Sakit Parah, Habib Meninggal Dunia di Pesawat IndiGo

  • Oleh : Fahmi

Rabu, 03/Mar/2021 23:54 WIB
Pesawat IndiGo. Pesawat IndiGo.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pesawat IndiGo yang terbang dari Kota Sharjah, Uni Emirat Arab menuju Lucknow, India, mendarat darurat di Karachi, Pakistan, pada Selasa, karena seorang penumpang bernama Habib ur Rehman, sakit parah lalu meninggal dunia dalam penerbangan. 

"IndiGo penerbangan 6E 1412 dari Sharjah ke Lucknow dialihkan ke Karachi karena keadaan darurat medis. Sayangnya, penumpang tidak sadar dan dinyatakan meninggal pada saat kedatangan oleh tim medis bandara," bunyi pernyataan resmi maskapai itu seperti dilansir dari NDTV, Rabu (3/3/2021). 

Baca Juga:
Garuda Terbangkan Bantuan Kemanusiaan dari Pemerintah Indonesia ke Pakistan Melalui Bandara Halim

Seorang pejabat Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan mengatakan izin pendaratan diberikan kepada kapten penerbangan IndiGo 6E1412 menuju Lucknow, setelah seorang penumpang lanjut usia - yang diidentifikasi sebagai Habib ur Rehman yang berusia 67 tahun - jatuh sakit parah. 

Dikutip dari Hindustan Times, pejabat Pakistan itu mengatakan bahwa permintaan pendaratan darurat diterima segera setelah pesawat memasuki wilayah udara Pakistan melalui Iran pada pukul 4 pagi. 

Baca Juga:
Pertama di Dunia, Maskapai India Turunkan Penumpang dari Tiga Pintu

"Kapten menghubungi menara pengawas udara dan meminta agar pesawat diizinkan melakukan pendaratan darurat dengan alasan kemanusiaan," katanya. 

Izin diberikan dan pesawat mendarat sekitar jam lima pagi. 

Baca Juga:
Tabrak Burung, Kaca Depan Boeing 777-200ER PIA Retak, Pilot Alihkan Pendaratan

Pejabat itu mengatakan bahwa pada saat tim medis naik ke pesawat untuk merawat penumpang tersebut, dia telah meninggal. 

"Penerbangan diizinkan lepas landas sekitar pukul 8.36 pagi menuju Ahmedabad setelah menyelesaikan semua formalitas," tambah pejabat itu. Pihak maskapai kemudian menyampaikan belasungkawa kepada keluarga penumpang. 

Pakistan membuka kembali wilayah udaranya untuk penerbangan sipil internasional pada Juli 2019 setelah berbulan-bulan pembatasan diberlakukan karena ketegangan dengan India, yang memaksa jalan memutar yang memakan biaya jutaan dolar.(fh/sumber:okezonecom)