Angkasa Pura II Geber Program Dukung UMKM dan Siapkan Airport Mall

  • Oleh : Naomy

Sabtu, 30/Janu/2021 21:16 WIB
UMKM di Bandara Soetta UMKM di Bandara Soetta


JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT Angkasa Pura II (Persero) berkomitmen mendukung pertumbuhan usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM).

Pada awal 2021, Bandara Soekarno-Hatta menjadi salah satu tempat peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi dan Kementerian Perhubungan. 

Baca Juga:
Trafik penerbangan di Bandara Angkasa Pura II Naik 5% di Periode Angleb

Sebagai upaya mendukung Gernas BBI, perseroan memperkenalkan program Gerakan Bangga Karya Anak Bangsa Indonesia (Gerbang Indonesia), Sabtu (30/1/2021).

Program tersebut dikenalkan berbarengan dengan digelarnya webinar ‘Pelatihan UMKM: Pembangunan dan Pengembangan Bisnis UMKM di Masa Adaptasi Kebiasaan baru’ yang diikuti oleh ratusan pelaku UMKM. 

Baca Juga:
Ini 3 Indikator Bikin Angleb di Bandara Angkasa Pura II Sukses

“UMKM memiliki agilitas lebih tinggi dibandingkan dengan bisnis besar. UMKM memang paling cepat terjerembab oleh krisis, namun juga paling cepat bangkit dan menemukan peluang-peluang baru di tengah krisis,” urai President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin saat menyampaikan keynote speech di dalam talkshow. 

Awaluddin juga pernah menerbitkan dua buku pengembangan UMKM yakni Digital Entrepreneurshift dan Digital Championshift. 

Baca Juga:
Mantap, Meroket 15 Tangga, Bandara Soekarno-Hatta jadi Peringkat 28 Terbaik Dunia Tahun 2024

“Di dalam buku itu saya tuangkan bahwa penggunaan teknologi itu penting, namun bukan berarti ketika UMKM memanfaatkan teknologi lalu akan sukses seketika. Perlu memahami seluk beluk bisnis dengan memanfaatakan teknologi serta paham strategi atau taktik, dan menjadi bagian dari ekosistem pasar digital,” ujarnya. 

Dia menambahkan, aksi kolektif berbagai sektor sangat dibutuhkan mendukung kebangkitan UMKM. Dalam hal ini, bandara memiliki kelebihan untuk turut mengembangkan UMKM dalam hal pemasaran produk dan program pendukung lainnya. 

“Bandara merupakan pintu gerbang negara dan juga penghubung konektivitas daerah di seluruh Indonesia serta tempat banyak pihak berinteraksi, sehingga memiliki potensi pasar yang sangat besar seiring dengan tingginya pergerakan penumpang di bandara. Karena itu, kami memperkenalkan program Gerbang Indonesia," katanya.

EGM of Airport Service Division PT Angkasa Pura II Anindita Galuh Wardhani program Gerbang Indonesia memiliki 3 program utama, yaitu: Bandara sebagai gerbang utama pembinaan UMKM; Bandara sebagai tempat kegiatan transaksional UMKM; dan Bandara sebagai hub pariwisata dan budaya Indonesia. 

"Di dalam program pembinaan UMKM, secara berkelanjutan bandara AP II akan menjalankan pelatihan dan inkubasi untuk mempercepat keberhasilan pengembangan UMKM," ungkapnya.

Sementara itu untuk program promosi dilakukan secara offline (digital showcase UMKM, banner, videotron, booth), dan secara online (social media, talkshow, podcast).

Pada tahun ini, AP II juga menjadikan bandara sebagai pusat transaksional UMKM dengan membangun konsep Airport Mall UMKM. Sejalan dengan itu, bandara AP II akan menyediakan area komersial khusus bagi UMKM.

Awaluddin menuturkan konsep Airport Mall UMKM ini akan sangat tepat dijalankan di Bandara Soekarno-Hatta khususnya di Terminal 3 yang sudah memiliki konsep sebagai mall. 

“Setiap harinya pergerakan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta pada periode normal mencapai 200.000 orang, dengan pergerakan yang cukup stabil dari pagi hingga malam,” ujar Awaluddin. 

Sementara itu, di dalam program bandara sebagai hub pariwisata dan budaya, secara terjadwal dan konsisten bandara-bandara AP II akan mempertunjukkan pagelaran seni dan budaya Indonesia serta menggelar pameran dan bazaar UMKM. 

*Kombinasi Online dan Offline*
Di dalam talkshow 'Pelatihan UMKM: Pembangunan dan Pengembangan Bisnis UMKM di Masa Adaptasi Kebiasaan baru’, terungkap juga bahwa pelaku UMKM penting mengembangkan bisnis secara online dan offline. 

“Dengan kombinasi [online dan offline], ketika orang ingin mencoba, memegang atau melihat [produk] maka bisa karena ada display. Bantuan sudah banyak diberikan dari pemerintah, seperti sekarang AP II men-support UMKM memberikan lokasi display di sini [Bandara Soekarno-Hatta], itu sudah seperti store. Pelaku UMKM bisa update di medsos, misalnya saat ini store saya ada di sini,” ujar salah satu pembicara di dalam talkshow, Founder LPK Kompetensi Indonesia & No Drama Coffee Novita Lubis.

Sementara itu pembicara berikutnya yakni Senior Lead Government Relations & Business Partner Bukalapak Luciana Dita mengatakan tidak ada alasan untuk tidak berjualan online saat ini, karena tools lengkap yang dimiliki Bukalapak sebagai digital platform. 

Bukalapak sekarang selain memiliki platform e-commerce juga ada memiliki platform offline to online dan online to offline. (omy)