Kemhan Bahas Pembelian Pesawat Tempur Rafale dari Dassault Prancis

  • Oleh : Redaksi

Minggu, 14/Feb/2021 23:56 WIB


Jakarta (BeritaTrans.com) - Kementerian Pertahanan (Kemhan) melalui Ditjen Potensi Pertahanan (Pothan) Mayjen TNI Dadang Hendrayudha melakukan pertemuan dengan tim dari Dassault Prancis di Gedung Kemhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada Kamis (11/2) lalu.

Melalui keterangan tertulis, Dadang menyebut pertemuan itu merupakan perkenalan antara Kementerian yang dipimpin Prabowo Subianto dengan perusahaan Dassault Aviation Perancis yang diwakili oleh Vice President Business Development, Jean Claude Piccirillo dan Vice President Offset Dassault, Michael Paskoff.

Baca Juga:
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Kepala Kepolisian Palestina, Beri Beasiswa Kedokteran hingga Teknik Unhan

Dalam rilis itu juga disebutkan kedua belah pihak mulai membicarakan kerja sama akuisisi pesawat tempur multi role Rafale produksi Dassault Prancis.

 

Baca Juga:
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Tegaskan BIN Tidak di Bawah Kemhan

Semua pihak disebut memiliki harapan yang sama yakni pembahasan Ofset pengadaan pesawat Rafale ini berjalan baik dan bisa segera diwujudkan.

Di lain pihak, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Indan Gilang mengatakan proses pembelian pesawat Rafale dari Prancis memang sepenuhnya ada di Kementerian Pertahanan.

Baca Juga:
PTDI Sebut Kemhan Pesan 10 Pesawat N219 Hasil Karya Anak Bangsa

Meski memang pesawat-pesawat itu nantinya akan dioperasikan oleh pihak TNI AU yang akan menjadi operator pesawat canggih tersebut.

Saat ini kata dia, TNI AU juga telah memberikan Operational Requested dan spesifikasi teknologi yang diperlukan terkait dengan pengadaan pesawat baru oleh Kemhan.

"Proses (pembelian) tersebut saat ini sidah di Kemhan RI. TNI sudah memberikan ops req dan spec teknologi yang diperlukan," kata Gilang saat dihubungi melalui pesan singkat, Sabtu (13/2).

Gilang juga memaparkan terkait berapa banyak jumlah pesawat yang dibutuhkan. Kata dia semuanya diproyeksikan untuk menggantikan pesawat yang sudah run down serta pesawat yang memang dibutuhkan untuk skuadron baru.

Pesawat yang diganti pun kata dia adalah jenis pesawat F5 yang saat ini masih digunakan TNI AU.

"Dalam renstra TNI AU dibutuhkan pesawat MRCA (Multi Role Combat Aircraft), pesawat tempur dengan kemampuan air to air dan air to ground," katanya. (lia/sumber:cnnindonesia.com)