BMKG: Perairan Indonesia Berpotensi Terjadi Gelombang Tinggi sampai 6 Meter

  • Oleh : Fahmi

Sabtu, 20/Feb/2021 18:06 WIB
Ilustrasi gelombang air laut.(Istimewa) Ilustrasi gelombang air laut.(Istimewa)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan akan ada peningkatan gelombang air laut di perairan Indonesia mencapai 2,5 sampai 6 meter, pada sepekan ke depan. 

"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada dan berhati-hati terhadap dampak cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan gelombang tinggi," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada konferensi pers secara daring, Sabtu (20/2/2021). 

Baca Juga:
Prakiraan Cuaca di Jabodetabek Hari Ini 17 Agustus 2023

Dwikorita juga mengimbau agar masyarakat terus memantau informasi yang dikeluarkan oleh BMKG melalui berbagai platform atau kanal mengenai kondisi cuaca. 

Dijelaskan, sepekan ke depan pada 19-24 Februari perlu diwaspadai peningkatan gelombang tinggi disejumlah perairan di wilayah Indonesia. 

Baca Juga:
BMKG: Indonesia Bakal Terjadi Kemarau Kering Karena Fenomena El Nino

Diperkirakan, gelombang itu dengan ketinggian 2,5 - 4 meter (kategori tinggi) yang berpeluang terjadi di Perairan utara Sabang-Selat Malaka bagian utara, Perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Pulau Enggano, Perairan selatan Pulau Jawa hingga NTB, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Pulau Jawa hingga NTB. 

Kepala Pusat Meteorologi Maritim Eko Prasetyo menyebutkan gelombang laut dengan ketinggian yang sama berpeluang terjadi di Perairan Kepulauan Natuna, Perairan Kepulauan Anambas, Laut Natuna, Perairan Kepulauan Bintan, Selat Makassar bagian selatan, Laut Maluku bagian Utara, Perairan Kepulauan Sangihe, Perairan Halmahera Barat, Laut Halmahera, Perairan Raja Ampat bagian utara, Perairan Manokwari, Perairan barat Biak, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Kai-Kepualaun Aru, Laut Arafuru bagian timur dan selatan Merauke. 

Baca Juga:
Update Gempa Bumi Magnituto 7,3 di Mentawai, Ini Penjelasan BMKG!

Kemudian adanya potensi gelombang sangat tinggi antara 4-6 meter, yang berpeluang terjadi di Laut Natuna utara, Perairan Kepulauan Talaud, Perairan utara Halmahera, Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua Barat. 

Sedangkan ketinggian Laut Jawa meski hanya 1,25-2,5 meter (kategori sedang) tetap perlu diwaspadai terutama bagi aktivitas nelayan. 

Selain itu juga perlu diwaspadai adanya potensi pasang surut harian air laut yang berbarengan dengan curah hujan tinggi yang dapat menghambat air hujan ke laut utamanya di Jakarta Utara, pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

Di samping itu, Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan Edison Kurniawan mengatakan adanya potensi pertumbuhan awan Cumulunimbus dengan cakupan spasial maksimum antara 50-75 persen selama sepekan ke depan diprediksikan di sebagian Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan bagian barat, Maluku, sebagian Papua, Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Sawu, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Halmahera, Perairan barat Papua Barat, Samudra Hindia barat daya Bengkulu hingga NTT, Samudra Pasifik utara Papua dan Laut Arafuru. 

Deputi Bidang Klimatologi Herizal menjelaskan, musim hujan 2020-2021 dipengaruhi dengan fenomena iklim global La Nina yang dapat meningkatkan curah hujan hingga 40 persen, La Nina diperkirakan masih akan berlangsung setidaknya hingga Mei 2021. Saat ini hampir sebagian besar wilayah Indonesia yaitu 96 persen dari Zona Musim telah memasuki musim hujan. (fahmi)