Kerabat Penumpang SJ182: Mereka Pamit Semalam, Tiada Firasat

  • Oleh : Fahmi

Sabtu, 09/Janu/2021 22:13 WIB
Sriwijaya Air berjenis Boeing 737-500. Foto:Ilustrasi Sriwijaya Air berjenis Boeing 737-500. Foto:Ilustrasi

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Doa dan harapan mengalir dari Betty Saprianti, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat mendengar kabar Pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak di ruang udara perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Dalam pesawat itu, sejumlah saudaranya tercatat sebagai manifes atau masuk daftar penumpang.

Baca Juga:
Kronologi Penyebab Pesawat Japan Airlines Tabrakan dan Terbakar di Bandara Haneda

"Ya Allah, kami di sini terus berharap semoga Allah selalu memberikan yang terbaik, semoga ada mukjizat," ujar Betty saat dihubungi, Sabtu (9/1/2021).

Betty mengonfirmasi bahwa sepupunya, Ratih Windania, bersama anaknya Yumna Fanisyatuzahra naik dalam pesawat yang hilang kontak sekitar pukul 14.30 WIB tersebut. Ratih kembali ke Pontianak bersama kedua orang tuanya, Rahmawati dan Toni Ismail dan seorang sepupu lainnya.

Baca Juga:
Pesawat Japan Airlines Tabrakan dengan Pesawat Penjaga Pantai, Timbulkan Kobaran Api di Bandara

"Semalam baru saja main ke sini, mereka pamit pulang, tanpa saya punya firasat apapun," ujar Betty sambil tak henti terisak.

Betty menjelaskan dalam manifes, yang tak ikut serta hanya suami dari Ratih yang kini masih berada di Bandara Supadio yang mestinya menyambut kedatangan pesawat.

Baca Juga:
AirAsia Diskusi Keselamatan Penerbangan Bareng KNKT dan INACA

Sebelumnya diberitakan bahwa pesawat Sriwijaya Air dengan rute Jakarta-Pontianak dikabarkan hilang kontak, pada Sabtu (9/1). Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB.

"Telah terjadi lost contact pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta - Pontianak dengan call sign SJY 182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB," kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati ketika dikonfirmasi, Sabtu, (9/1/2021).

Dia mengatakan, hilangnya kontak Sriwijaya Air saat ini tengah dalam investigasi dan tengah dikoordinasikan dengan Basarnas dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).(fh/sumber:CNNIndonesia)