Tiket Harian Bakal Dihapuskan Pekan Ini, KRL Mania dan YLKI Menolak

  • Oleh : Fahmi

Senin, 22/Mar/2021 12:35 WIB
Suasana Stasiun Bekasi, Jawa Barat. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun yang ditetapkan kebijakan penggunaan tiket. Pada Kamis 25 Maret 2021, Tiket Harian Berjamin (THB) di stasiun ini akan dihapuskan dan pengguna KRL diwajibkan menggunakan Kartu Multi Trip (KMT). Suasana Stasiun Bekasi, Jawa Barat. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun yang ditetapkan kebijakan penggunaan tiket. Pada Kamis 25 Maret 2021, Tiket Harian Berjamin (THB) di stasiun ini akan dihapuskan dan pengguna KRL diwajibkan menggunakan Kartu Multi Trip (KMT).

JAKARTA (BeritaTrans.com) - KAI Commuter (KCI) pada Kamis 25 Maret 2021 pekan ini, akan mentiadakan layanan Tiket Harian Berjamin (THB) di 10 stasiun di Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). 

KCI akan mewajibkan tiket Kartu Multi Trip (KMT) atau Kartu Uang Elektronik. 

Baca Juga:
KA Papandayan Mulai 1 April 2024 Beroperasinal di Stasiun Karawang, Ini Rute dan Harga Tiketnya!

Sepuluh stasiun di Jabodetabek itu yakni Stasiun Bojonggede, Citayam, Depok Baru, Depok, Kranji, Bekasi, Jakarta Kota, Tanang Abang, Angke dan Parung Panjang.  

Menyangkut hal demikian, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) angkat bicara. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, kebijakan itu tidak adil dan memberatkan konsumen. 

Baca Juga:
Hingga Hari Ini 61 Persen Tiket Kereta Api Lebaran Telah Terjual, KA Airlangga Paling Favorit

"Dalam perspektif hak-hak konsumen sebagai pengguna KRL kebijkan ini tidak adil. Karena memberatkan konsumen. Sebab dengan mewajibkan KMT, maka konsumen dengan tiket harian harus mengeluarkan uang minimal Rp30.000 untuk beli KMT. Sementara masih banyak pengguna lepas KRL, yang tidak membutuhkan KMT, karena hanya sekali-kali saja menggunkan KRL," kata Tulus dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/3/2021). 

Baca Juga:
Jadwal LRT Jabodebek Jumat 29 Maret, Promo Tarif Maksimal Berlaku di Hari Libur Ini!

Oleh karena itu, kata Tulus, YLKI dan komunitas KRL Mania menolak kebijakan tersebut dan mengusulkan beberapa poin. Pertama, meminta dengan sangat agar managemen KCI tetap memberlakukan tiket yang berlaku jangka pendek atau tiket harian. 

"Oleh karena itu, harus ada effort dari operator untuk menyediakan uang kembalian sebagai antisipasi pengguna yang menarik sisa dana," tambahnya.  

Kedua, tidak hanya konsumen sebagai pengguna yang harus adaptif. Tapi operator pun mesti solutif dan adaptif. Bukan hanya melihat dari sisi kemudahan operator tapi mengabaikan sisi konsumen sebagai pengguna. Ketiga, di negara-negara yang sistemnya sudah lebih baik pun, tiket eceran tetap ada. 

"Misalnya di Singapura, untuk tiket MRT kita bisa memilih tiket jangka pendek yang berlaku beberapa hari saja. tiket kertas, bisa diisi ulang, dan dana bisa direfund," lanjutnya.  

Keempat, harga kartu KMT Rp30 ribu, harga jaminan THB Rp10 ribu, ini mahal sekali. Dibandingkan dengan harga kartu di Singapura yang hanya beberapa sen saja. Padahal harga asli kartu KMT dan THB tidak semahal itu. 

Hal ini patut diduga KCI sengaja mendapatkan penghasilan dari jualan kartu, padahal core business-nya adalah menjual jasa transportasi. Tidak etis jika menangguk pendapatan dari dengan bisnis kartu. 

Kelima, pada akhirnya, penggunaan ticket Harian tetap harus diberi akses, khususnya bagi pengguna KRL yang bukan pengguna rutin. "Dan harus dipertimbangkan soal daya beli konsumen, yang hanya mampu beli tiket Harian," tutupnya.(fahmi)