17 Bulan Tanpa Kabar, 7 ABK WNI Akhirnya Diketahui dan Akan Dipulangkan dari Seychelles Afrika Timur

  • Oleh : Ahmad

Jum'at, 26/Feb/2021 19:24 WIB
7 ABK yang akan pulang ke Tanah Air (foto:dok/SAKTI) 7 ABK yang akan pulang ke Tanah Air (foto:dok/SAKTI)

JAKARTA (BeritaTrans.com) Tujuh Awak Buah Kapal (ABK) Perikanan, asal Indonesia meminta bantuan kepada Serikat Awak Kapal Transportasi Indonesia (SAKTI) agar bisa dibantu pemulangan mereka dari Seychelles, Afrika Timur ke Tanah Air.

Jalan panjang perjuangan keluarga ABK selama setahun lebih akhirnya membuahkan hasil.

Baca Juga:
Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Sambut Arus Balik Mudik di Pelabuhan Tanjung Priok

“Empat bulan pasca keberangkatan, salah satu istri ABK mendatangi PT dan ketemu staf PT, katanya nanti satu tahun baru bisa kontak dengan keluarga dengan menggunakan telepon satelit yang ada di atas kapal,” kata Koordinator keluarga ABK, Dewi saat dimintai keterangan oleh SAKTI.

Setahun berselang dan tetap tidak ada kabar dari para ABK serta mendengar kabar bahwa perusahaan telah tutup, Dewi berinisiatif untuk membuat pengaduan ke pemerintah. Kesulitan dalam pencarian informasi keberadaan ditunjang karena pihak keluarga sama sekali tidak memiliki dokumen pertinggal seperti salinan perjanjian kerja dan dokumen lainnya.

Baca Juga:
Kemenhub Berangkatkan Ribuan Peserta Mudik Gratis Sepeda Motor dengan Kapal Laut Voyage Kedua Jakarta- Semarang

“Infonya enggak jelas. Katanya diberangkatkan ke Peru, Brasil, dll. Makanya saya sempat lapor ke KBRI Peru. Tapi ada juga salah satu istri ABK yang bilang suaminya berangkat ke Fiji,” ungkap Dewi, seperti rilis yang diterima BeritaTrans.com, Jumat (26/02/2021). 

Baca Juga:
Rute Kapal Baru Buleleng-Raas Dibuka untuk Antisipasi Lonjakan Pemudik dari Bali saat Lebaran

Lanjut menurut Dewi, salah satu ABK via mesenger facebook menghubungi istrinya. Setelah mendapatkan kabar tersebut Ia langsung komunikasi dengan Pengurus SAKTI (Arik Efendi) dan meminta bantuan untuk menghubungi atau mencarikan nomor telepon KBRI yang terdekat dengan negara Seychelles karena para ABK berada di sana.

Komunikasi dengan ABK dilakukan melalui Facebook. Dokumen-dokumen pendukung pun dikirim. Berdasarkan perjanjian kerja yang dikirim, tertulis negara penempatan adalah Mauritius.

Para ABK tersebut diketahui dipekerjakan di atas kapal penangkap ikan F/V Zhang Yuan Yu 24 dengan jangka waktu perjanjian kerja selama 24 bulan terhitung sejak 02 September 2019, dengan gaji USD 300 per bulan. Para AKP berangkat melaui PT Raja Crew Atlantik yang berdomisili di Tegal, Jawa Tengah.

Koordinator ABK, BS, dalam kronologis pengaduannya menyatakan bahwa alasan para ABK meminta dipulangkan akibat dari ketidaklayakan makanan di atas kapal, jam kerja yang panjang, tindak kekerasan oleh senior di atas kapal, pengiriman gaji yang tidak lancar, dan tutupnya agency di Indonesia.

Berdasarkan pengaduan tersebut, SAKTI berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan KBRI Antananarivo untuk upaya pemulangan para ABK ke Tanah Air.

Dalam aksinya, KBRI Antananarivo melalui Koordinator Masyarakat Indonesia di Seychelles, Susilowati telah mendatangi langsung ke atas kapal untuk melihat kondisi para ABK dan memberikan bantuan logistik (makanan) dan beberapa pakaian untuk para AKP.

Desakan pemulangan para ABK juga dilakukan oleh para keluarga dengan pendampingan SAKTI, salah satunya dengan mendatangi kediaman sang direktur, karena kantor perusahaan diketahui sudah tidak beroperasi lagi. Hal tersebut juga dilakukan karena pihak keluarga mengaku kesulitan berkomunikasi dengan direktur perusahaan, karena kurang merespon ketika ditelepon atau dihubungi melalui pesan whatsapp.

Berdasarkan informasi dari KBRI Antananarivo, saat ini para ABK telah mendapatkan kepastian pemulangan ke Tanah Air dan akan dipulangkan pada tanggal 26 Februari 2021 dengan rute penerbangan pesawat dari Seychelles ke Dubai dan diperkirakan tiba di Indonesia pada tanggal 27 Februari 2021.

Pihak keluarga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Luar Negeri dan KBRI Antananarivo yang telah membantu para ABK tersebut.

Pihak keluarga menyatakan persoalan hak-hak para ABK yang belum diselesaikan, akan diselesaikan setibanya di Tanah Air nanti dengan pendampingan dari SAKTI.(ahmad/sumber:sakti.or.id)