Cari Uang Tambahan, Pengemudi Bus Gunung Harta Jualan Donat Keliling saat Libur Kerja

  • Oleh : Bondan

Sabtu, 16/Janu/2021 12:15 WIB
Mahiron (45) pengemudi bus Gunung Harta. Foto: BeritaTrans.com dan Aksi.id. Mahiron (45) pengemudi bus Gunung Harta. Foto: BeritaTrans.com dan Aksi.id.

BEKASI (BeritaTrans.com) - Mahiron (45) asal Purbalingga, Jawa Tengah, sudah puluhan tahun berprofesi sebagai pengemudi bus antarkota antarpropinsi (AKAP) dari berbagai perusahaan otobus (PO).

Bus AKAP yang pernah ia bawa mulai Lorena, Sinar Jaya hingga Rosalia Indah. Saat ini Mahiron, bergabung di PO Gunung Harta sudah 5 tahun menjadi pengemudi bus PO tersebut dengan trayek Jakarta-Tulungagung-Madura.

Baca Juga:
Terminal Kepuhsari Jombang Hanya Berangkatkan Sedikit Bus saat Libur Panjang

“Saya pindah ke sini karena pergaulan dari teman ke teman. Kebetulan waktu itu disini lagi butuh pengemudi terus ngelamar pas rezeki, keterima di sini,” cerita Mahiron kepada BeritaTrans.com dan Aksi.id di pool bus Gunung Harta, Bulak Kapal, Bekasi, Jumat (15/1/2021).

Dia mengatakan selama pandemi Covid-19  membuat penghasilannya menurun drastis untuk pendapatan perbulannya akibat sepi penumpang untuk sekali perjalanan pulang-pergi (PP).

Baca Juga:
Lika-Liku Perjalanan Bus ALS Bekasi ke Medan, Lalui Lintas Tengah Sumatra Berhari-Hari

“Penghasilan per tripnya tergantung dari trayeknya, kayak trayek Jakarta-Tulungagung bisa bawa Rp285 ribu per PP nya. Kalau ke arah Madura bisa Rp300 ribu sekali PP,” katanya.

Dia juga menambahkan sebelum pandemi,  bisa puluhan PP dalam mengantar penumpang.

Baca Juga:
Menhub: Perlu Perhatian Khusus Pada Pelaku Perjalanan Wisata

“Kalau dulu bisa 50 PP nganter penumpang sebelum Corona. Ya kalo dikumpulin sih gede, tp kalo perhari segitu. Ya  kalo sekarang dicukup-cukupin lah buat biaya sehari,” tambahnya.

Ayah dari  dua anak ini juga menuturkan dari total kursi bus yang tersedia saat pandemi ini hanya terisi setengah oleh penumpang.

“Total bangku bus ini 32, Covid-19 begini kalau hari biasa paling ke isi kadang 15, nggak tentulah. Alhamdulillahnya pas libur Natal 2020 sama Tahun Baru 2021, adalah setengahnya bangku ke isi,” tutur Mahiron.

Dia juga menjelaskan pada awal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menyebabkan seluruh transportasi berhenti beroperasi membuat dirinya harus menganggur selama berhentinya armada beroperasi.

“Saya nganggur awal-awal PSBB. Sama sekali nggak ada pemasukan. Untungnya kebantu dari usaha jualan donat keliling yang dipegang istri di kampung. Libur narik juga bantu saya dagang donat keliling. Jadi masih ada buat sehari-hari dari situ. Untungnya juga selama dapat bantuan satu kali tiap bulannya dari perusahaan, Dishub sama dari kepolisian,” jelasnya.

Pool bus Gunung Harta dan agen di Bulak Kapal, Bekasi Timur, Jumat (15/1/2021). Foto: BeritaTrans.com dan Aksi.id.

Sementara itu ia mengutarakan untuk biaya operasional selama perjalanan semua ditanggung oleh perusahaan tempatnya bekerja.

“Biaya operasional selama perjalanan semuanya ditanggung sama perusahaan. Dari ongkos tol sampai solar. Kalau solar disini sistemnya pakai jatah untuk sekali PP dan harus cukup,” utaranya.

Tarif PO Gunung Harta

Tarif tiket bus Gunung Harta selama libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 ada kenaikan. Per 22 Desember 2020-2 Januari 2021. Saat ini tarif tersebut sudah kembali normal. Tarif tiket Gunung Harta berkisar dari Rp200 ribu hingga Rp400 ribu di setiap kelas dan tujuannya. Sedangkan tarif bus yang dikendarakan dengan trayek Jakarta-Tulungagung berkisar Rp200 ribu-Rp300 ribu.