Gegara Salah Masuk Tol Minibus Nekat Mundur Ditabrak Truk Kontainer

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 24/Mar/2021 10:32 WIB
Foto:istimewa/detik.com Foto:istimewa/detik.com

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kecelakaan nahas kembali terjadi di Tol Cikampek, Jawa Barat. Sebuah minibus ditabrak truk kontainer. Penyebabnya karena minibus tersebut berniat mundur akibat salah jalan di Ruas Jalan Tol Cikampek.

Kecelakaan terjadi ketika minibus ini melaju dari arah Cirebon menuju Jakarta. Setiba di TKP sopir salah jalan, yang seharusnya mengambil arah ke Bandung namun malah ke arah Jakarta.

Baca Juga:
Rem Diduga Macet, Truk Trailer Terbakar di Tol Cikampek

"Tadi salah jalan, harusnya belok ke arah Bandung saya kelewat. Saya minggir dan udah di bahu jalan, mau lanjut jalan atau mundur saya nyalakan lampu bahaya (lampu hazard). Tiba-tiba truk kontainer dari belakang jeger nabrak," ujar Irin Sahirin Sopir minibus.

Peristiwa kecelakaan ini terjadi Senin (22/3/2021) sekitar pukul 19.15 WIB. Truk yang melaju di lajur satu menabrak bagian belakang minibus itu, sopir kaget dan banting stir yang menyebabkan bagian belakang truk menghantam mobil tersebut. Akibat kecelakaan ini satu orang dinyatakan tewas.

Praktisi keselamatan berkendara yang juga yang juga Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana menilai, pengemudi minibus yang mundur di tol itu kurang waspada dan menganggap remeh dalam berkendara.

"Segala risiko kecelakaan besar kemungkinan terjadi ketika sudah ada di atas jalan. Sehingga penting berpikir keselamatan sebelum mengambil langkah," kata Sony kepada detikcom. Selasa (23/3/2021).

Menurutnya, kalau sudah salah jalan seperti yang dialami minibus yang ditabrak truk tersebut, sebaiknya tidak nekat mundur. Kata Sony, mundur di jalan tol memiliki risiko besar.

"Ketika jalur yang akan dilalui sudah terlewat di tol, pastikan balik arah di tempat yang aman, yaitu di pintu keluar berikutnya. Mundur berisiko tinggi tertabrak, karena arahnya berbeda di jalur yang sama," ucap Sony.

Ditambah, pengemudi minibus tersebut mundur sambil menyalakan lampu bahaya atau lampu hazard. Menurut Sony, penggunaan lampu hazard di sini kurang tepat.

"Lampu hazard tidak mewakili aktivitas berkendara, jadi harus digunakan hanya saat darurat dan berhenti," pungkas Sony.

Kecelakaan terjadi ketika minibus ini melaju dari arah Cirebon menuju Jakarta. Setiba di TKP sopir salah jalan, yang seharusnya mengambil arah ke Bandung namun malah ke arah Jakarta.

"Tadi salah jalan, harusnya belok ke arah Bandung saya kelewat. Saya minggir dan udah di bahu jalan, mau lanjut jalan atau mundur saya nyalakan lampu bahaya (lampu hazard). Tiba-tiba truk kontainer dari belakang jeger nabrak," ujar Irin Sahirin Sopir minibus.

Peristiwa kecelakaan ini terjadi Senin (22/3/2021) sekitar pukul 19.15 WIB. Truk yang melaju di lajur satu menabrak bagian belakang minibus itu, sopir kaget dan banting stir yang menyebabkan bagian belakang truk menghantam mobil tersebut. Akibat kecelakaan ini satu orang dinyatakan tewas.

Praktisi keselamatan berkendara yang juga yang juga Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana menilai, pengemudi minibus yang mundur di tol itu kurang waspada dan menganggap remeh dalam berkendara.

"Segala risiko kecelakaan besar kemungkinan terjadi ketika sudah ada di atas jalan. Sehingga penting berpikir keselamatan sebelum mengambil langkah," kata Sony kepada detikcom. Selasa (23/3/2021).

Menurutnya, kalau sudah salah jalan seperti yang dialami minibus yang ditabrak truk tersebut, sebaiknya tidak nekat mundur. Kata Sony, mundur di jalan tol memiliki risiko besar.

"Ketika jalur yang akan dilalui sudah terlewat di tol, pastikan balik arah di tempat yang aman, yaitu di pintu keluar berikutnya. Mundur berisiko tinggi tertabrak, karena arahnya berbeda di jalur yang sama," ucap Sony.

Ditambah, pengemudi minibus tersebut mundur sambil menyalakan lampu bahaya atau lampu hazard. Menurut Sony, penggunaan lampu hazard di sini kurang tepat.

"Lampu hazard tidak mewakili aktivitas berkendara, jadi harus digunakan hanya saat darurat dan berhenti," pungkas Sony.(amt/sumber:detik.com)