Maxim Buka Suara Soal Gojek dan Grab Bakal Kawin

  • Oleh : Bondan

Sabtu, 05/Des/2020 22:41 WIB
Maxim. Foto: CNNIndonesia.com Maxim. Foto: CNNIndonesia.com

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pesaing Buka suara terkait Gojek dan Grab yang dikabarkan mau 'kawin'. Maxim menanggapinya dengan santai, menurutnya wajar jika keduanya bergabung karena desakan dari para investor.

"Keduanya memiliki investor yang sama, sehingga hal yang wajar kalau dari sisi investor memiliki kepentingan kalau boleh dibilang untuk mengamankan investasinya sehingga berharap untuk mereka disatukan. Warnanya sudah sama, hijau, ya wajar saja kalau jadi satu," kata Development Manager Maxim, Imam Mutamad Azhar kepada wartawan, Jumat (4/12/2020).

Baca Juga:
Emtek Investasi di Grab Indonesia Rp 5,4 Trilliun, Grab Juga Investasi di Emtek

Meskipun Imam memandang jika kebijakan merger tersebut dapat menjadi monopoli. Namun, dia membiarkan agar masyarakat sendiri yang menilai dan merespons nantinya jika merger tersebut benar terjadi.

"Kami tidak melihat hal itu sebagai sesuatu yang fair apalagi ke pasar. Tapi biar market yang menilai, katanya karya anak bangsa, tapi bangsanya siapa? Kita kalau memang bisnis bisa manfaat sama masyarakat, apalagi dengan bangsa sendiri ya lakukan saja nggak perlu gimana-gimana. Toh pada akhirnya kalau terjadi begini kekuatan modal yang bicara, bukan bicara lagi fanatisme, nasionalisme," ucapnya.

Baca Juga:
Gojek-Tokopedia Resmi Merger jadi GoTo

Pesaing lainnya, Anterin meminta agar pemerintah ikut turun tangan untuk mengawasi kabar merger tersebut. CEO Anterin Imron Hamzah menilai merger Gojek dan Grab bisa mengganggu keamanan data masyarakat Indonesia karena kepemilikan saham keduanya mayoritas dimiliki asing.

"Jika merger terjadi, maka potensi terjadi monopoli pasar dan pemerintah harus turun tangan. Apalagi mayoritas kepemilikan saham kedua aplikasi tersebut adalah asing sehingga berpotensi mengganggu kedaulatan data di Indonesia," kata Imron saat dihubungi terpisah.

Baca Juga:
Telkomsel Gelontorkan Dana Rp 4,2 Triliun ke Gojek, Ada Apa?

Maxim mengatakan pihaknya tetap beroperasi melayani penumpang seperti biasa. Dia yakin mampu bertahan dan bersaing sehat dalam hal bisnis.

"Mau mereka jadi satu atau mau jadi dua, for us is all the same, tidak ada perbedaan. Kita punya planning artinya kita nggak merespons akan lebih memperkuat atau bagaimana, mudah-mudahan Maxim (bisa) berhadapan sama Giant yang besar-besar itu, kalau ada ceritanya kita disuruh lawan raksasa ya kita lawan. Biasanya raksasa kalahnya sama yang kecil malah, kecil dalam ukuran, tapi skala bisnisnya bisa dilihat lah," kata Imam.

Menurutnya, masing-masing aplikator memiliki keunggulan yang bisa dinilai sendiri oleh masyarakat. Jika Gojek dan Grab jadi gabung, Maxim berharap bisa menjadi penyeimbang sebagai pilihan masyarakat dalam hal bertransportasi.

"Kami ada untuk memberikan pilihan kepada masyarakat. Artinya pilihan untuk pasar itu jangan sampai dikontrol yang terlalu kuat sehingga harus ada faktor-faktor penyeimbang. Hal itu juga dari pihak regulator dalam hal ini pihak kementerian menyatakan kalau mereka bergabung, Maxim bisa jadi penyeimbang. Kami sih nggak merasa gimana-gimana, tapi kami secara bisnis akan tetap ada," ucapnya.

Pesaing lainnya, dari Anterin juga optimistis pasarnya akan terus meningkat. Dia menilai aplikasinya memiliki keunggulan tersendiri yang tidak dimiliki oleh Gojek dan Grab.

"Ruang (Anterin) untuk tumbuh di pasar Indonesia masih cukup besar. Anterin memiliki konsep dan model bisnis berbeda dengan keduanya, di mana Anterin adalah marketplace transportasi dan pengiriman instan yang membebaskan siapapun termasuk mitra driver aplikasi lain untuk bergabung dan juga membebaskan konsumen untuk memilih langganan mitra driver yang terbaik dengan harga murah," jelas Imron. (Detik.com)