Mampu Deteksi di Kedalaman 2500 Meter, BPPT Kerahkan Baruna Jaya IV, Kapal Canggih Buatan PT PAL Cari Sriwijaya Air SJ 182

  • Oleh : Redaksi

Minggu, 10/Janu/2021 09:56 WIB
Kapal Baruna Jaya IV memiliki perangkat teknologi canggih sinyal sonar yang mampu mendeteksi objek hingga 2.500 meter di bawah permukaan laut. (dok. NOAA) Kapal Baruna Jaya IV memiliki perangkat teknologi canggih sinyal sonar yang mampu mendeteksi objek hingga 2.500 meter di bawah permukaan laut. (dok. NOAA)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengerahkan kapal Baruna Jaya IV milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mencari pesawat Sriwijaya SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta pada Sabtu (9/1/2021).

Kapal ini terbilang istimewa, karena sejatinya buatan PT PAL Indonesia ini adalah kapal untuk kegiatan riset yang dibekali perangkat teknologi canggih sinyal sonar.

Baca Juga:
Korban Jatuh dari Kapal MOB di Pelabuhan Merak Ditemukan Meninggal

Teknologi sinyal sonar yang ada pada kapal ini mampu mendeteksi atau objek di permukaan laut sedalam 2.500 meter.

BPPT juga akan membawa alat sensor sonar portabel yang mendeteksi di kedalaman 250 meter, menurut situs resmi Baruna Jaya BPPT.

Baca Juga:
Wanita Penumpang Kapal Gilimanuk-Ketapang Jatuh ke Laut

Sinyal sonar dapat dikirim dengan mengandalkan gelombang suara bawah air. Sinyal pantulan sonar akan diterima kembali oleh pusat kontrol di kapal untuk mengukur jarak, lalu mengonversi menjadi objek visual.

Kapal Baruna Jaya IV memiliki kemampuan membaca sinyal yang ada dalam dua jenis black box pesawat, yaitu voice data recorder (VDR) dan flight data recorder (FDR).

Baca Juga:
Naik Pesawat Mahal, Masyarakat Alor Ramai-Ramai Pilih Beli Tiket Kapal

Baruna Jaya sejatinya adalah kapal untuk kegiatan riset batimetri atau pemetaan permukaan laut. Ia juga biasa dimanfaatkan untuk melacak harta karun.

Menurut catatan, Baruna Jaya terlibat dalam pencarian pesawat Boeing 737 Adam Air penerbangan 574 di Sulawesi Tenggara pada 2007, pencarian kapal feri Bahuga Jaya di Selat Sunda pada 2012, dan pencarian KM Gurita di Sabang pada 1996.

Selain itu, kapal ini juga sempat dikerahkan untuk mencari pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 yang hilang pada 28 Desember 2014.

Saat itu, kapal Baruna Jaya IV berkolaborasi dengan Baruna Jaya 8 milik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Pada 30 Desember 2020 lalu, menurut situs resmi BPPT, kapal Baruna Jaya IV berhasil menyelesaikan misi pelayaran selama 182 hari di Jakarta untuk melaksanakan misi inovasi teknologi BPPT, khususnya di bidang survei kelautan.

Perjalanan kapal Baruna Jaya IV sendiri dimulai pada 20 Juni 2020 dan kembali pada 20 Desember 2020. Adapun perjalanan panjang Baruna Jaya IV ini dimulai untuk melaksanakan survei jalur kabel SKKL Lumori Sulawesi pada 20 Juni -15 Agustus 2020.

Lalu survei pencarian kapal tenggelam A. Alia sampai dengan 2 September 2020, survei jalur kabel Ina CBT di Labuan Bajo dan dilanjutkan ke Balikpapan sampai dengan 5 November 2020.

Selain itu, survei deployment InaBuoy sampai dengan 21 November 2020, survei advance Ina CBT Cilacap sampai dengan 19 Desember 2020 serta the covery Ina buoy pada 19 Desember 2020 terakhir bertolak kembali ke dermaga Muara Baru pada 20 Desember 2020.(amt/sumber:cnnindonesia.com)