SCI Nilai Pelindo I Berperan Dorong Kontribusi Sumatera hingga 25% PDB

  • Oleh : Naomy

Kamis, 04/Mar/2021 17:24 WIB
Setijadi Setijadi

BANDUNG (BeritaTrans.com) - Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menilai PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I berperan dan berpotensi penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah Sumatera.

Tentu saja melalui peranannya sebagai pengelola sejumlah pelabuhan di wilayah  tersebut.

Baca Juga:
Bank Dunia Sebut Performa Logistik Indonesia Anjlok 17 Peringkat

Wilayah Sumatera berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2019 sebesar 21,32 persen dan PDB 2020 sebesar 21,36 persen. 

Sedangkan di wilayah Jawa di dua tahun tersebut, berkontribusi berturut-turut sebesar 59,00 persen dan 58,75 persen.

Baca Juga:
SCI: Optimalkan Potensi Angkut 1, 35 Juta Ton Ikan, Pelabuhan Benoa Perlu Dikembangkan

"Peningkatan kontribusi terhadap PDB bisa dilakukan dengan memacu volume ekspor komoditas unggulan wilayah dengan dukungan pelabuhan yang efisien. Untuk wilayah Sumatera, beberapa pelabuhan yang dikelola Pelindo I dapat berperan penting, seperti Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Kuala Tanjung," urai Setijadi di Bandung, Kamis (4/3/2021).

Komoditas ekspor utama Sumatera Utara yakni lemak dan minyak hewan/nabati yang pada tahun 2019 mencapai USD 2,843 milyar. Diikuti karet dan barang dari karet (USD 1,081 milyar), dan produk kimia (USD 810 juta).

Baca Juga:
SCI Bersama Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Bersinergi untuk Kompetensi SDM

Potensi komoditas itu didukung pelabuhan-pelabuhan yang berlokasi strategis dalam jaringan pelayaran dan rantai pasok global. 

"Pelabuhan Kuala Tanjung, misalnya, berada di tengah Selat Malaka sebagai jalur perdagangan tersibuk di dunia yang dilintasi sekitar 94.000 kapal per tahun," ucapnya.

Pelabuhan yang ditetapkan sebagai hub internasional itu mempunyai kedalaman kolam -17 meter LWS sehingga dapat mengakomodasi kapal-kapal besar berbobot hingga 50.000 DWT serta berbagai jenis muatan, dari petikemas, curah cair, hingga kargo umum.

Pelabuhan Kuala Tanjung terhubung melalui jaringan jalan tol Trans-Sumatera dan kereta api dengan Kuala Tanjung Industrial Zone (KTIZ). 

Selain itu, Kuala Tanjung juga terhubung dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, yang merupakan pusat industri berbasis kelapa sawit utama di Sumatera bagian utara.

"Konektivitas jaringan transportasi itu sangat memengaruhi biaya pengiriman barang secara end-to-end," imbuh dia.

Berdasarkan perhitungan INSA dan Pelni, biaya transportasi hinterland berkontribusi hingga 50% dari keseluruhan biaya tersebut. 

Pelindo I juga mengintegrasikan operasional kepelabuhanan dan industri dalam satu area, yaitu di Pelabuhan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (Kuala Tanjung PIE), sehingga proses-proses produksi dan logistik lebih efisien.

SCI mengapresiasi Pelindo I dalam pengembangan ekosistem Pelabuhan Kuala Tanjung. Pelindo I telah bekerjasama dengan DHL Global Forwarding Indonesia dalam memberikan pelayanan operasional logistik terintegrasi dan juga akan dengan pemain logistik internasional lainnya seperti Amazone dan Alibaba. 

Setijadi berharap, dengan berbagai faktor potensial dan dinamika perkembangan tersebut, Pelindo I sebagai operator pelabuhan utama di wilayah Sumatera dapat berperan penting mendorong peningkatan kontribusi wilayah itu hingga 25 persen terhadap PDB dalam beberapa tahun mendatang. (omy)

Tags :