Naburju! Kendarai ALS Berhari-hari ke Pulau Jawa, Warga Muara Sipongi Mandailing Natal ini Selalu Sempatkan Waktu Jumpa Orang Tua dan Saudara Walau hanya Sesaat di Jalan

  • Oleh : Fahmi

Kamis, 25/Feb/2021 19:09 WIB
Renggo Nst sopir bus PO ALS. Renggo Nst sopir bus PO ALS.

BEKASI (BeritaTrans.com) - Mengendarai bus dengan membawa puluhan penumpang berjarak selama berhari-hari, tak menyebabkan pria ini melupakan orang tuanya. 

Dialah Renggo Nasution warga Muara Sipongi, Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Baca Juga:
Tol Bayung Lencir-Tempino-Jambi Bakal Rampung Awal 2025

Dia menceritakan saat jalan atau bekerja dari arah Semarang atau Medan selalu menyempatkan waktu untuk pulang bertemu bapak, mamak dan keempat adik-adiknya. 

"Kalau jalan ke Medan pasti pulanglah bang. Paling nyalamin orang tua, kasi uang belanja orang tua, kasi jajan adek-adek," kata sopir bus PO Antar Lintas Sumatera (ALS) ini kepada BeritaTrans.com di pool agen ALS di Bekasi, Kamis (25/2/2021). 

Baca Juga:
Kemenhub Pastikan Berantas Praktik Travel Gelap

Hal itu dilakukannya hanya satu jam saat bus beristirahat di rumah makan sekitar Kotanopan, Mandailing Natal, hanya untuk sekedar bertemu beberapa saat untuk mengantarkan sebagaian penghasilannya kepada keluarganya itu. 

"Palingan sejam kita di rumah makan, pulanglah sebentar tu. Dekatlah kebetulan rumah sama rumah makan," kata lajang berusia 30 tahun itu. 

Baca Juga:
Kakorlantas Polri: Selama Angleb, Kecelakaan Lalin Turun 8%

Hal itu kerap dilakukannya dan tidak pernah absen. Dia juga mengungkapkan jika bus perpal di Medan sampai empat hari, dia juga selalu menyambangi saudaranya yang pernah merawatnya dari kecil. 

"Aku sering juga main ke Brandan bang, ada orang tua angkat di sana. Kalau mau pulang lama, ke sanalah aku," ungkapnya. 

Dikisahkan Renggo, dia sudah menjalani trayek Jawa Timur semenjak pertama kali bergabung di ALS. Saat itu dia cuma menjadi kenek, sebelum akhirnya menjadi sopir saat tiga tahun belakangan ini. 

Saat ditemui BeritaTrans.com di Bekasi, busnya hanya menggantikan armada yang kebetulan lagi kosong di pool di Jawa Barat itu. 

Diungkapkan Renggo jika bus dari Bekasi, akan perpal atau menginap satu sampai dua hari, itu baik dari Medan ataupun Bekasi, Jatinegara. 

"Ini sebenarnya kami(dia dan para kru) trayek Medan-Semarang, ini cuma menggantikan ajanya. Baru sekali ini aku masuk Bekasi," katanya. 

Suasana penumpang bus saat ini, diceritakan Renggo tidak bergitu ramai, tapi jika di jalan selalu saja ada penumpang. Itu terjadi baik dari arah Jawa maupun dari arah Sumatera Utara. 

"(Sewa)Dibilang ramai enggak ramai. Paling kencang(ada) tujuh orang arah Medan. Yang lainnya palingan ada turun di Pekanbaru, Duri, Jambi," ungkapnya. 

Untuk diketahui, bus ALS yang dikendari Renggo mengambil jalan lintas Barat melewati Bukit Tinggi, Sumatera Barat dan Tapanuli Selatan. Perjalanan itu ditempuh paling lama selama tiga hari empat malam. 

Perjalanan tidak selalu mulus. Jalur lintas yang sempit, jika ada dua bus yang saling berlawanan arah, harus salah satu mengalah dan harus dilalui satu persatu terlebih dahulu. 

"Lintas barat jalannya lebih kecil. Kalau bus sama bus, wajib ngalah satu," celotehnya. 

Untuk pendapatan, selama perjalanan satu kali dari Medan-Semarang-Medan, Renggo menceritakan akan mendapatkan gaji antara Rp1 juta sampai Rp1,3 juta jika penumpang ramai. 

Bus ALS yang dikendarai Renggo dengan kelas AC Ekonomi tujuan Bekasi-Medan harga tiketnya ialah Rp435 ribu. Terdapat 44 kursi di bus.(fahmi)