Oleh : Redaksi
BEKASI (BeritaTrans.com) - Pria itu berjongkok. matanya sering menatap orang-orang yang lalu lalang. Naik dan turun dari kereta.
Di Stasiun Bekasi, Kota Bekasi, Andi, 40 tahun, bersama dua rekannya tidak sedang iseng kongkow atau sekadar melewatkan waktu melihat keriuhan di sana.
Baca Juga:
DJKA Pastikan Perawatan Eskalator Stasiun Bekasi Rampung Bulan Ini
Dia sedang menanti penumpang kereta, yang membutuhkan jasa mengangkut barang. Dari kereta ke luar stasiun. Atau dapat pula menaikkan barang ke dalam kereta.
Warga Perwira, Bekasi, itu akan cepat memberikan pelayanan jasa mengangkat atau memanggul barang bawaan penumpang kereta non-KRL.
Baca Juga:
Protes! Eskalator Mati di Stasiun Bekasi Dikasih Nisan dan Tabur Bunga oleh Pengguna KRL
Dalam menawarkan jasanya itu, dia tetap menjaga protokol kesehatan, terutama mengenakan masker dan mengulhindari kerumunan.
Kepada BeritaTrans.com dan Aksi.id, Jumat (15/1/2021), dia mengaku sejak pandemi Covid-19 sedikit penumpang bersedia memanfaakan jasanya.
Baca Juga:
Aplikasi e-Porter Hadir untuk Permudah Traveller Naik Kereta Api
Permintaan menurun, dia mengutarakan seiringan dengan merosotnya jumlah penumpang kereta jarak jauh, yang naik dan turun di Stasiun Bekasi.
Di tengah fakta penurunan jumlah penumpang itu, dia mengaku harus bersaing dengan rekan-rekannya sesama porter untuk mendapatkan orderan.
Merosotnya pendapatan membuat Andi sungguh galau. Soalnya dia butuh dana untuk membaiayi anaknya melanjutkan sekolah selepas lulus SMP.
"Saya harus menyiapkan dana lebih untuk sekolah anak saya. Kalau anak saya bisa masuk SMA/SMK negeri sih ringan biayanya. Kalau tidak, akan lebih banyak uang dibutuhkan," cetusnya.
Lalu sudah mendapat orderan berapa hari ini? Andi buru-burung menjawab: "Baru tiga".
(bagas).