Vietnam Terus Tambah Instalasi Militer di Sebagian Pulau di Spratly

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 12/Mar/2021 00:03 WIB
Foto dari udara, kawasan Cay Barat Daya, yang dikenal sebagai Pulau Pugad, yang diklaim Vietnam, bagian dari Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan yang disengketakan, 21 April 2017. (REUTERS / Francis Malasig) Foto dari udara, kawasan Cay Barat Daya, yang dikenal sebagai Pulau Pugad, yang diklaim Vietnam, bagian dari Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan yang disengketakan, 21 April 2017. (REUTERS / Francis Malasig)

Jakarta (BeritaTrans.com) - Vietnam telah menempatkan perangkat keras militer selama dua tahun ini di pulau-pulau kecil yang dikontrolnya, yang menurut para pakar mengenai kawasan tersebut dimaksudkan untuk mencegah serangan apapun dari China, negara yang dominan dalam sengketa di wilayah perairan itu.

Pemerintah di Hanoi, satu dari enam pengklaim seluruh atau sebagian wilayah Laut China Selatan yang kaya sumber daya, telah mendirikan bunker, pertahanan pantai dan komunikasi, sebut laporan Prakarsa Transparansi Maritim Asia di bawah lembaga kajian yang berpusat di Washington DC, Center for Strategic and International Studies.

Direktur Prakarsa tersebut, Gregory Poling, mengatakan, Vietnam ingin memastikan bahwa negara itu memiliki kemampuan menyerang balik, jadi memastikan bahwa negara itu memiliki setidaknya beberapa platform misil di pulau-pulau yang dapat menjangkau pangkalan-pangkalan China.

Brunei, China, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam mengklaim seluruh atau beberapa bagian laut yang membentang dari Hong Kong hingga Kalimantan itu. Perairan seluas 3,5 juta kilometer persegi itu berharga karena kaya sumber daya laut, menjadi jalur pelayaran penting dan kaya cadangan bahan bakar fosil bawah laut. Masing-masing pengklaim memiliki alasan kepemilikan di kepulauan Spratly di mana instalasi-instalasi militer Vietnam dibangun.

China mengklaim 90 persen wilayah laut itu berdasarkan catatan sejarah penggunaannya. Pemerintah Beijing, didukung oleh angkatan bersenjata terkuat ketiga di dunia, memimpin dalam sengketa wilayah ini sekitar satu dekade silam dengan membuat pulau-pulau kecil dan menempatkan peralatan militer di beberapa di antaranya. Latihan angkatan laut China dan pelayaran kapal-kapalnya melewati wilayah yang diklaim negara lain telah mendorong AS untuk mengirimkan kapal-kapal perangnya. 

(sumber:voaindonesia.com)