KNKT Investigasi Tubrukan Kapal Cape Kallia dan Kerinci Indah 02

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 02/Des/2020 15:37 WIB
Tim KNKT sedang menginvestigasi kapal Cape Kallia. Foto: Twitte KNKT Tim KNKT sedang menginvestigasi kapal Cape Kallia. Foto: Twitte KNKT

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menginvestigasi kecelakaan pelayaran yakni tubrukan kapal Cape Kallia dan Kerinci Indah 02.

Informasi tentang investigasi pada Senin, 1 Desember 2020,  itu diungkapkan KNKT melalui Twitter. 

Baca Juga:
Kapal LCT Bora V Tenggelam di Sulut Sudah Ditemukan, 10 Orang Selamat, 2 Meninggal dan 6 Masih Hilang

Investigasi itu dilakukan secara paralel yakni di Pelabuhan Lembar, NTB, serta Benoa, Bali.

Baca Juga:
Kemenhub Fasilitasi Serah Terima Hak dan Asuransi Kematian Awak Kapal Korban di Mauritius

Pada foto tampak petugas investigasi juga mengecek rekaman di  Vessel Traffic Service (VTS) Distrik Navigasi Benoa.

Sebelumnya diberitakan Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mataram, Nusa Tenggara Barat, menghentikan pencarian empat nelayan korban kecelakaan KM Kerinci Indah 02 GT 26 di perairan selatan Pulau Lombok.

Baca Juga:
Tim SAR Gabungan dari Kemenhub, Basarnas dan TNI-Polri Temukan 2 Korban Kapal Dewi Indah Noor 1 yang Tenggelam di Perairan Kepulauan Seribu

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram Nanang Sigit PH mengatakan proses pencarian dihentikan setelah upaya pencarian selama tujuh hari sesuai standar operasional prosedur Kantor Pencarian dan Pertolongan.

"Kami sudah melakukan pencarian sejak hari pertama kejadian Selasa (17/11). Penutupan kegiatan operasi SAR dihentikan pada Senin (23/11) pukul 18.00 Wita," kata Nanang di Mataram, Selasa (24/11/2020), dikutip dari Antara.

Nanang menjelaskan bahwa tim SAR gabungan yang meliputi anggota Basarnas Mataram, awak kapal KN Chundamani- P116, awak kapal MV Cape Kallia, serta nelayan sudah melakukan pencarian selama tujuh hari di area sekitar kecelakaan kapal.

Tim SAR juga melakukan pencarian di wilayah perairan Teluk Awang, Pantai Kuta Mandalika, dan Pantai Selong Belanak di Kabupaten Lombok Tengah.

Selain menyisir perairan, kata Nanang, tim SAR juga menyusuri pinggir kawasan pesisir menggunakan mobil.

"Kami juga menyebar informasi kepada masyarakat sekitar dan para nelayan terkait kecelakaan laut tersebut. Jika ada warga yang menemukan korban agar melapor," ujarnya.

Nanang mengatakan, Kantor Pencarian dan Pertolongan akan kembali melakukan operasi SAR jika ada tanda-tanda korban ditemukan atau ada permintaan dari keluarga korban.

KM Kerinci Indah 02 GT 26 yang mengangkut 11 nelayan dilaporkan mengalami kecelakaan di perairan selatan Pulau Lombok pada Selasa (17/11/2020) pagi.

Awak Kapal MV Cape Kallia yang saat itu berada di lokasi kejadian berupaya mengevakuasi para korban namun hanya berhasil mengevakuasi tujuh orang.

Empat nelayan lainnya dilaporkan hilang. Nelayan yang dilaporkan hilang berasal dari Yogyakarta, Padang, Medan, dan Cirebon.

(jasmine).