Disandera Abu Sayyaf, 3 Pelaut Indonesia Dibebaskan Kepolisian Filipina

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 19/Mar/2021 19:15 WIB
Polisi Filipina mengawal seorang WNI ketika mereka meninggalkan rumah sakit di kota Jolo, Provinsi Sulu, Mindanao, 17 Agustus 2016, setelah dia melarikan diri dari penculiknya, kelompok ekstremis Abu Sayyaf. (Foto: AFP) Polisi Filipina mengawal seorang WNI ketika mereka meninggalkan rumah sakit di kota Jolo, Provinsi Sulu, Mindanao, 17 Agustus 2016, setelah dia melarikan diri dari penculiknya, kelompok ekstremis Abu Sayyaf. (Foto: AFP)

MANILA (BeritaTrans.com) - Pihak kepolisian Filipina berhasil menyelamatkan tiga sandera berkewarganegaraan Indonesia yang diculik oleh kelompok militan Abu Sayyaf. Militer Filipina, Jumat (19/3), mengatakan aparat juga berhasil menangkap salah satu penculik tersebut ketika speedboat militan dihantam ombak besar dan terbalik saat melarikan diri dari operasi pemerintah.

Komandan militer regional Letjen Corleto Vinluan, seperti dikutip oleh Associated Press, Jumat (19/3), mengatakan pihak berwenang sedang mencari WNI korban penculikan keempat yang berada di dalam speedboat ketika kapal itu terbalik di Pulau Pasigan pada Kamis (18/3) malam di Tawi Tawi, provinsi yang terletak di ujung Selatan Filipina..

Baca Juga:
BP3IP Jakarta Luluskan 49 Perwira Transportasi Laut, Melalui Program Diklat Pelaut Tingkat I

Sebuah laporan polisi Filipina mengatakan penduduk desa menemukan pria asal Indonesia di pantai Kota Ubian Selatan di Tawi Tawi dan memanggil polisi. Belum jelas apakah mereka berenang ke pantai.

Pelaut wni tersebut diculik oleh pria bersenjata dari kelompok Abu Sayyaf di Malaysia saat bekerja di kapal ikan Malaysia pada Januari tahun lalu. Delapan pelaut  dibawa melintasi perbatasan laut ke Provinsi Sulu, Filipina Selatan. Tiga orang korban kemudian dibebaskan. Satu lagi ditembak dan dibunuh ketika berusaha melarikan diri ketika para penculik bentrok dengan pasukan.

Baca Juga:
Peduli Masa Depan Pelaut Perikanan, KKP Jalin Kerja Sama dengan Jepang

“Para teroris menghindari operasi militer intensif yang sedang berlangsung di Sulu, jadi mereka berlayar ke Tawi-Tawi dengan membawa para tawanan bersama mereka,” kata seorang komandan militer Tawi Tawi, Brigadir Jenderal Arturo Rojas.

Abu Sayyaf meminta tebusan untuk tawanan WNI tersebut, tetapi mereka berasal dari keluarga nelayan yang miskin. Sementara, kata Letjen Corleto Vinluan kepada jaringan radio DZMM, pemerintah Indonesia tidak memiliki kebijakan untuk menyediakan tebusan.

Salah satu dari mereka yang diselamatkan adalah seorang militan Abu Sayyaf berusia 45 tahun. Para pejabat mengatakan, militan lain di speedboat terpisah masih dinyatakan hilang, meskipun seorang pria yang tampaknya dari kapal itu diselamatkan oleh kapal penumpang yang lewat. Pihak militer sedang memastikan apakah pria tersebut juga anggota kelompok Abu Sayyaf.

Abu Sayyaf adalah kelompok teroris kecil tapi kejam. Kelompok itu telah dimasukkan daftar hitam oleh Filipina dan Amerika Serikat sebagai organisasi teroris karena melakukan pengeboman, penculikan untuk tebusan, dan pemenggalan. Beberapa faksi kelompok itu telah bersekutu dengan ISIS. (VOA).