Adhi Karya: Target LRT Jabodebek Siap Operasi Juli 2022

  • Oleh : Bondan

Minggu, 07/Feb/2021 21:53 WIB
Ilustrasi LRT Jabodebek. Foto: Ist Ilustrasi LRT Jabodebek. Foto: Ist

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pihak PT Adhi Karya Tbk (Persero) atau ADHI menyatakan jadwal operasional Light Rail Transit (LRT) Jabodebek hingga saat ini masih sesuai rencana yaitu Juli 2022. Pengerjaan proyek masih terus berjalan meski ada pandemi.

Direktur Operasional II Adhi Karya Pundjung Setya Brata mengatakan, sektor kontruksi merupakan salah satu yang diizinkan berjalan 100 persen. Jadi, pengerjaannya LRT Jabodebek tidak terganggu.

Baca Juga:
Jadwal Keberangkatan LRT Jabodebek Kamis 28 Maret, Promo Tarif Maksimal Berlaku di Jam Ini!

"Rencana COD awal Juli 2022, saat ini masih on track. Untuk yang WFH supporting team dan engineering yang memang bisa dilakukan via online," kata Pundjung Setya Brata kepada kumparan, Minggu (7/2/2021).

Pundjung menyebut, berdasarkan laporan di lapangan hingga 29 Januari 2021 pengerjaan lintas pelayanan Cawang-Cibubur sudah 93,39 persen, Cawang-Dukuh Atas 81,06 persen, Cawang-Bekasi Timur 76,34 persen. Secara keseluruhan Tahap 1 sudah 82,64 persen.

Baca Juga:
Jadwal LRT Jabodebek Rabu 27 Maret, Promo Tarif Maksimal Berlaku di Jam Ini!

Sebelumnya, LRT Jabodebek ini ditargetkan bisa beroperasi pada akhir 2020 atau awal 2021. Namun, terganjal masalah pembebasan lahan sehingga molor menjadi awal Juli 2022.

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan menganggap integrasi itu menjadi faktor penting efektivitas moda tersebut sebagai angkutan umum massal.

Baca Juga:
Diperkirakan Penumpang LRT Jabodetabek Terjadi Lonjakan di Idul Fitri 1445 H /Lebaran 2024

Kepala BPTJ Kemenhub Polana B Pramesti, mengungkapkan sejak 2018 pihaknya telah melakukan langkah-langkah koordinasi menjembatani penyusunan konsep integrasi moda LRT Jabodebek antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) dan PT Adhi Karya dengan para stakeholder lainnya.

Polana mengatakan konsep tentang bagaimana integrasi moda tersebut saat ini telah tersusun, meski masih terus membutuhkan tindak lanjut dan penyempurnaan agar konsep itu dapat terealisasikan. Ia mengungkapkan ada tantangan yang harus dihadapi dalam integrasi tersebut.

“Tantangan yang dihadapi untuk mewujudkan integrasi antar moda layanan LRT Jabodetabek umumnya merupakan masalah klasik dalam pengelolaan transportasi di wilayah aglomerasi. Banyaknya pemangku kepentingan yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan transportasi, memunculkan sekat-sekat baik di dalam kebijakan maupun realitas layanan transportasi di lapangan,” kata Polana melalui keterangan tertulisnya, Jumat (5/2/2021).

Secara keseluruhan, Polana menjelaskan lintasan layanan LRT Jabodebek total memiliki panjang 44,43 km yang terbagi dalam 3 lintas pelayanan. Cawang-Cibubur sebagai lintas pelayanan I memiliki panjang lintasan 14,89 km dengan 4 stasiun di dalamnya.

Sementara itu lintas pelayanan II adalah Cawang - Dukuh Atas sejauh 11.05 km dengan 8 stasiun. Lintas pelayanan terakhir (III) adalah Cawang - Bekasi Timur sejauh 18,49 km dengan 6 stasiun termasuk di dalamnya stasiun integrasi antara LRT Jabodebek dengan Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Meski hanya sepanjang 44, 43 km, implikasi pembangunan LRT ini dianggap cukup kompleks karena banyaknya pemangku kepentingan yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Setidaknya ada 2 Pemerintah Provinsi, 3 Pemerintah Kota/Kabupaten, beberapa kelembagaan Pemerintah Pusat, BUMN, BUMD, swasta, lembaga sosial hingga masyarakat secara langsung. (Kumparan.com)