Oleh : Taryani
INDRAMAYU (BeritaTrans.com) - Banyak perlintasan kereta api di wilayah Daerah Operasi III Cirebon, Jawa Barat, belum berpintu secara resmi, seperti di perlintasan kereta api Cipedang Jubleg, Desa Jayamulya, Kecamatan Kroya, Indramayu, Jawa Barat.
Sejak kereta api di Pulau Jawa dioperasikan, perlintasan kereta api di Blok Cipedang Jubgleg, itu belum dipasang pintu. Padahal, setiap saat banyak pengguna jalan yang hilir mudik di perlintasan itu.
Baca Juga:
Stasiun Kereta Api Jatibarang Indramayu Makin Cantik
Untuk mengamankan jalur kereta api dari kecelakaan, beberapa pemuda di Desa Jayamulya rela menjadi relawan. Tugas mereka mengamankan perjalanan kereta api, sekaligus mengamankan pengendara kendaraan bermotor maupun pejalan kaki.
William Saputra salah satunya. Pria ini sudah 5 tahun bekerja sebagai relawan di perlintasan kereta api Cipedang Jubleg bersama 5 rekannya. Tugas dan tanggung jawab William atau yang akrab disapa Willi Portal itu tidak ringan.
Baca Juga:
Pernah Ikut Diklat STTD, Wili Portal 5 Tahun Jaga Perlintasan KA di Kroya Indramayu
Setiap saat mata mereka tidak boleh lengah apalagi sampai mengantuk. Karena harus stand by mengawasi pergerakan kereta api juga kendaraan bermotor atau pejalan kaki yang hendak melewati perlintasan kereta api.
Sepanjang kerja sebagai relawan, William Saputra mengalami dua kali peristiwa besar yang tidak mungkin lekang dari ingatannya.
Peristiwa pertama, ketika berusaha mencegah pengemudi mobil Daihatsu Terios yang terlihat memaksa ingin menyeberangi perlintasan kereta api di KM 143+1 Desa Jayamulya Blok Cipedang Jubleg.
Padahal William Saputra saat itu melihat ada laju kereta api Jaya Baya arah Jakarta – Cirebon sudah dekat. Akibatnya mobil Terios mengalami musibah tertabrak sehingga pengemudi beserta seluruh penumpangnya tewas pada Sabtu (29/6/2019).
Peristiwa besar lainnya, ujar William Saputra saat berhasil menyelamatkan nyawa seorang pria penumpang kereta api yang terjatuh saat merokok di luar gerbong. Kondisi korban mengalami luka-luka parah.
"Yang membuat saya panik pada saat yang sama saya melihat ada kereta api dari arah timur yang akan melintas. Saya buru-buru lari sekuat tenaga berjarak sekitar 400 meter memindahkan tubuh korban yang posisinya Saya lihat persis berada di tengah rel agar selamat dari terjangan kereta api,” ujarnya.
Tubuh korban yang terluka walaupun dengan susah payah berhasil diangkat dan dipindahkan menjauh dari rel. Usai memindahkan korban, William menghubungi petugas Polsuska.
“Petugas Polsuska menyarankan agar saya minta bantuan mobil dinas kepala desa untuk mengevakuasi korban. Dengan mobil dinas kepala desa korban dibawa ke klinik Al-Irsyad di Haurgeulis. Alhamdulillah korban sampai di klinik dan ditangani secara medis sehingga nyawanya terselamatkan. Saya dapat kabar dari kerabat korban di Desa Wanguk, Kecamatan Anjatan bahwa kondisi korban berangsur-angsur sehat,” ujarnya.
Beberapa waktu pasca menolong penumpang kereta api yang terjatuh itu, William Saputra tiba-tiba mendapat undangan dari PT KAI guna menghadiri upacara peringatan HUT PT KAI ke-74 di kantor pusat PT KAI di Bandung pada bulan September 2019.
“Saya berangkat ke Bandung dengan tanda tanya. Sampai di sana, di luar dugaan, Saya mendapat ucapan terima kasih dan sebuah amplop berisi uang tunai dari Dirut PT KAI Pak Edi Sukmoro. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orang nomor satu di perusahaan kereta api itu karena sudah mengundang Saya sehingga bisa bertemu dan bersalaman langsung,” ujarnya.
Banyak suka duka dialami William Saputra sebagai relawan perlintasan kereta api. “Sukanya, kalau berhasil membimbing pengguna jalan menyeberangi perlintasan kereta api dengan selamat. Dukanya, sering dimarahi masyarakat, terutama ibu-ibu, kalau Saya dan rekan-rekan telat datang di perlintasan kereta api Cipedang Jubleg,” ujarnya.
Perjuangan belum usai. William Saputra bersama ke-5 rekannya masih terus melanjutkan tugas sebagai relawan di perlintasan kereta api Cipedang Jubleg, Desa Jayamulya, Kecamatan Kroya, Indramayu, Jawa Barat menyelamatkan perjalanan kereta api juga para pengendara kendaraan dan pejalan kaki.
"Ada satu harapan dari saya, mudah-mudahan direksi PT KAI memperhatikan nasib saya dan rekan-rekan sehingga diangkat menjadi karyawan PT KAI,” ujarnya. (Taryani)