Pengasuh Ponpes Darussalam & Istri Ini Masih Suasana Berduka Saat Naik Pesawat Sriwijaya Air SJ182

  • Oleh : Redaksi

Minggu, 10/Janu/2021 09:15 WIB


Pontianak (Beritatrans.com) - Ustaz Muhammad Nur Kholifatul Amin dan istrinya Agus Minarni masih dalam suasana dua ketika menumpang pesawat nahas Sriwijaya SJ182 yang mengalami kecelakaan pada Sabtu (9/1).

Pasalnya, Ustaz Muhammad Nur dan istrinya baru saja kembali dari Malang, Jawa Timur karena orang tuanya meninggal dunia.

Baca Juga:
Ini Kesimpulan Hasil Investigasi KNKT dari Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182

Nama sepasang suami istri ini terdapat dalam manifes pesawat yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu tersebut.

Agus Minarni merupakan seorang guru SMA Negeri 1 Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.

Baca Juga:
6 Fakta Tragedi Sriwijaya Air SJ182

Sementara suaminya Ustaz Muhammad Nur Kholifatul Amin merupakan pengasuh di Pesantren Darussalam, Sengkubang, Mempawah.

Menurut kerabat Minarni, Harry Ilyas, suami-istri itu berangkat ke Malang pada akhir Desember 2020 lalu.

Baca Juga:
Mulai Hari ini, Sriwijaya Air & NAM Air Pindah Layanan ke Terminal 1A Bandara Internasional Soekarno-Hatta

"Kalau tidak salah dekat libur Natal kemarin berangkat," ucap Harry Ilyas dihubungi dari Pontianak, Sabtu malam.

Kebetulan, ujar Harry, pada Minggu (10/1) besok adalah jadwal arisan keluarga besar Sengkubang di Sengkubang, Kabupaten Mempawah.

"Besok kami arisan keluarga besar Sengkubang, akan kumpul di Pesantren Darussalam. Orang tua Kak Agus Minarni, pendiri pesantren tersebut," ungkap Harry.

Ustad Muhammad Nur Kholifatul Amin dan Agus Minarni mempunyai dua orang anak.

Salah satunya anak mereka tengah mondok di Pesantren Darussalam Gontor, Kota Malang.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan bahwa pesawat Sriwijaya Air SJY182 jatuh dalam penerbangan Jakarta - Pontianak.

Budi juga mengungkapkan pesawat yang mengangkut 62 penumpang itu sempat menyimpang dari jalur penerbangan.

Menurut Budi, pesawat tersebut mengudara pada pukul 14.36 WIB. Lalu setelah itu diizinkan naik ke ketinggian 29 ribu kaki.

"Pukul 14.40 WIB, petugas melihat Sriwijaya tidak ke arah 75 derajat melainkan ke barat laut," kata Budi dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Sabtu (9/1).

Petugas lapangan sempat menanyakan kepada pilot Sriwijaya mengenai arah pesawat.

Namun, tak berapa lama, hanya hitungan detik, pesawat Sriwijaya itu hilang kontak dan lenyap dari radar.

"Manajer operasi langsung berkoordinasi dengan Basarnas dan instansi terkait," jelas dia. (ny/Sumber: Jpnn.com)