Hiu yang Bersinar Dalam Gelap Ditemukan di Perairan Selandia Baru

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 04/Mar/2021 00:07 WIB
Para peneliti menduga bagian bawah hiu yang bercahaya dapat membantu mereka bersembunyi dari predator atau ancaman lain yang berada di bawah mereka. (MALLEFET, STEVENS AND DUCHATELET) Para peneliti menduga bagian bawah hiu yang bercahaya dapat membantu mereka bersembunyi dari predator atau ancaman lain yang berada di bawah mereka. (MALLEFET, STEVENS AND DUCHATELET)

Wellington (BeritaTrans.com) - Para ilmuwan mengatakan mereka telah menemukan tiga spesies hiu laut dalam di perairan Selandia Baru yang dapat bersinar di dasar laut yang gelap.

Spesies tersebut dikumpulkan dari Chatham Rise — sebuah area dasar laut di sebelah timur Selandia Baru — pada Januari tahun lalu, ungkap penelitian tersebut.

Baca Juga:
Indonesia - Timor Leste Kerja Sama Bikin Komitmen Jaga Keberlanjutan Ekosistem Laut

Salah satunya, hiu sirip layang-layang (kitefin shark), yang saat ini menjadi vertebrata bercahaya terbesar yang diketahui dan panjangnya dapat mencapai hingga 180cm.

kitefin shark

Baca Juga:
Pengelolaan Logistik Sampah untuk Pemberdayaan Masyarakat

Kitefin shark (SUMBER GAMBAR,DE AGOSTINI PICTURE LIBRARY/GETTY)

 

Baca Juga:
Warisi Sanitasi yang Layak Bagi Masyarakat, FIFGROUP Resmikan Kampung Sehat STBM di Lebak Bulus, Jakarta

Bioluminescence — emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu — juga dikonfirmasi ada padablackbelly lanternshark dan south lanternshark.

 

Ketiga spesies tersebut sudah diketahui oleh para ahli biologi kelautan, namun ini adalah pertama kalinya fenomena bioluminescence diidentifikasi ada di dalamnya.

Meskipun banyak hewan laut — serta beberapa serangga seperti kunang-kunang — menghasilkan cahayanya sendiri, ini adalah pertama kalinya ditemukan pada hiu yang lebih besar.

Para peneliti menduga bagian bawah hiu yang bercahaya dapat membantu mereka bersembunyi dari predator atau ancaman lain yang berada di bawah mereka.

blackbelly lanternshark

Blackbelly lanternshark (Gambar: Sharkwater.com)

 

Mereka mengatakan bioluminescence dicapai melalui ribuan photophores (sel penghasil cahaya) yang terletak di dalam kulit hiu.

Ketiga spesies yang diteliti mendiami ruang yang disebut zona mesopelagik, acap disebut zona senja, yang berkisar dari kedalaman 200 meter hingga 1.000 meter — kedalaman maksimum yang dapat ditembus oleh sinar matahari.

Spesies ini menghadapi lingkungan tanpa tempat untuk bersembunyi, sehingga diperlukan kontra iluminasi sebagai bentuk kamuflase, demikan penjelasan para peneliti.

south lanternshark.

South Lanternshark. (Gambar: Wikipedia)

 

Dalam studi tersebut, para ilmuwan dari Université Catholique de Louvain di Belgia dan Institut Penelitian Air dan Atmosfer Nasional di Selandia Baru menjelaskan pentingnya Bioluminescence bagi makhluk laut.

"Ini sering dilihat sebagai peristiwa spektakuler, tidak biasa di laut, tetapi mengingat betapa luasnya laut dalam dan keberadaan organisme bercahaya di zona ini, kini semakin jelas bahwa menghasilkan cahaya di kedalaman harus memainkan peran penting dalam ekosistem terbesar di planet kita".

(lia/sumber:bbcindonesia.com)

Tags :