Bandara Banyuwangi Ditutup Gegara Hujan Abu Gunung Raung

  • Oleh : Redaksi

Minggu, 07/Feb/2021 16:03 WIB


Jakarta (BeritaTrans.com) -  Bandara Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (7/2), ditutup sementara akibat dari sebaran abu vulkanik letusan Gunung Raung karena berisiko bagi keselamatan penerbangan.

"Kami menerima notice to airmen (notam) dari Airnav Indonesia untuk penutupan Bandara Banyuwangi hari ini per pukul 08:50 WIB hingga 14:50 hari ini," ujar Executive General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) KC Bandara Banyuwangi Cin Asmoro di Banyuwangi.

Baca Juga:
Bandara Banyuwangi Mulai Layani Penerbangan Umrah 22 Februari

Ia menjelaskan bahwa sebelumnya berdasarkan hasil observasi abu vulkanik Gunung Raung telah mencapai Bandar Udara Banyuwangi.

"Data dari BMKG menunjukkan kalau arah semburan abunya mengarah ke timur, artinya ke daerah bandara, didukung paper test yang hasilnya positif juga. Jadi kami laporkan ini otoritas bandara wilayah 3 Surabaya, diambil keputusan bandara kami tutup mulai sekitar pukul 8:30 WIB pagi tadi," katanya.

Baca Juga:
Bandara Banyuwang Segera Layani Penerbangan Jamaah Umrah

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas III Banyuwangi menyatakan hujan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Raung terpantau hingga ke wilayah Banyuwangi bagian timur.

"Kita lihat aktivitas Gunung Raung dari sisi sebaran abu vulkaniknya ke mana. Dan kita lihat abu mengarah ke timur, otomatis Banyuwangi di sekitar timur yang terdampak," tutur Kepala Stasiuns BMKG Klas III Banyuwangi, Dhira Utama ketika dihubungi.

Baca Juga:
Bandara Banyuwangi Diganjar Sebagai Bandara Ramah Lingkungan

Dhira menjelaskan, laporan tersebut didapat dari hasil pantauan pada Satelit Himawari BMKG per pukul 12.00 WIB. Pantauan ini diperbarui setiap 30 menit sekali. Tapi kata dia, kondisi cuaca di Banyuwangi berawan sehingga keberadaan abu vulkanik pun lebih sulit dilihat.

Untuk itu, Dhira mengatakan BMKG harus meninjau dan mengonfirmasi kembali ke masyarakat terdampak terkait kondisi abu vulkanik di lapangan. Namun begitu ia menegaskan, warga perlu waspada karena abu dapat mengganggu aktivitas.

"Prediksi abunya cukup mengganggu aktivitas masyarakat. Kami imbau tetap pakai masker dalam berkendara, agar tidak berimbas abu," ucap dia lagi.

Mengutip peta interaktif pada situs MAGMA Indonesia, Gunung Raung masih dalam status Waspada atau level II. Aktivitas Gunung Raung sendiri terpantau mulai meningkat sejak Rabu (3/2).

Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani mengatakan suara gemuruh yang berasal dari aktivitas Gunung Raung terdengar hingga ke Jember.

"Untuk aktivitas kegempaan, pada Rabu pukul 00.00-06.00 WIB terekam tremor menerus dengan amplitudo 5-32 mm," tutur Nia, dikutip dari Antara.

Namun Nia menyatakan belum bisa memastikan aktivitas gunung merupakan sumber dari dentuman keras yang terdengar hingga daerah Kalipuro, Banyuwangi. Suara ini sebelumnya sempat menghebohkan warga setempat.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malang sempat mengungkapkan bahwa suara dentuman tidak berasal dari aktivitas Gunung Raung ataupun Gunung Semeru. Dentuman juga didengar oleh warga Malang sekitar pukul 23.00 WIB, Selasa (2/2). (lia/sumber:cnnindonesia.com)