Atasi Covid-19, Israel Tutup Bandara Ben Gurion

  • Oleh : Bondan

Senin, 25/Janu/2021 12:48 WIB
PM Israel Benjamin Netanyahu meninjau bandara internasional Ben Gurion di dekat Tel Aviv. Foto: VOAIndonesia.com PM Israel Benjamin Netanyahu meninjau bandara internasional Ben Gurion di dekat Tel Aviv. Foto: VOAIndonesia.com

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Minggu (24/1/2021) mengatakan pihaknya telah menutup bandara internasional Ben Gurion bagi seluruh penerbangan ketika pemerintah berlomba mengatasi meluasnya perebakan pandemi virus corona.

Masuknya varian virus corona baru yang sangat menular dan buruknya aturan keselamatan yang diberlakukan di sebagian komunitas ultra-Ortodoks telah ikut berkontribusi memicu perebakan paling cepat di dunia. Hal ini juga mengancam memangkas kampanye vaksinasi yang sangat berhasil di Israel.

“Kami menutup bandara Ben Gurion hari ini. Bertolak belakang dengan apa yang dikatakan, kami telah mengungguli dunia. Tidak ada satu negara pun bisa melakukan apa yang kami lakukan. Kami menutup jalur penerbangan kecuali untuk kondisi yang sangat langka, guna mencegah masuknya mutasi virus baru itu, dan juga memastikan kemajuan yang sudah kami raih dalam kampanye vaksinasi “kembali hidup.” di mana dalam waktu singkat kami berhasil memvaksinasi lebih banyak warga Israel. Saya ingin menekankan bahwa pada minggu ini saja, ketika kami menutup jalur penerbangan, kami akan memvaksinasi satu juta lagi warga Israel guna memastikan kekebalan warga terhadap mutasi virus itu – jika memasuki wilayah – dan varian baru yang buruk, yang lebih kecil. Dan tentu saja kami akan kembali membuka perekonomian Israel,” kata Netanyahu.

Media Israel mengatakan penutupan itu akan berlangsung selama sedikitnya satu minggu.

Kantor Perdana Menteri tidak merinci tanggal penutupan dan mengatakan perintah itu membutuhkan finalisasi aturan parlemen.

Semasa perebakan pandemi virus corona, Israel telah melakukan pembatasan masuk di bandara internasional utama Ben Gurion. Tetapi membuat pengecualian pada beberapa kategori, termasuk mahasiswa keagamaan dan warga Israel yang kembali dari luar negeri. Ijin juga diberikan pada wisatawan Israel yang ingin bepergian ke “negara-negara zona hijau.”

Pembatasan perjalanan udara ini tampaknya membuat varian baru virus corona yang sangat menular dari Inggris dan negara-negara lain masuk ke Israel.

Kementerian Kesehatan Israel mencatat lebih dari 595.000 kasus virus ini sejak awal pendemi, termasuk 4.361 kasus kematian.

Kasus baru terus meningkat meskipun negara itu melancarkan kampanye vaksinasi massal dan kini berada dalam kondisi lockdown secara nasional, yang ketiga sejak pandemi ini terjadi. (VOAIndonesia.com)