Indramayu Jadi Lokasi Pembangunan GITET 500 kV Senilai Rp 385 Miliar

  • Oleh : Taryani

Kamis, 04/Mar/2021 14:28 WIB
Pembangunan GITET 500 kV di Indramayu. (Ist.) Pembangunan GITET 500 kV di Indramayu. (Ist.)

INDRAMAYU (BeritaTrans.com) – Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dipilih Direksi PT (Persro) PLN menjadi lokasi pembangunan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV guna memperkuat keandalan sistem kelistrikan Jawa-Bali. Proyek Strategis Nasional (PSN) ini ditargetkan rampung bulan Mei 2021.

    “Fungsi GITET ini sebagai jalur evakuasi daya 500 kV untuk pembangkit IPP baru di jalur utara pulau Jawa untuk masuk ke sistem kelistrikan Jawa-Bali. Selain akan meningkatkan keandalan pasokan listrik bagi industri dan masyarakat, juga dapat mencegah terjadinya pemadaman meluas pada sistem kelistrikan Jawa-Bali,” ungkap General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah I (UIP JBT I), Octavianus Duha dalam siaran persnya, Rabu (3/3/2021).

   Ia  menambahkan, nilai investasi dari pembangunan GITET ini berkisar Rp 385 miliar dan menyerap lebih dari 250 orang tenaga kerja lokal.  GITET 500 kV Indramayu ini juga dipasang salah satu peralatan penting yang mendukung keandalan jaringan 500 kV jalur Utara, yakni shunt reactor.

   "Shunt reactor merupakan komponen penting sebagai penstabil lonjakan tegangan pada jalur transmisi 500 kV yang memiliki panjang   600 kilometer-route (kmr), mulai dari Tanjung Jati - Batang - Mandirancan - Indramayu – Cibatu,” kata Octavianus Duha.

   GITET 500 kV Indramayu sendiri berada di tengah sistem kelistrikan Jawa Bali jalur utara, dimana aliran daya yang dimiliki besar sehingga harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang handal dan aman.

   Octavianus menyampaikan, teknologi yang digunakan dalam pembangunan GITET dan Shunt Reactor ini telah sesuai dengan standar konstruksi sistem 500 kV dan dalam pekerjaannya selalu mengutamakan prosedur Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3).

   “Kami menggunakan beberapa peralatan sesuai standar konstruksi 500 kV seperti penggunaan man lift atau alat bantu bekerja di ketinggian, crane dan alat berat lainnya untuk membantu tenaga kerja memasang peralatan. Setiap pekerjaan juga dilengkapi dengan APD yang lengkap dan sesuai standar,” ujar Octavianus.

   Proses pembangunan kedua infrastruktur kelistrikan ini juga menghadapi sejumlah tantangan terutama dalam masa pandemi Covid-19.  “Semoga pembangunan GITET dan Shunt Reactor GITET 500 kV PLTU Indramayu dapat diselesaikan tepat waktu dan mendukung sistem kelistrikan Jawa-Bali. Selain itu juga keberadaan proyek ini dapat memberi manfaat dan nilai tambah bagi masyarakat setempat,” tutup Octa. (Taryani)