Maskapai KLM Belanda Terbangkan Pesawat dengan Bahan Bakar Kerosin Sintetis

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 10/Feb/2021 08:29 WIB
Pesawat KLM terlihat diparkir di Bandara Schiphol di Amsterdam, Belanda, 2 April 2020. [REUTERS / Piroschka van de Wouw / File Photo] Pesawat KLM terlihat diparkir di Bandara Schiphol di Amsterdam, Belanda, 2 April 2020. [REUTERS / Piroschka van de Wouw / File Photo]

Jakarta (Beritatrans.com) - Maskapai penerbangan Belanda, Maskapai KLM, menjadi yang pertama menerbangkan pesawat dengan campuran bahan bakar kerosin sintetis dalam penerbangan komersial Amsterdam ke Madrid bulan lalu, kata pemerintah Belanda dan KLM pada hari Senin.

Pengembangan bahan bakar alternatif sintetis dan biofuel dipandang sebagai kunci upaya jangka panjang untuk mengurangi emisi rumah kaca dari penerbangan.

Dikutip dari Reuters, 9 Februari 2021, pesawat KLM menggunakan bahan bakar biasa yang dicampur dengan 500 liter kerosin sintetis yang diproduksi oleh Royal Dutch Shell dengan karbon dioksida, air dan sumber energi terbarukan, bersama dengan bahan bakar biasa untuk menyalakan pesawat, kata Maskapai KLM.

"Menjadikan industri penerbangan lebih berkelanjutan merupakan tantangan yang kita semua hadapi," kata Menteri Infrastruktur Belanda Cora van Nieuwenhuizen. "Hari ini, dengan menjadi yang pertama di dunia, kita melangkah ke era baru penerbangan kita."

Bahan bakar berkelanjutan berpotensi memberikan kontribusi terbesar terhadap pengurangan emisi di armada maskapai baru, kata Pieter Elbers, yang mengepalai KLM, cabang Air France KLM dari Belanda.

"Peralihan dari bahan bakar fosil ke alternatif yang tahan lama adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi industri ini," kata Elbers.

Belanda ingin merangsang pengembangan dan penerapan bahan bakar penerbangan berkelanjutan seperti biofuel dan kerosin sintetis, sehingga maskapai penerbangan Eropa dapat terbang sepenuhnya dengan bahan bakar berkelanjutan pada tahun 2050, kata KLM dalam situs web-nya.

Pemerintah Belanda mendukung berbagai inisiatif untuk merangsang produksi dan penggunaan bahan bakar alternatif  sehingga membuat biofuel dan kerosin sintetis bisa diterapkan secara komersial.  (ny/Sumber: Tempo.co)