Singapore Airlines Rilis Obligasi Rp 5 Triliun Usai PHK 2.400 Staf

  • Oleh : Bondan

Jum'at, 27/Nov/2020 11:24 WIB
Maskapai Singapore Airlines. Foto: Ilustrasi Maskapai Singapore Airlines. Foto: Ilustrasi

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Maskapai penerbangan Singapore Airlines (SIA) sedang getol-getolnya menggalang dana untuk memperbaiki likuiditas perusahaan, setelah perusahaan mencatatkan kerugian besar dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran.

Aksi korporasi terbaru yang dilakukan perusahaan adalah menerbitkan obligasi senilai S$ 500 juta atau sekitar Rp 5,27 triliun (asumsi kurs Rp 10.558/SG$). Surat utang ini diterbitkan dengan kupon 3,5% per tahun bertenor 10 tahun.

Baca Juga:
Penumpang Keluarkan Ancaman Bom, Pesawat Singapore Airlines Langsung Dikawal Jet Tempur

Penerbitan ini ditujukan untuk memperkuat likuiditas perusahaan, termasuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) pinjaman yang eksisting.

"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada investor atas dukungan mereka untuk penerbitan obligasi ini, setelah penerbitan obligasi konversi yang sangat sukses baru-baru ini. Hal ini mencerminkan keyakinan kuat yang dimiliki investor terhadap kemampuan Singapore Airlines untuk menghadapi tantangan jangka pendek, dan muncul sebagai pemimpin dalam industri penerbangan," kata Goh Choon Phong, CEO SIA, dalam siaran persnya, dikutip Kamis (26/11/2020).

Baca Juga:
Singapore Airlines Terima Lagi Pesawat Anyar Airbus A350-900

Dalam aksi korporasi ini perusahaan bekerjasama dengan Bank DBS dan United Overseas Bank sebagai manajer utama.

Secara total perusahaan telah menggalang dana senilai SG$ 12,7 miliar atau mencapai Rp 134,09 triliun sepanjang tahun ini untuk menambal likuiditasnya.

Baca Juga:
Gegara Dakwaan Kartel Kargo Udara, 11 Maskapai Penerbangan Kena Denda 730 Juta Euro

Nilai tersebut termasuk penerbitan saham baru alias rights issue senilai SG$ 8,8 miliar, pinjaman dengan jaminan senilai SG$ 2 miliar dan penerbitan obligasi wajib konversi (mandatory convertible bond/MCB) sebesar S$ 850 juta dan pinjaman jangka pendek senilai lebih dari SG$ 500 juta.

Selain menggalang dana dari investor, perusahaan juga melakukan penjualan pesawat dan sewa pesawat.

Perusahaan menyebutkan telah mendapatkan komitmen kredit senilai lebih dari SG$ 2,1 miliar.

Sedangkan di tahun depan, perusahaan juga telah berencana untuk melanjutkan kembali penerbitan MCB dengan target dana SG$ 6,2 miliar.

Diberitakan sebelumnya, The Singapore Airlines (SIA) Group melakukan readyviewed pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 4.300 karyawan pada September 2020 lalu. Kebijakan ini diambil mengingat ketidakpastian industri penerbangan global seiring dampak pandemi Covid-19 dan ketidakpastian di masa depan.

"SIA Group mengumumkan keputusan sulit untuk memangkas sekitar 4.300 posisi di seluruh maskapai penerbangan [Grup]. Setelah memperhitungkan penghentian rekrutmen, pengurangan alamiah, dan penerapan skema pensiun dini, jumlah staf potensial yang terkena dampak akan berkurang menjadi 2.400 di Singapura dan kantor-kantor di negara lain, " tulis manajemen dalam siaran pers seperti dilaporkan The Straits Times.

Langkah manajemen memang diyakini akan diambil mengingat pemerintah memberlakukan kontrol perbatasan yang ketat demi membendung pandemi Covid-19.

Meskipun telah ada reopening beberapa pekan belakangan untuk perjalanan tertentu, termasuk ke China, jumlah penumpang dan frekuensi penerbangan jauh dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.

Hingga akhir Juli, perusahaan juga melaporkan rugi bersih SG$ 1,12 miliar untuk kuartal II-2020. Pendapatan untuk grup secara keseluruhan turun 79,3% menjadi SG$ 851 juta yoy, sementara pengeluaran turun 51,6% menjadi SG$ 1,89 miliar. (CNBCIndonesia)