Desa Wisata Penglipuran Bali Dapat Apresiasi Menparekraf

  • Oleh : Naomy

Jum'at, 26/Feb/2021 19:00 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno di Desa Wisata Menparekraf Sandiaga Uno di Desa Wisata

 

BALI (BeritaTrans.com) -  Desa Wisata Penglipuran. Salah satu desa adat yang terletak di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Indonesia dapat apresiasi dari
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.

Baca Juga:
Bangun Destinasi Wisata Baru Bakauheni Harbour City, ASDP Diapresiasi Kemenparekraf

"Desa Wisata Penglipuran sudah menerapkan protokol kesehatan yang sangat baik. Terlihat dari fasilitas yang disediakan, seperti wastafel untuk mencuci tangan, hand sanitizer, serta signage untuk menjaga jarak aman," tutur Menparekraf di Bali, Jumat (26/2/2021).

Desa ini juga berpredikat terbersih ke-3 di dunia, setelah desa Mawlynnong di India dan Giethoorn di Belanda.
Sejarah desa ini dimulai sebagai desa pelestarian budaya dan pada 1993 ditetapkan sebagai desa wisata. Pada tahun 2019, PAD Pariwisata di desa ini mencapai Rp4,8 miliar.

Baca Juga:
Menparekraf Sebut "Sumarak Ramadhan 2024" Perkuat Ekosistem Pariwisata Halal di Sumbar

“Hari ini kita meninjau kesiapan Desa Wisata Penglipuran, bagaimana pelaksanaan penerapan protokol kesehatannya dan saya sangat mengapresiasi kepatuhan dari protokol kesehatan di desa wisata ini yang diterapkan dengan baik," ungkapnya.

Turut hadir mendampingi Menparekraf Sandiaga Uno,  Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Hari Sungkari, Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf/Baparekraf Wawan Gunawan, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bangli I Wayan Adnyana, Ketua Pengelola Desa Wisata I Nengah Moneng, Kelian Adat I Wayan Budiarte, dan Kepala Lingkungan Penglipuran Wayan Agustina.

Baca Juga:
Kemenparekraf Bersama KAI dan Astindo Hadirkan "Bundling Paket Wisata Kereta Api"

Menparekraf menyebutkan selain dari lima destinasi super prioritas yang terus digaungkan, salah satu masukan Kemenparekraf yang disetujui oleh Presiden Jokowi adalah pengembangan desa wisata. 

Selama pandemi Covid-19 masih berlangsung, maka desa wisata dipersiapkan sebagai penopang pariwisata yang berkualitas, berkelanjutan, berbudaya, dan berkearifan lokal.

Desa seluas 112 hektare ini sangat sesuai dengan tren pariwisata ke depan yaitu sustainable tourism. 

Desa ini mengusung konsep pelestarian budaya dan tradisi, serta mengedepankan konservasi lingkungan yang sangat dikenal masyarakat. Tidak hanya terkenal oleh masyarakat Indonesia, namun juga dikenal hingga ke mancanegara. 

Sebelum pandemi, pada 2019 Desa Wisata Penglipuran dikunjungi sebanyak 261 ribu wisatawan. Namun, semenjak pandemi jumlah kunjungan wisatawan mengalami penurunan.

“Namun saya melihat pengunjung sudah mulai banyak yang berdatangan. Saya berpesan bahwa protokol kesehatannya tetap harus dijaga karena hanya dengan kepatuhan kita, dengan peningkatan testing, tracing, dan treatment, serta vaksinasi, kita akan membangkitkan pariwisata di Bali dan memulihkan ekonomi kreatif,” kata Menparekraf.

Selain itu, Menparekraf menuturkan pihaknya merencanakan program padat karya untuk Desa Penglipuran.

“Di Desa Panglipuran tercatat ada 244 kepala keluarga. Jadi kalau misalkan kita bisa sentuh 5 - 10 persen saja, sudah sangat baik buat kita untuk memastikan geliat ekonomi ini sanggup membuka lapangan kerja dan memperkuat ekonomi,” ujar Menparekraf.

Sebelumnya, Menparekraf pernah mengatakan pihaknya bersama Pemerintah Provinsi Bali sedang merencanakan program padat karya senilai Rp186 miliar yang akan direalisasikan di 177 desa wisata di Bali. Diharapkan 15.000 pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif dapat terakomodir dalam program ini setiap harinya. (omy)