Amerika Bombardir Suriah Timur & Tewaskan 22 Milisi, Joe Biden Peringatkan Iran: Hati-Hati!

  • Oleh : Redaksi

Minggu, 28/Feb/2021 11:35 WIB


WASHINGTON DC (BeritaTrans.com) - Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke basis milisi pro-Iran di wilayah Suriah Timur, Kamis (25/2/2021).

Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa serangan itu, yang pertama sejak dia menjabat, harus dilihat oleh Iran sebagai peringatan.

Baca Juga:
Militer China hadir di Indo-Pasifik, Inggris, AS, dan Australia sepakati pakta pertahanan untuk menangkal kekuatan Tiongkok

"Anda tidak dapat bertindak dengan impunitas. Hati-hati," kata Biden Jumat di Houston dikutip dari AFP.

 

Baca Juga:
Israel Dapat Gelontoran Dana Rp55 Triliun/ Tahun dari AS, Termasuk untuk Sistem Kubah Besi

Baca Juga:
Joe Biden Setuju Jual Senjata ke Israel, Erdogan: Anda Sedang Menulis Sejarah dengan Tangan Berdarah

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Biden mengirimkan pesan yang jelas atau tidak ambigu.

"Dia akan bertindak untuk melindungi orang Amerika dan ketika ancaman dilontarkan, dia memiliki hak untuk mengambil tindakan pada waktu dan cara yang dia pilih," kata Psaki.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan setidaknya 22 pejuang dari pasukan paramiliter Hashed al-Shaabi yang disponsori negara tewas.

Suriah mengutuk serangan itu sebagai agresi Amerika yang pengecut, juga memperingatkan bahwa kebijakan pemerintahan baru AS yang harus mematuhi norma internasional.

Kementerian luar negeri Iran pun mengecam keras dan menyebutnya sebagai serangan ilegal. Tindakan AS tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hak asasi manusia dan hukum internasional.

"Serangan udara itu akan mengarah pada konflik militer yang semakin intensif dan semakin mengguncang kawasan itu," kata juru bicara kementerian luar negeri Iran.

Sekutu Suriah, Rusia, juga mengutuk serangan itu, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mempertanyakan rencana pemerintahan Biden di Suriah.

"Sangat penting bagi kami untuk memahami garis strategis Amerika Serikat di lapangan," kata Lavrov.

Meski dihujani kritikan, AS tidak gentar. Penyerangan ini terjadi pasca roket membombardir pangkalan militer yang dipimpin AS di Irak 15 Februari lalu.

Iran diyakini sedang mencari peluang untuk membalas pembunuhan jenderal tertinggi AS Qasem Soleimani satu tahun lalu.

Soleimani, seorang komandan senior Pengawal Revolusi, adalah penghubung utama Iran dengan sekutunya di Irak dan Suriah, dan di tempat lain di kawasan itu.

Dia tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS tepat ketika dia tiba di Baghdad untuk pertemuan dengan pejabat tinggi Irak.