Kompak! 6 Pabrikan Truk Setop Produksi Mesin Diesel

  • Oleh : Bondan

Rabu, 06/Janu/2021 07:56 WIB
Perempuan menjadi pengemudi truk besar. Perempuan menjadi pengemudi truk besar.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Aliansi produsen truk di Eropa yang terdiri dari Mercedes-Benz, Scania, Volvo, MAN, Iveco, DAF, dan Ford, menandatangani kesepakatan untuk menghentikan penjualan truk Diesel mulai 2040.

Ini merupakan respons lanjutan dari diberlakukannya pengurangan emisi gas buang hingga 50 persen di Uni Eropa. Serta pelarangan penjualan kendaraan berbahan bakar fosil di Inggris pada 2030.

Baca Juga:
Menjelajah Taman Safari Indonesia Dengan Ducati Multistrada V4 S dan Desert X.

Mengutip dari The Driven, 6 merek truk tersebut nantinya akan mengganti secara bertahap seluruh produk truk Dieselnya dengan truk bertenaga listrik berbasis baterai dan hidrogen.

Baca Juga:
Porsche Sprint Challenge Indonesia 2023 Sukses Digelar di Sirkuit Mandalika

Tak hanya itu, keenam merek itu juga telah menyepakati investasi senilai 50 miliar Euro atau setara Rp 852 triliun hingga 100 miliar euro atau setara Rp 1,7 kuadriliun, untuk pengembangan teknologi terbarukan pada truk.

Dalam pelaksanaan pengembangannya, keenam pabrikan truk yang tergabung di bawah asosiasi produsen mobil Uni Eropa atau UE-ACEA itu, akan bekerja sama dengan Institut Riset Dampak Iklim Potsdam yang juga dibantu didanai oleh pemerintah Jerman.

Baca Juga:
Sambut Penghujung Tahun 2023, RMA Indonesia Bermitra dengan PT Hayyu Pratama Dealer Buka Dealer Resmi 3S Ford di Kota Samarinda

Selain untuk mengembangkan teknologi energi terbarukan, investasi itu juga mencakup infrastruktur pengisian daya di fasilitas umum. Mereka juga mengusulkan agar diterapkannya pajak karbon yang lebih tinggi di seluruh Eropa untuk mendukung program tersebut.

“Jika angkutan jalan barang ingin mempertahankan perannya dalam melayani masyarakat, mereka perlu beralih dari bahan bakar fosil secepat mungkin. Kami siap untuk mewujudkannya, tapi kami tidak bisa melakukannya sendiri, kami membutuhkan pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan lainnya untuk bekerja sama dengan kami," kata Henrik Henriksson, Ketua Dewan Kendaraan Komersial ACEA sekaligus CEO Scania.

Menyoal pemilihan teknologi listrik berbasis baterai dan hidrogen, dikatakan Johan Rockstrom, selaku direktur Institut Potsdam, sudah paling tepat dan sesuai dengan infrastruktur di Eropa.

Nantinya, kata Johan, teknologi listrik berbasis baterai akan difokuskan pada kendaraan komersial ringan untuk jarak dekat. Sementara untuk kendaraan komersial berat jarak jauh, akan menggunakan teknologi hidrogen. (Kumparan.com)