dan produktivitas supaya target tahun 2021 itu lebih baik dari tahun 2020," lanjutnya.

Pada 2020 ini, dari paket kontrak baru yang ditargetkan sebesar Rp 26 triliun, baru terealisasi sekitar Rp 15 triliun per Oktober 2020. Ia berharap sisa waktu dua bulan ini bisa mengejar target kontrak untuk mencapai Rp 26 triliun.

"Tahun 2021 kami targetkan itu kurang lebih naik 15- 20%. Artinya kalau tahun ini kami Rp 26 triliun, kurang lebih ya Rp 30-an triliun lah kami targetkan kontrak baru yang akan kami dapatkan," katanya. (fhm/sumber:CNBCIndonesia)