Takut Ganggu Kapal Lain, Tanker `Raksasa` Berbendera Iran dan Panama Digeser ke Pelabuhan Kabil Batam

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 27/Janu/2021 19:11 WIB
Dua unit kapal berbendera Iran dan Panama digiring kapal patroli Bakamla KN Marore-322 menuju perairan Batam (foto:istimewa/tribunbatam.id) Dua unit kapal berbendera Iran dan Panama digiring kapal patroli Bakamla KN Marore-322 menuju perairan Batam (foto:istimewa/tribunbatam.id)

BATAM (BeritaTrans.com) - Aktivitas perairan Batu Ampar, Batam terlalu padat untuk lokasi lego jangkar dua unit kapal 'raksasa' tangkapan Bakamla RI. Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Khusus Batam terpaksa menggeser lokasi lego kedua kapal itu ke perairan Kabil, Batam.

Humas KSOP khusus Batam, Anina Solmidas saat ditemui di kantornya, Sekupang, Rabu (27/1/2021) mengatakan sudah berkordinasi dengan Bakamla untuk penetapan lokasi lego kapal selama menjalani proses pemeriksaan. "Dini hari sudah tiba di Batam, lego di perairan Batu Ampar. Namun lokasi lego kapal itu akan segera digeser ke perairan Kabil," ujarnya. Penggeseran lokasi lego di perairan Batu Ampar, kata dia bukan tanpa alasan lantaran mengingat aktivitas perairan Batu Ampar yang cukup padat dengan aktivitas kapal.

Baca Juga:
Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Sambut Kedatangan Kapal Pesiar MS Viking Orion

"Nggak bisa lego di Batu Ampar itu, karena perairan Batu Ampar aktivitas kapal sangat padat dan sibuk. Makanya kita sudah kordinasi untuk digeser," ucap Aina.

Dua kapal super 'raksasa' bernama MT Horse berbendera Iran dan MT Frea berbendera Panama itu akan segera menjalani pemeriksaan tim gabungan, hanya saja Bakamla masih sedang menentukan tim investigasi.

Baca Juga:
Pemulangan Jenazah ABK Wafat di Republik Fiji Difasilitasi Kemenhub

"Kalau untuk kronologis, dan poin pelanggaran tanyak ke Bakamla ya. Intinya kalau dari KSOP kita siap bersinergi dan mendukung instansi terkait," kata Aina. 

Segera Dilakukan Investigasi

Baca Juga:
Catat Sejarah, Terminal Teluk Lamong Disinggahi Kapal Curah dengan Draught Terdalam Capai 13,27 Meter

Dua unit kapal motor tanker (MT) berbendera Iran dan Panama tangkapan Bakamla RI dilabuhkan di perairan Batu Ampar, Kota Batam, Kepri, Rabu (27/1/2021). Kedua kapal super 'raksasa' bernama MT Horse berbendera Iran dan MT Frea berbendera Panama itu dikawal ketat aparat tim gabungan bersenjata lengkap. Dijadwalkan pagi ini tim gabungan mulai melakukan investigasi mendalam terkait dugaan pelanggaran yang dilakukan.

Kabag Humas dan Protokol Kolonel Bakamla RI Wisnu Pramandita, Rabu (27/1/2021) pagi mengatakan kedua kapal tangkapan Bakamla RI itu sudah berada di perairan Batu Ampar. "Informasi situasi dan perkembangan MT Horse dan MT Freya. kedua kapal telah dilegokan diperairan batu ampar batam pada dini dalam keadaan aman," ujarnya.

Saat ini, lanjut dia KN Pulau Marore dan KN Belut Laut mengawasi lego jangkar disekitar kapal tangkapan. Selanjutnya saat ini tim investigasi gabungan sedang menyiapkan berbagai aspek teknis untuk pelaksanaan investigasi. Investigasi, kata dia melibatkan Bakamla, Kemenlu, Kemenhub (hubla), Kemenkeu (DJBC), Kemenkumham (imigrasi), KLH, ESDM, TNI AL dan Polisi. 

Digiring Helikopter dan 2 KRI

Sebelumnya diberitakan, dua kapal super 'raksasa' berjenis motor tanker (MT) bernama MT Horse berbendera Iran dan MT Frea berbendera Panama dikawal ketat tim gabungan patroli TNI AL dan kapal Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI menuju perairan Batam. 

Ada dua kapal KRI, KN. Pulau Marore - 322 dan KN Belut Laut - 406 dan satu Helikopter TNI AL mengawal iringan sedang melalui Perairan Natuna dua kapal 'raksasa' itu menuju Batam guna melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini terlihat dari pemantauan udara yang didokumentasikan dari Helikopter TNI AL yang sedang berpatroli di perairan Natuna, Selasa(26/01/2021) siang.

Kabag Humas dan Protokol Kolonel Bakamla RI Wisnu Pramandita melalui sambungan selulernya, Selasa (26/01/2021) mengatakan dua kapal tanker itu direncanakan akan disandarkan di Pelabuhan Batu Ampar, Batam. "Sedang dikawal. Saat ini dalam perjalanan menuju Batam," ujarnya.

Pengawalan dua kapal 'raksasa' itu tim gabungan membentuk formasi dengan MT Horse berada di depan yang dikawal KN. Pulau Marore - 322 di sisi kanannya dengan jarak 0,5 NM. Berjarak sekitar 2 NM, di formasi kedua terdapat  MT Freya yang dikawal KN Belut Laut - 406. Sementara di depan, KRI juga telah siap mendukung pengawalan tersebut saat mendekati Perairan Tanjungpinang.

Menggunakan KRI dan Heli Panthernya, TNI AL siap sedia melakukan asistensi jalannya pengamanan kedua kapal asing tersebut oleh kedua KN Bakamla RI. Hal ini merupakan salah satu bentuk kerja sama yang kuat terjalin antara Bakamla RI dengan instansi pengamanan laut terkait, dalam hal ini khususnya dengan TNI AL.

Sebagaimana diketahui, Minggu (24/1) KN. Pulau Marore - 322 mengamankan 2 kapal berjenis MT yang sedang melaksanakan ship to ship. Diduga, kedua kapal tersebut melakukan transfer BBM illegal dan dengan sengaja menutup nama lambung kapal dengan kain serta mematikan AIS untuk mengelabui aparat penegak hukum Indonesia.

Dugaan awal, kedua kapal tanker melanggar hak lintas transit pada ALKI I dengan keluar dari batas 25NM ALKI melakukan lego jangkar di luar ALKI tanpa ijin otoritas terkait, melaksanakan ship to ship transfer BBM illegal, tidak mengibarkan bendera kebangsaan, AIS dimatikan serta MT Freya melaksanakan oil spiling.


Dikawal Aparat Bersenjata

Dua unit kapal 'raksasa' berjenis motor tanker (MT) bernama MT Horse berbendera Iran dan MT Frea berbendera Panama digiring tim gabungan patroli kapal Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI menuju perairan Batam.

Hal itu diungkapkan Kabag Humas dan Protokol Kolonel Bakamla RI Wisnu Pramandita melalui sambungan selulernya, Selasa (26/1/2021) pagi. "Sedang dikawal. Saat ini dalam perjalanan menuju Batam, nanti sampai sekira pukul 15:00 - 16:00 WIB," ujarnya.

Untuk lokasi sandar, kata Kolonel Wisnu pihaknya masih sedang dikoordinasikan dengan pihak pelabuhan di Batam mengingat ukuran kedua kapal ini sangat besar. Dua unit kapal asing yang terbukti melakukan pelanggaran itu dikawal kapal patroli KN Marore-322 lengkap dengan personil persenjataan.

Kolonel Bakamla Wisnu mengungkapkan dari rangkaian hasil pemeriksaan terdapat beberapa poin pelanggaran yang dilakukan dua unit kapal asing tersebut. "Setelah tim melakukan pemeriksaan, kapal ini melakukan pelanggaran ship to ship secara ilegal dan pencemaran lingkungan," ungkapnya. 

Tidak hanya itu, kedua kapal asing ini telah menyembunyikan identitas dengan mematikan AIS, menutup nama dan tidak mengibarkan bendera. Selanjutnya dua kapal asing ini Lego di perairan tertorial tanpa ada izin. "Itu hasil pemeriksaan sementara, lebih jauh nanti setelah penyelidikan lanjutan iya," ujarnya.

Sebelumnya Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI mengamankan dua kapal berjenis motor tanker (MT) yang diduga melakukan transfer bahan bakar minyak (BBM) ilegal di perairan Pontianak, Minggu (24/1/2021) pagi.

Proses pengamanan tersebut dilakukan saat KN Marore-322 yang dikomandani Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartanto sedang melaksanakan Operasi Keamanan dan Keselamatan Laut Dalam Negeri "Trisula-I/21.

Ia mengungkapkan peristiwa penangkapan itu bermula saat kapal Bakamla melaksanakan patroli, pukul 05.30 WIB pagi yang dilakukan kapal patroli KN Marore-322 dan berhasil mendeteksi kontak radar diam dengan indikasi AIS dimatikan pada baringan jarak yang saling berdekatan.

Untuk memastikan aktivitas dua kapal itu, komandan KN Marore-322 pun memerintahkan untuk bergerak mendekati kontak dengan kecepatan 16 knot.

Tak butuh waktu yang lama, KN Marore-322 mendeteksi secara visual terdapat 2 kapal berjenis MT yang sedang melaksanakan ship to ship diduga melakukan transfer BBM illegal dan dengan sengaja menutup nama lambung kapal dengan kain untuk mengelabuhi aparat penegak hukum Indonesia.

Kemudian, KN Marore-322 melakukan kontak radio channel 16 untuk menanyakan perihal keberadaannya di perairan Pontianak. Tidak ada Respons dari kedua kapal berjenis MT tersebut sehingga menambah kecurigaan KN Marore-322.

Menindaklanjuti kecurigaannya, Komandan KN Marore-322 Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartanto menghubungi Direktur Operasi Laut Laksma Bakamla Suwito dan mendapatkan perintah untuk melaksanakan pemeriksaan serta penggeledahan.

Hasil dari pemeriksaan awal, diketahui bahwa dua kapal tanker tersebut bernama MT Horse berbendera Iran dan MT Frea berbendera Panama. 

Dugaan awal, kedua kapal tanker melanggar hak lintas transit pada ALKI I dengan keluar dari batas 25NM ALKI melakukan lego jangkar di luar ALKI, melaksanakan ship to ship transfer BBM illegal, tidak mengibarkan bendera kebangsaan, AIS dimatikan serta MT Frea melaksanakan oil spiling.(amt/sumber:tribunbatam.id)