Arti Simbol Segitiga pada Ban Kendaraan?, Berikut Ulasannya

  • Oleh : Bondan

Rabu, 24/Feb/2021 09:08 WIB
Menentukan usia ban mobil lewat kode DOT. Foto: Kumparan.com Menentukan usia ban mobil lewat kode DOT. Foto: Kumparan.com

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Ban kendaraan memiliki kode tertentu yang memberikan informasi kepada penggunanya, dan letaknya terpampang pada dinding ban. Kode yang paling sering terlihat adalah nomor ban.

Biasanya ban motor punya kode nomor: 110/70-13 M/C 44P. Itu menunjukkan ban memiliki lebar 110 mm, 70 yang berarti rasio atau perbandingan lebar dan tinggi ban, lalu 13 yang berarti diameter velg dalam inci.

Ada juga kode M/C yang merupakan jenis kompon ban berupa medium kompon, angka 44 yang mengindikasikan beban maksimum ban dalam load index atau kuat menahan 73 kg, dan P yang artinya maksimum kecepatan hingga 150 km/jam.

Arti simbol segitiga pada ban

Tapi ada lagi kode lain berupa simbol segitiga pada dinding, yang mendekati alur ban. Pada ban mobil, simbol segitiga ini tampak pada alur sisi terluar ban.

Lalu, apa fungsi simbol segitiga yang dimaksud? Apa termasuk bagian dari alur atau kembangan ban?.

1. Indikator TWI 2. Wear Bar Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO

Usut punya usut segitiga tersebut bukanlah hiasan semata. Justru bentuknya cenderung segitiga sama kaki, dan ujung lancipnya berfungsi sebagai penunjuk posisi tread wear indicator (TWI), atau indikator keausan ban.

Jika ditarik lurus arah segitiga tersebut ke arah alur ban, terdapat jendolan kecil berupa karet yang merupakan TWI.

"Umumnya setiap ban terdapat tanda ini (TWI) antara 4 sampai 6, tujuannya memberikan indikasi tingkat keausan ban," terang On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Zulpata Zainal, kepada kumparan beberapa waktu lalu.

Jangan heran bila jendolan TWI posisinya dalam pada ceruk alur ban. Ini dimaksudkan agar alur ban yang lama-kelamaan menipis, kemudian selevel dengan TWI, artinya ban sudah botak atau aus, sebaiknya langsung lakukan penggantian.

"Umumnya ukuran ketebalan TWI 1,6 mm pada alur ban," tambahnya.

Manakala dipaksakan terus menggunakan ban mobil atau motor yang botak, sudah barang tentu mempengaruhi stabilitas, traksi atau daya cengkram ke permukaan jalan berkurang, sampai kemampuan pengereman ikut menurun.

Potensi ban mengunci hingga spinning juga lebih besar, malah ketika digunakan hujan-hujanan lebih bahaya karena tak bisa memecah genangan air. Makanya potensi mengalami aquaplaning cenderung lebih besar. (Kumparan.com)