Gudang Garam Kucurkan Lagi Rp1 Triliun ke Pengelola Bandara Kediri

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 02/Mar/2021 09:15 WIB


KEDIRI (BeritaTrans.com) - Emiten rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menyuntik modal perusahaan yang terafiliasi dengan perseroan PT Surya Dhoho Investama (SDHI) senilai Rp 1 triliun.

Entitas tersebut merupakan perusahaan yang mengelola Bandara Dhoho Kediri yang sahamnya dimiliki 99,99% oleh Gudang Garam.

Baca Juga:
Angkasa Pura I Sah Operasikan Bandara Kediri

Corporate Secretary Gudang Garam, Heru Budiman, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia menyampaikan, transaksi afiliasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan modal SDHI untuk mendukung kelanjutan proses pembangunan Bandar Udara Terpadu di Kediri, Jawa Timur yang dibangun perseroan melalui SDHI.

"Rencana penyetoran modal tersebut akan dilakukan secara bertahap dalam tahun 2021 dan penyetoran tahap awal dilakukan pada 3 Maret 2021," kata Heru Budiman, Selasa (2/3/2021).

Baca Juga:
Sesjen Kemenhub Tinjau Pembangunan Bandara Kediri

Rencananya, dari transaksi afiliasi antara GGRM dengan SDHI ini, GGRM selaku perusahaan induk akan mengambilalih saham-saham baru yang dikeluarkan oleh SDHI sebanyak 1 juta lembar dengan penyetoran tambahan modal Rp 1 triliun.

Sehingga, modal yang ditempatkan dan disetor SDHI yang semula senilai Rp 4 triliun akan bertambah menjadi Rp 5 triliun. Adapun, modal dasar SDHI yang saat ini berjumlah Rp 5 triliun nantinya juga akan ditingkatkan menjadi Rp 8 triliun.

Baca Juga:
Progres Bandara Kediri Sudah 50%, Ditargetkan Beroperasi di 2023

"Perubahan jumlah modal SDHI tersebut akan tertuang dalam akta perubahan Anggaran Dasar SDHI sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham SDHI," kata Heru lebih lanjut.

Seperti diketahui, groundbreaking bandara ini sudah dimulai sejak Rabu, 15 April 2020 lalu. CNBC Indonesia mencatat, sampai dengan awal Februari lalu, progress pembangunannya sudah mencapai 35%.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Novie Riyanto menjelaskan, proyek Bandara Kediri masuk dalam Peraturan Presiden Nomor 109/2020 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN), sehingga pembangunannya tidak akan terlalu lama.

"Kediri kami siang tadi koordinasi dengan pihak terkait progress Insya Allah tidak terlalu lama lagi percepatan bisa membuahkan hasil dari pihak swasta sebagai pemrakarsa," katanya.

Novie menjelaskan kondisi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tidak cukup untuk membangun bandara baru. Lalu kemudian swasta minat dalam hal ini PT Gudang Garam International Tbk, sehingga kini percepatan pembangunan proyek itu bisa terlaksana.

Dari pihak swasta PT PP Presisi Tbk (PPRE) yang menjadi kontraktor proyek ini mengungkapkan progress pembangunan Bandara Dhoho, Kediri sudah mencapai 35%. Sehingga selesainya proyek akan sesuai dengan jadwal yang ditargetkan selesai April 2022 sehingga bisa segera operasi.

Target Kelar Desember 2021

Sebelumnya PT Angkasa Pura I (persero) bersama dengan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) sebagai mitra pembangunan bandara Dhoho di Kediri menargetkan penyelesaiannya pada Desember 2021.

Target tersebut disusun menyusul pada Maret 2020 lalu, AP I dan Gudang Garam telah melakukan penandatanganan nota kesepakatan (MOU) terkait rencana kerja sama pengelolaan Bandara Kediri tersebut. Rencananya Bandara Dhoho sebagai bagian dari multi-airport system di wilayah Jawa Timur untuk melayani pertumbuhan lalu lintas penumpang (passenger traffic).

"Kami telah melakukan kunjungan ke proyek pembangunan Bandara Dhoho Kediri sebagai komitmen dan dukungan mitra operator Bandara Dhoho Kediri yang pembangunannya ditargetkan dapat selesai pada Desember 2021," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi dikutip, Minggu (13/12/2020).

Faik melanjutkan rencananya sebagai bagian dari multi-airport system di wilayah Jawa Timur untuk melayani pertumbuhan lalu lintas penumpang. Bandara Dhoho juga dapat dikembangkan menjadi pusat kargo udara di wilayah Jawa Timur.

Sebagai informasi, Bandara Kediri direncanakan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan menjadi gerbang alternatif menuju Jawa Timur selain Bandara Juanda Surabaya. Di tahun 2019 yang lalu, tercatat Bandara Juanda telah melayani lebih dari 16,6 juta penumpang dengan trafik pesawat mencapai 129.000 pergerakan pesawat dan kargo mencapai 88,4 juta kilogram.

Pada tahap awal, Bandara Dhoho Kediri direncanakan akan dibangun seluas 13.558 meter persegi dari luas total lahan bandara 321 hektare yang dapat memiliki kapasitas 1,5 juta - 2,5 juta penumpang per tahun.

Selain itu dengan dimensi runway sepanjang 3.300 meter x 45 meter, Bandara Dhoho dapat menampung 8 pergerakan pesawat pada pada jam sibuk dan dapat menjadi alternatif ketika terdapat hambatan di bandara-bandara di Jawa Timur.

Pembangunan Bandara di Kediri ini sangat potensial karena dapat menjadi alternatif penerbangan setelah Bandara Juanda di Jawa Timur. Maka seiring dengan perkembangan dan potensi tersebut, bandara di Kediri ini dapat menjadi alternatif bandara yang akan dapat menjadi gerbang kedua di wilayah Jawa Timur, terutama dapat membuka area ke wilayah Tulung Agung, Blitar, Ponorogo, Trenggalek, Madiun, Magetan dan lain lain.