Lebih dari 40 Negara Larang Penerbangan dari Inggris karena Khawatir Varian Baru Corona

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 22/Des/2020 08:41 WIB
foto: Istimewa foto: Istimewa

LONDON (BeritaTrans.com) - Kekhawatiran global terus meningkat atas penyebaran varian baru virus corona, dengan lebih dari 40 negara memberlakukan larangan perjalanan dari Inggris.

Penerbangan dari Inggris telah dihentikan ke banyak negara di dunia termasuk Spanyol, India dan Hong Kong.

Baca Juga:
Akibat Alarm Kebakaran, Ribuan Penumpang Pesawat di Bandara London Gatwick Dievakuasi dan Puluhan Penerbangan Tertunda

Negara-negara Uni Eropa tengah mengadakan pertemuan di Brussels untuk membicarakan langkah terkait penyebaran virus varian baru ini. Sejumlah langkah yang dikaji termasuk persyaratan tes bagi mereka yang baru tiba dari Inggris.

Adapun Swedia melarang pelancong asing dari Denmark setelah kasus varian baru virus corona ditemukan di negara itu.

Baca Juga:
Badai Eunice Gagalkan Ratusan Jadwal Penerbangan di London, Banyak Pesawat Gagal Mendarat

Seiring dengan bertambahnya daftar negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan di Inggris, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berusaha memberikan pemahaman terkait risiko varian baru virus corona.

Kepala kedaruratan kesehatan WHO Mike Ryan mengatakan varian baru suatu virus adalah bagian normal dari evolusi pandemi, dan itu tidak "di luar kendali", bertentangan dengan pernyataan Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock, yang menggunakan kata-kata itu pada hari Minggu.

Baca Juga:
Bandara London Buka Taman untuk Publik Lihat dari Dekat Pesawat Lepas Landas dan Mendarat

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Matt Hancock memperingatkan bahwa varian baru dari virus - yang mungkin hingga 70% lebih mudah menular - "semakin tidak terkendali".

Varian baru ini telah menyebar dengan cepat di kota London dan wilayah tenggara Inggris, namun pejabat kesehatan mengatakan tidak ada bukti bahwa galur baru ini lebih mematikan atau akan bereaksi berbeda terhadap vaksin.

Dalam perkembangan lain, pelancong dari Afrika Selatan juga menghadapi larangan dari beberapa negara setelah varian baru virus ditemukan.

Varian baru virus corona di Afrika Selatan, tidak terkait dengan yang ditemukan di Inggris.


Apa perkembangan terbaru?

Sebagian besar negara di benua Eropa telah melarang kedatangan dari Inggris dalam upaya menghentikan penyebaran varian baru virus corona.

Prancis memberlakukan larangan penumpang dan barang dari Inggris, menyebabkan gangguan di pelabuhan utama Dover di Inggris selatan.

Langkah tersebut, diumumkan pada hari Minggu, yang berarti tidak ada truk atau kapal feri yang dapat berlayar dari pelabuhan Dover, di Inggris selatan.

Prancis menyatakan tindakan itu diperlukan karena penyebaran varian baru virus corona di Inggris.


Jerman, Italia, Belgia, Republik Irlandia, Turki dan Kanada termasuk negara-negara yang melarang penerbangan dari Inggris.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dia telah berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk membuka kembali perdagangan dan menambahkan bahwa dirinya berharap masalah itu akan selesai "secepat mungkin".

Menteri Transportasi Prancis Clément Beaune mengatakan negaranya pada Selasa (22/02) akan mengumumkan kebijakan baru yang akan menggantikan larangan sebelumnya yang berlaku selama 48 jam.

Di Brussel, para pejabat mengadakan pembicaraan untuk menemukan tanggapan terkoordinasi dari 27 anggota Uni Eropa.

Belum ada keputusan dalam pertemuan itu, tapi sejumlah langkah yang dikaji termasuk persyaratan tes bagi mereka yang baru tiba dari Inggris.

Sejumlah negara Eropa lain yang menetapkan larangan penerbangan dari dan ke Inggris termasuk Jerman, Italia, Belgia, Republik Irlandia, Turki dan Kanada.

Negara mana saja yang telah menerapkan larangan terbang?

Negara-negara di Asia, seperti dari India dan Iran, serta Kanada telah melarang kedatangan dari Inggris.

AS belum memberlakukan larangan penerbangan, tetapi dua maskapai penerbangan - British Airways dan Delta - hanya akan mengizinkan penumpang yang dinyatakan negatif virus corona untuk terbang ke bandara John F Kennedy di New York.

Arab Saudi, Kuwait dan Oman telah menutup perbatasan mereka sepenuhnya untuk penumpang internasional.

Selain Denmark, varian virus baru juga telah terdeteksi di Australia, Italia, dan Belanda.

Sejumlah kasus yang ditemukan di Denmark mendorong Swedia melarang kedatangan dari negara tetangganya tersebut.


Kasus varian baru virus corona yang ditemukan di Denmark mendorong Swedia melarang kedatangan dari negara tetangganya tersebut.

Ini untuk kali pertama Swedia memberlakukan pembatasan semacam itu pada tetangganya.

"Ada risiko yang jelas bahwa orang Denmark akan tergoda pergi ke Swedia untuk berbelanja hadiah Natal," kata Menteri Dalam Negeri Mikael Damberg, menurut kantor berita AFP.

Adapun, dalam hitungan jam setelah pengumuman karantina wilayah di London dan Inggris tenggara pada hari Sabtu, Belanda mengatakan melarang semua penerbangan penumpang dari Inggris mulai hari Minggu (20/12) pukul 06:00 hingga 1 Januari.

Pemerintah Belanda mengatakan, sambil menunggu "kejelasan yang lebih pasti" tentang situasi di Inggris, "risiko lebih lanjut dari jenis virus baru yang masuk ke Belanda harus diminimalkan sebanyak mungkin".

Negara itu pada hari Minggu melaporkan peningkatan kasus harian lebih dari 13.000 kasus - yang merupakan rekor baru peningkatan kasus harian, meskipun langkah-langkah karantina wilayah yang ketat diterapkan sejak 14 Desember.

Belgia juga melarang penerbangan dan kedatangan kereta api dari Inggris mulai Minggu (20/12).

Perdana Menteri Alexander De Croo mengatakan kepada saluran televisi Belgia, VR, larangan akan diberlakukan setidaknya selama 24 jam sebagai "tindakan pencegahan", dan menambahkan "kita akan lihat nanti jika kita membutuhkan tindakan tambahan".

Italia memblokir semua penerbangan dari Inggris hingga 6 Januari.

Kasus pertama varian baru Covid-19 dari Inggris juga telah terdeteksi di Italia, seperti dilaporkan oleh kementerian kesehatan Italia pada hari Minggu.

Saat ini, pasien tersebut sedang diisolasi di Roma.

Di Irlandia, pemerintah mengumumkan bahwa penerbangan yang tiba dari Inggris akan dilarang selama 48 jam "demi kepentingan kesehatan masyarakat, orang-orang di Inggris, apa pun kewarganegaraannya, tidak boleh melakukan perjalanan ke Irlandia, melalui udara atau laut ".


Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa varian baru ini bereaksi berbeda terhadap vaksin.

Akan tetapi, penyeberangan feri untuk barang tetap beroperasi.

Di Jerman, perintah dari kementerian transportasi mengatakan pesawat dari Inggris tidak akan diizinkan mendarat mulai Minggu, meskipun pesawat kargo menjadi pengecualian.

Menteri Kesehatan Jens Spahn mengatakan varian baru virus corona dari Inggris belum terdeteksi di Jerman.

Prancis telah menangguhkan semua perjalanan termasuk truk barang dengan Inggris selama 48 jam.

Dikatakan periode itu harus digunakan untuk memberikan tanggapan yang terkoordinasi dari negara-negara Eropa.

Ribuan truk berpindah antar negara setiap hari. Kantor Kabinet Inggris akan bertemu pada hari Senin untuk menilai dampaknya pada perdagangan.

Antrian truk yang sangat panjang memasuki pelabuhan Dover di Kent untuk memenuhi pasokan Natal dan kekhawatiran akan Brexit.

Menanggapi larangan Prancis, Eurotunnel mengatakan akan menangguhkan akses ke terminal Folkestone di Inggris untuk lalu lintas menuju Calais di Prancis.

Orang yang telah memesan tiket untuk bepergian pada hari Senin bisa mendapatkan pengembalian uang. Akan tetapi, kereta masih akan beroperasi dari Calais ke Folkestone.

Austria juga akan menerapkan larangan penerbangan dari Inggris.

Sementara, Bulgaria telah menangguhkan penerbangan ke dan dari Inggris. Tetapi, tidak seperti tindakan larangan terbang jangka pendek di banyak negara lain, larangan yang diterapkan di Bulgaria berlaku hingga 31 Januari.

Turki telah melarang sementara semua penerbangan dari Inggris, demikian halnya dengan Swiss.

Pertemuan Dewan Eropa akan diadakan pada pada Senin pagi untuk mengoordinasikan tindakan Uni Eropa.


Karantina wilayah di London dan Inggris tenggara

Terhitung mulai hari Minggu (20/12), London dan kawasan Inggris tenggara masuk dalam kategori 4 (tier 4), kategori pembatasan yang tertinggi, hingga tanggal 30 Desember.

Kebijakan baru ini berdampak pada sekitar 17,7 juta orang yang tinggal di kawasan London dan Inggris tenggara.

Pembatasan diterapkan menyusul penemuan varian baru virus corona dengan tingkat penyebaran 70% lebih cepat dari virus corona yang dikenal selama ini.



PM Johnson mengumumkan pengetatan pembatasan untuk London dan kawasan Inggris tenggara, hari Sabtu (19/12) petang waktu setempat.

"Berdasarkan bukti awal yang kita miliki tentang varian baru virus ini, potensi risiko, dengan hati berat saya harus mengatakan kepada Anda bahwa kita tidak bisa merayakan Natal sesuai rencana sebelumnya," kata Boris Johnson dalam jumpa pers virtual di Downing Street pada Sabtu petang (19/12).

Dengan pembatasan ini, warga tak dibolehkan melakukan perjalanan memasuki wilayah tier 4, kecuali untuk kepentingan-kepentingan yang bersifat sangat khusus.

Tadinya pemerintahkan memberikan kelonggaran selama lima hari untuk memberi kesempatan kepada warga untuk merayakan Natal.


'Mestinya pembatasan diterapkan lebih cepat'

Pengetatan baru ini dalam praktiknya membuat warga tidak bisa berinteraksi secara fisik dengan rumah tangga lain.

Semua toko yang tidak menyediakan kebutuhan pokok atau layanan penting harus tutup. Perjalanan juga dibatasi.

Para pejabat mengatakan varian baru virus corona tidak lebih mematikan.

Diyakini pula bahwa varian baru ini tidak membuat vaksin atau perawatan yang ada saat ini menjadi kurang efektif.


Pemimpin opisisi Sir Keir Starmer mendesak diterapkannya pembatasan yang lebih ketat untuk menekan wabah pada Rabu (16/12).

Kepala penasihat sains pemerintah, Sir Patrick Vallance, mengatakan varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris mungkin berkembang di negara itu sendiri atau mungkin juga ada di negara-negara lain.

"Virus bermutasi setiap waktu, terjadi banyak mutasi di dunia, yang di sini adalah konstelasi perubahan-perubahan khusus yang kami pandang penting".

Ditambahkan perlu ditempuh upaya gobal untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada varus corona ini.

Menanggapi pengumuman baru perdana menteri, Sir Keir Starmer, pemimpin Partai Buruh yang beroposisi, mengatakan "jutaan keluarga akan patah hati karena rencana Natal mereka terkoyak-koyak."

Padahal, menurutnya, ia sudah mengangkat risiko pelonggaran Natal itu dengan Boris Johnson pada Rabu lalu, tetapi ketika itu perdana menteri tetap kukuh pada janjinya untuk melonggarkan pembatasan selama Natal.

"Pengumuman hari ini hanya akan menimbulkan kebingungan pada saat warga memerlukan kepastian," kata Sir Keir Starmer dan meminta pemerintah untuk menunjukkan "kepemimpinan yang tegas".

Wales juga menerapkan karantina wilayah terhitung mulai Minggu (20/12).

"Kita tahu, 2021 akan berbeda dan situasinya akan lebih baik. Ekonomi akan pulih dan kita akan bisa lagi meratakan Natal," kata Mark Drakeford, menteri utama Wales.

Hingga Sabtu (19/12), data pemerintah Inggris menunjukkan terdapat 2.004.219 kasus positif dan jumlah mereka yang meninggal dunia mencapai 67.075 orang.

Hingga Sabtu (19/12), data pemerintah Inggris menunjukkan terdapat 2.004.219 kasus positif dan jumlah mereka yang meninggal dunia mencapai 67.075 orang.

Namun, data itu hanya mencakup mereka yang meninggal dunia dalam waktu 28 hari sesudah positif virus corona dan penghitungan-penghitungan lain menunjukkan jumlah kematian lebih tinggi.

Kasus harian yang terus naik membuat bertambahnya jumlah kasus secara total. Pada hari Sabtu (19/12) saja, kasus positif bertambah 27.052.

Inggris menduduki urutan keenam dari negara-negara dengan jumlah korban meninggal terbanyak di dunia, setelah Amerika Serikat, India, Brasil, Rusia dan Prancis, menurut data yang dihimpun Johns Hopkins University.
(fh/sumber:BBC/Indonesia)