Bandara Angkasa Pura II Pertama di Indonesia: Miliki Biosafety Management System Perkuat Protokol Pencegahan Covid-19

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 28/Janu/2021 13:50 WIB
Muhammad Awaluddin mengatakan, Muhammad Awaluddin mengatakan, "Kali pertama di Indonesia, secara resmi Biosafety Management System diterapkan penuh di bandara AP II untuk memutus mata rantai penularan bahaya biologi dengan sejumlah program: biohazard precautions, environment screening, infrastructure sterilization, public health assurance, dan menghadirkan laboratory testing facilities untuk COVID-19 di bandara.”

TANGERANG (BeritaTrans.com) - PT Angkasa Pura II (Persero) memperingati Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (K3 Nasional) dengan menggelar kampanye keselamatan (safety campaign) untuk memperkuat protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

Bulan K3 Nasional yang dicanangkan pemerintah pada 12 Januari – 12 Februari 2021 mengusung tema Penguatan Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Berbudaya K3 Pada Semua Sektor Usaha.

Baca Juga:
Digital Talent, Penopang Strategi Transformasi Digital Tingkat Nasional

Guna mendukung pelaksanaan dan tema Bulan K3 Nasional 2021 tersebut, PT Angkasa Pura II menggelar Ramp Safety Campaign (RSC) dan Terminal Safety Campaign (TSC) serta Bulan K3 Nasional 2021 di 19 bandara pada 28 Januari – 4 Februari 2021 dengan mengusung sub tema “Safety From Hazard Intervention & Ensuring Less of Disease” atau disebut dengan SHIELD. 

Baca Juga:
Jelang Angleb, Bandara Supadio Pontianak Memastikan Pelayanan Prima

“Program SHIELD ini untuk memperkuat 3C [Coordination, Communication dan Collaboration] di antara stakeholder bandara agar protokol pencegahan COVID-19 dapat selalu berjalan baik, serta memastikan aspek keamanan, kesehatan dan keselamatan dapat selalu meningkat di bandara,” jelas Muhammad Awaluddin dalam apel Pencanangan safety campaign dan Bulan K3 Nasional 2021, hari ini.

Program SHIELD ini juga untuk mendorong kesiapan dan kesigapan penerapan penuh Biosafety Management System mulai hari ini.

Baca Juga:
Tahun 2024, Bandara SMB II Palembang Target Layani 2,7 Juta Penumpang

Kali Pertama di Indonesia

Muhammad Awaluddin mengatakan, "Kali pertama di Indonesia, secara resmi Biosafety Management System diterapkan penuh di bandara AP II untuk memutus mata rantai penularan bahaya biologi dengan sejumlah program: biohazard precautions, environment screening, infrastructure sterilization, public health assurance, dan menghadirkan laboratory testing facilities untuk COVID-19 di bandara.”

“Program SHIELD meningkatkan kesiapan dan kesiagaan agar Biosafety Management System dapat selalu diterapkan baik. Di antaranya dengan menugaskan SDM yang memiliki kompetensi di bidang K3 menjadi SHIELD Inspector untuk menjadi motor penggerak penerapan Biosafety Management di bandara,” tambah Muhammad Awaluddin.

Keberadaan SHIELD Inspector untuk mengawasi Biosafety Management System ini juga merupakan pertama kali di bandara-bandara di Indonesia, di mana terdapat personel bertugas khusus mengawasi, menganalisis, serta mengevaluasi protokol pencegahan COVID-19.

“Seperti kita ketahui, personel di bandara sebelumnya terdiri dari fungsi operasional, pelayanan dan keamanan, di mana mereka selama ini juga mengawasi jalannya protokol kesehatan. Kini, kami memperkenalkan SHIELD Inspector yang bertugas khusus untuk fungsi kesehatan guna memperkuat protokol pencegahan COVID-19,” ujar Muhammad Awaluddin.

Dia menuturkan, SHIELD Inspector melaporkan penerapan Biosafety Management System secara digital melalui fitur SIR (Safety Inspection Report) di aplikasi iPerform, sehingga dapat langsung ditindaklanjuti secara cepat apabila ada temuan di lapangan.

"Untuk pertama kali juga, aplikasi iPerform yang biasanya digunakan menunjang administrasi pekerjaan karyawaan, pada hari ini bisa dimanfaatkan sebagai media pelaporan penerapan protokol pencegahan COVID-19," ujarnya.

Muhammad Awaluddin mengatakan  SHIELD membuat bandara-bandara AP II dapat optimal dalam mewujudkan bandara berbasis protokol yang fokus pada kebersihan (cleanliness), kesehatan (health), aman (safety) dan higienis dan mendukung kelestarian lingkungan (environment sustainability).

CHSE Accredited

Adapun di samping program SHIELD, di tengah Bulan K3 Nasional 2021 ini AP II juga meluncurkan akreditasi Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability (CHSE) bagi tenant komersial di bandara.

Akreditasi diberikan kepada tenant yang menjalankan penuh protokol misalnya, staf/pekerja harus melakukan pengecekan kesehatan rutin seperti pengukuran suhu tubuh dan wajib menggunakan masker. Lalu, tenant juga harus menyediakan hand sanitizer, memiliki pilihan transaksi secara nontunai (cashless), menerapkan prosedur physical distancing, dan melakukan disinfeksi berkala di area komersial.

Melalui momentum Bulan K3 Nasional 2021 yang diikuti dengan program iSHIELD dan Biosafety Management System serta CHSE Accredited, bandara AP II dapat menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor penerbangan nasional. Tahun ini, jumlah penumpang di bandara AP II diperkirakan meningkat.

“Adanya peningkatan penumpang ini harus diikuti peningkatan kesiapan dan kesigapan operasional serta protokol kesehatan untuk mencegah COVID-19,” ujar Muhammad Awaluddin.

Diperkirakan jumlah pergerakan penumpang di 19 bandara AP II pada 2021 mencapai 45 juta penumpang, naik sekitar 27% dibandingkan dengan 2020 sebanyak 35,54 juta penumpang.(awe).