Pria Lulusan SMP di Gunungkidul Sulap Sedan Jadi Supercar Miliaran Rupiah, Mercedes hingga Lamborghini

  • Oleh : Bondan

Senin, 08/Mar/2021 22:43 WIB
Suharyanto Pemilik Bengkel. Foto: Kompas.com Suharyanto Pemilik Bengkel. Foto: Kompas.com

YOGYAKARTA (BeritaTrans.com) - Suharyanto (42) memiliki bengkel sederhana di tanah kelahirannya di Padukuhan Nogosari III, Kalurahan Bandung, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Yogyakarta.

Namun, siapa sangka bengkel yang masih berlantai tanah bisa mengubah mobil biasa menjadi mirip supercar yang harganya miliaran rupiah.

Baca Juga:
Ini Penampakan Supercar Pertama Afghanistan, Dipuji Taliban

Suharyanto sendiri hanya lulusan SMP swasta yang tak jauh dari rumahnya. Namun, ia mampu meniru detailsupercar.

Suharyanto bekerja ke bengkel satu ke bengkel yang lainnya. Awal bisa membuat mobil  modifikasi, saat ia masih bekerja di sebuah bengkel modifikasi di Yogyakarta, sekitar tahun 2000.

Baca Juga:
Motor Kustom Listrik Ikut Ajang Kustomfest 2022, Begini Bentuknya!

Saat itu, dirinya merubah sebuah mobil sedan jenis Mitsubishi Evo 4 diubah menjadi mobil Eropa dan mobil karyanya menjadi salah satu pemenang.

Setelah tiga tahun bekerja, Suharyanto memutuskan pindah ke beberapa bengkel di Yogyakarta, sampai akhirnya pindah ke Jawa Barat.

Baca Juga:
Kustomfest 2022 Hadirkan Karya-karya Estetik, Pengunjung Antusias Langsung Foto-Foto

Dengan kelihaiannya membuat mobil custom, ia akhirnya memberanikan diri membuka bengkel sendiri di tanah kelahirannya yang diberi nama  "High Class Auto Custom".

Dirinya membuat blue print dari komputer jinjing  yang dipelajari secara otodidak tanpa sekolah resmi.

Detail mobil diukur sampai bagian terkecilnya agar tidak berbeda. Lalu dibuat gambar perbagian mobil, agar memudahkan dalam pembuatan.

Meski pandemi melanda, di bengkelnya sudah ada 4 mobil yang masih dalam proses pembuatan seperti replika Mercedes Benz Gullwing, Lamborghini LFX hingga Honda NSX.

Sementara, satu mobil mirip supercar Lamborghini yang sempat viral beberapa bulan lalu sudah selesai dikerjakan.

Mobil berkelir kuning itu mundur dari waktu yang direncanakan 10 bulan, menjadi setahun lebih.

"Untuk yang kuning ini (mobil mirip Lamborghini) sudah selesai sempat mundur setahun pengerjaan dari 10 bulan yang direncanakan karena ada penyesuaian, dan beberapa detail yang harus diselesaikan. Rencananya dalam beberapa hari ini akan diserahkan ke pemiliknya," kata Suhar ditemui di bengkelnya, Sabtu (6/3/2021).

Mobil berbasis Mitsubishi Galant tahun 2000 milik warga Sleman ini sudah tak ketara wujud aslinya, sudah berubah mirip supercar asal Italia.

Sempat diujicoba di jalanan, tak menunjukkan gejala yang mengurangi kenyamanan pemakai.

Hanya saja beberapa detail interior mobil belum terpasang karena masih dilakukan uji coba, sebelum diserahkan. Suharyanto turun sendiri untuk melihat hasil karyanya diuji coba berjalan.

Pria itu mengaku hanya membuat body dan interior mobil. Untuk velg dan variasi lainnya diserahkan kepada pemiliknya.

Untuk Mitsubishi Galant yang tengah dikerjakan, sang pemilik menambahkan air suspension. Mesin yang awalnya berada di depan, diubah ke belakang mirip aslinya. 

"Mobil yang saya kerjakan di Gunungkidul sudah 6, dan ini masih ada beberapa yang masih dikerjakan," kata Suhar.

"Untuk mobil supercar yang sulit hanya memindahkan mesin depan ke belakang," kata dia lagi.

Suhar memiliki pelanggan dari pelbagai daerah seperti Jakarta, Kalimantan, dan sekitar Yogyakarta.

Selain mengerjakan mobil replika, dirinya juga mengerjakan aksesoris mobil seperti bumper, hingga pengerjaan ringan lainnya. Sebagian besar pelanggan sudah mengetahui hasil karyanya di beberapa event pameran otomotif. Untuk pembuatan supercar, Suhar mematok minimal Rp 350 juta di luar aksesoris tambahan.

"Untuk mengubah jadi supercar ya sebaiknya menggunakan mobil 6 silinder agar suaranya mirip aslinya. Selain itu mesinnya juga kencang," ucap dia.

Kompas.com sempat ikut menjajal supercar buatan Gunungkidul di kursi penumpang. Duduknya mesti selonjor dan cukup lega. Suara deru mesin cukup kuat di dalam kabin, karena tepat di belakang kepala mesin diletakkkan. (Kompas.com)