Industri Pariwisata Kehilangan Pendapatan 1,3 Triliun Dolar AS, 2020 Menjadi `Tahun Terburuk` dalam Sejarah

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 09/Mar/2021 14:28 WIB
Pesawat melintas di atas pantai penuh turis. Pesawat melintas di atas pantai penuh turis.

MADRID (BeritaTrans.com) - Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) menyatakan 2020 sebagai tahun terburuk dalam sejarah turisme, dengan industri tersebut kehilangan pendapatan sebanyak US$1,3 triliun.

Dalam laporan tentang pembatasan perjalanan, yang baru dirilis, lembaga PBB yang berbasis di Madrid itu mengatakan satu dari tiga destinasi wisata dunia kini sepenuhnya ditutup untuk wisatawan internasional.

Baca Juga:
Mantap, Okupansi Hotel Saat Libur Imlek dan Isra Miraj Tembus 80 Persen

Penutupan paling banyak terjadi di Asia, Pasifik, dan Eropa.

Laporan tersebut memuat telaah komprehensif terhadap peraturan di 217 destinasi wisata di seluruh dunia.

Baca Juga:
Angkasa Pura Hotel Kembangkan Bisnis Wisata Edukasi Kedirgantaraan

Disimpulkan bahwa masalah epidemiologi yang serius dan tak kunjung mereda - misalnya kemunculan varian baru Covid-19 - membuat banyak pemerintah lebih berhati-hati.

Menurut UNWTO, pada awal Februari, 32% destinasi wisata di seluruh dunia (total 69 tempat) tutup sepenuhnya bagi wisatawan internasional.

Baca Juga:
Desember 2021, Metland Buka Hotel Bintang Empat Dekat Bandara Kertajati

Peran rekomendasi pemerintah

Dari ini, sekitar lebih dari setengah (38 tempat) telah tutup selama paling sedikit 40 minggu. Sementara itu, 34% destinasi wisata di seluruh dunia kini dibuka sebagian bagi wisatawan mancanegara.

Sekjen UNWTO, Zurab Polilikashvili, mengatakan bahwa pembatasan perjalanan telah diberlakukan secara luas untuk menghambat penyebaran virus tapi sekarang, saat kita berusaha memulai kembali pariwisata, pembatasan hanyalah satu bagian dari solusi.

"Penggunaannya harus berdasarkan data dan analisis terbaru serta terus-menerus ditinjau sehingga memungkinkan dimulainya kembali sektor yang menjadi tumpuan jutaan bisnis dan lapangan kerja, secara aman dan bertanggung jawab," ujarnya dalam pernyataan pers.

Kajian UNWTO menemukan tren pendekatan yang lebih bernuansa serta berdasarkan data dan risiko dalam menerapkan pembatasan perjalanan. Saat ini 32% tujuan wisata di seluruh dunia mensyaratkan wisatawan internasional untuk menunjukkan hasil negatif tes PCR atau antigen saat kedatangan dan memberikan detail kontak untuk keperluan penelusuran.

Bagaimanapun, menurut UNWTO, pasar-pasar terbesar turisme masih berhati-hati.

Analisis menemukan bahwa sepuluh besar pasar sumber pariwisata di dunia saat ini membatasi perjalanan ke luar negeri.

Padahal, mereka menghasilkan 44% dari semua kedatangan internasional pada 2018.

UNWTO mencatat bahwa rekomendasi yang dikeluarkan pemerintah akan berperan penting dalam memulai kembali dan memulihkan pariwisata selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan mendatang.

Sumber: bbc.com.